02. Demam

6.1K 359 0
                                    

Halo Cema!

Apa kabar? Semoga baik, ya?

*****

0

2. Demam

Raka, Iyon, Rangga, dan Gibran sedang berada di tempat biasa mereka nongkrong.
Yaitu, di warneng/ warung Bude Eneng.

"Lo udah liat muka istri lo kan, Ban? Gimana? Cantik nggak?" tanya Raka penasaran.

"Pasti cantik lah Ka, suara nya aja lembut gitu, apalagi muka nya," celetuk Iyon.

"Nggak tahu," jawab Gibran acuh.

"Hah?!" cengo Iyon dan Raka.

"Serius? Lo kan satu kamar tuh," ucap Raka. "Masa dia nggak buka cadar sih."

"Pisah," jawab Gibran enteng.

"Eh, yang bener aja lo!"

"Masa baru nikah udah mau pisah?" ucap Iyon tak terima.

"Pisah kamar," ralat Rangga membenarkan dan diangguki Gibran.

"Oh gitu, bilang dong yang jelas," ujar Iyon mengangguk.

"Ck," decak Gibran memutar bola mata malas.

"Emang kenapa harus pisah kamar? Kan udah sah?" tanya Raka heran.

"Nggak suka," jawab Gibran.

"Awas ke makan omongan sendiri," ujar Iyon tertawa.

"Bener tuh, Allah maha membolak-balikan hati manusia," sambung Raka ikut tertawa.

Rangga hanya mengulas senyum tipisnya.

"Eh, geng Dragon musuh nya Bruiser ngajak tawuran lagi," ucap Iyon menghentikan tawa nya. "Lo ikut nggak Ban?"

"Kapan?" tanya Gibran.

"Kayak biasa, dini hari," jawab Iyon diangguki Gibran.

"Ikut," jawab Gibran.

"Istri lo?" tanya Rangga.

"Bomat," ucap Gibran tanpa dosa.

Rangga hanya menggelengkan kepalanya.

"Lo ninggalin dia di rumah sendiri? Nggak takut di ambil orang?" tanya Raka keheranan.

"Nggak, kalo lo mau ambil aja," jawab Gibran enteng.

"Serius?" tanya Raka memastikan.

"Hm," dehem Gibran singkat.

"Pernikahan bukan mainan," tutur Rangga menatap tak suka ke arah Gibran, namun Gibran tak menanggapinya.

"Iya nih si Gibran, kasihan istri lo," ucap Iyon membenarkan.

"Ck, berisik," decak Gibran. "Istri gue kan? Terserah gue," ia berlalu meninggalkan teman-temannya karena terlalu kesal, sejak tadi yang dibahas hanya Salwa yang tak penting menurutnya.

Ning Salwa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang