17

4.2K 228 0
                                    

Assalamu'alaikum.

___

Sekarang Gibran, Rangga, Raka, dan Iyon berada di ndalem.

"Berapa yang join Ka?" tanya Gibran.

"Seratus empat puluh enam santri" jawab Raka diangguki Gibran.

"Kalo santriwati berapa?" tanya Iyon.

"Dih, ngapa tanya ma guaa?" tanya balik Raka melirik ke arah Iyon.

"Sama Kak Nadia sonoo" suruh nya membuat Iyon berdecak.

"Nggaa" panggil Iyon.

Rangga menaikkan satu alis nya.

"Ada yang titip salam" sampaikan Iyon.

"Santriwati" sambungnya terkekeh.

"Alaika wa 'alaihas-salaam"
jawab Rangga membuat Iyon dan Raka cengo.

Yang mereka sering dengar biasanya jika ada yang titip salam hanya di jawab dengan wa'alaikumussalam, lalu kenapa ini berbeda?

"Ngomong apa lo Ngga?" tanya Iyon memastikan.

"Ck" decak Rangga.

"Artinya apa?" tanya Raka.

"Bran" Rangga menyenggol Gibran yang duduk di sebelahnya.
Gibran tau, pasti Rangga menyuruh ia yang menjelaskan.

"Ck, pelit banget sama suara" decak Gibran yang membuat Rangga memutar bola mata nya malas.

"Apa Ban?" tanya Raka lagi.

"Saat mendapat titipan salam, masih banyak orang yang menjawab dengan kalimat Wa ‘alaikumussalam wa rahmatullahi wabarakatuh. Memang nggak salah. Tapi kalimat tersebut merupakan jawaban dari kalimat Assalaamu‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,"

"Sedangkan untuk salam yang dititipkan orang lain-,"

"Salam titipan atau kirim salam, punya jawabannya tersendiri."

"Apa aja?" tanya Iyon.

"Kalau yang menyampaikan laki-laki dan menitip salam juga laki-laki, jawaban salamnya adalah 'Alaika wa 'Alaihis salaam,"

"Kalau yang menyampaikan laki-laki dan menitip salam perempuan, jawaban salamnya 'Alaika wa 'Alaihas salaam."

"Kalau yang menyampaikan perempuan dan menitip salam laki-laki, jawaban salamnya 'Alaiki wa 'Alaihas salaam,"

"Kalau yang menyampaikam perempuan dan menitip salam perempuan, jawaban salamnya 'Alaiki wa 'Alaihas salaam"

"Kalau yang titip salam dua orang laki-laki atau perempuan dan yang dititipi seorang laki-laki, maka kita menjawab salam nya dengan 'Alaika wa'alaihimas-salaam,"

"Kalau yang titip salam dua orang laki-laki atau perempuan, dan yang dititipi seorang perempuan, jawaban salamnya 'Alaiki wa'alaihimus-salaam."

"Kalau yang titip salam orang laki-laki banyak, dan yang dititipi seorang laki-laki, jawaban salamnya adalah 'Alaika wa'alaihimus-salaam,"

"Kalau yang titip salam perempuan banyak, dan yang dititip seorang laki-laki, maka jawaban salamnya adalah 'Alaiki wa'alaihinnas-salaam."

Penjelasan dari Gibran diangguki Rangga.

Iyon dan Raka melongo, mengapa banyak sekali? pikir mereka.

"Kok banyak?, emang harus banget beda-beda?"

"Nggak bisa sama semua aja gitu jawabannya?" tanya Iyon bingung yang membuat Gibran terkekeh.

"Iya nih, susah banget nginget nya" ujar Raka menggaruk pelipisnya yang tak gatal.

"Rumus untuk mengingat ini ada tiga tahapan,"

"Siapa yang menyampaikan."

"Jika yang menyampaikan laki-laki, berarti 'Alaika atasmu (laki-laki),"

"Kalau yang menyampaikan perempuan, berarti 'Alaiki atasmu (perempuan)."

"Digabung dengan siapa yang menitip salam,"

"Kalau yang nitip salam laki-laki, berarti 'Alaihi atasnya (laki-laki)."

"Kalau perempuan, berarti 'Alaihas atasnya (perempuan),"

"Kata sambung wa, yang artinya nya adalah dan."

"Kemudian, tambahkan di belakangnya lafal 'salam' yang artinya keselamatan" jelas Gibran.

"Paham?" tanya Gibran diangguki mereka.

Walaupun memang sedikit sulit, tapi mereka akan coba mengingat nya.

Salwa?, ia membantu Ummi dan santriwati untuk menyiapkan makan malam.

___

(17.02)

Gibran sedang berada di taman belakang Ponpes Al-Hidayah bersama para sahabatnya.
Mereka hanya duduk-duduk di kursi itu.
Kursinya panjang, cukup untuk mereka semua.

Taman belakang memang bebas, ada santri dan santriwati.
Tapi mereka tidak diperbolehkan berkhalwat serta dianjurkan menjaga pandangan mereka.

Taman itu lumayan luas jadi bisa di bilang jauh antara duduk mereka dengan santriwati yang juga berada di sana.

Saat mereka asik berbincang tiba-tiba ada 2 orang santriwati yang melewati mereka.

"Hatchim" bersin salah satu santriwati yang berlalu itu sambil menutup mulutnya menggunakan tangan.

"Alhamdulillah" ucap nya.

"Yarhakumullah" sambung Gibran, Rangga, Iyon, dan Raka bersamaan.

Santriwati itu menoleh, ia sedikit terkejut.
Mengapa malah melewati mereka?

"Yahdikumullah, wa yushlihbaalakum" jawab santriwati itu sambil mencubit lengan temannya dan berlalu dari sana.

"Awss, aduh"

"Ngapain cubit aku" ucap teman nya kesal.

"Huaaa aku seneng bangettt" ujarnya jingkrak-jingkrak seperti anak kecil.

Gibran dan Rangga menggelengkan kepala mereka melihat tingkah santriwati itu dari jauh.

Iyon dan Raka?, mereka tetawa.

"Baru dido'ain bersin nya aja udah gitu, gimana nanti di do'ain habis selesai ijab qobul coba" ujar Iyon tertawa.

"Pingsan" jawab Rangga terkekeh.

"Iya-,"

"Itu terjadi kalo salah satu dari kita suami nya"

"Beda cerita kalo bukan diantara kita" sambung Raka tertawa.

"Validd" jawab Iyon.

Gibran hanya terkekeh mendengar penuturan dari sahabat-sahabat nya itu, sangat random!.

___








Kalsel, 27 Juli 2022

Ning Salwa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang