30

3.7K 185 0
                                    

Assalamu'alaikum.

___

Sudah dua malam Gibran tidak pulang ke rumah. Sekarang ia berada di sebuah club, beberapa botol alkohol sudah ia habiskan semenjak datang.


Drt drtt

Gibran merogoh handphonenya dari saku, kemudian menjawab telepon itu.

"Hm, hallo."

"Siapa lo?"

"Hahahaha."

"Sini, seneng-seneng bareng gue."

"Ck, ck."

Tut.

Gibran bersandar pada pada sofa setelah menutup panggilan. Badannya terasa lemas, membuka mata saja rasanya sangat berat.

"Astagfirullah, Baban!" Iyon segera menghampiri.

Yang menelpon adalah Iyon, ia ingin menyampaikan pada Gibran jika besok tak bisa melatih silat di Pondok Pesantren. Saat mengetahui jika Gibran mabuk, Iyon lantas mengabari Raka dan Rangga untuk menjemput sahabat mereka itu.

"Ban, Baban!" Iyon menepuk pipi Gibran, berusaha membuatnya sadar.

"Ngapain ke tempat gini lagi, sih," Raka terus mencoba menahan nafsunya.

Di sana sangat banyak perempuan!

"Kita bawa ke mobil," kata Iyon melihat mata Gibran yang sayu.

Mereka memang pergi menggunakan mobil Rangga. Agar saat membawa Gibran lebih mudah daripada memakai sepeda motor.

"Nunduk!" perintah Rangga menekan tengkuk Raka, ia melihat Raka sedari tadi mencoba mencuri pandang kepada perempuan yang ada di sana.

Rangga dan Iyon mulai memapah Gibran menuju mobil, sedangkan Raka membawa beberapa barang Gibran, ia mengekor dari belakang.

Setelah sampai di mobil, mereka langsung menempuh perjalanan, dengan Rangga yang menyetir dan Raka duduk di sebelahnya.

"Gue mau nikah sama lo."

"Jangan tinggalin gue lagi, Sin."

"Gara-gara lo masuk ke dalam hidup gue, gue sama Sindy jadi nggak bisa nikah!"

"Harus nya gue nggak nerima perjodohan itu."

"

Gara-gara lo juga, gue disalahin sama sahabat-sahabat gue."

"Gila, gue gila hahahaha."

Gibran terus meracau dengan mata tertutup membuat Iyon bergidik.

"Lo emang gila," ketus Raka melirik sekilas melalui kaca.

"Harus nya bersyukur nikah sama Salwa, eh malah mau sama si Sisin itu." Iyon menggelengkan kepalanya.

"Mau kita bawa kemana?" tanya Raka.

Ning Salwa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang