27

3K 171 5
                                    

Assalamu'alaikum.

___

Gibran baru saja sampai di rumah nya dan tentu saja disambut baik oleh Salwa.

Namun, sejak tadi Gibran selalu memainkan handphone nya.
Jika biasa nya laptop berbeda dengan sekarang.

"Mas?, liatin apa di hp?" tanya Salwa melirik sekilas tapi segera Gibran matikan layar nya.

"Gapapa" jawab Gibran.

Salwa mengangguk walaupun ia tak percaya.

"Mas nggak mau makan malam dulu?" tanya Salwa.

"Nggak, udah makan di luar" jawab Gibran tanpa mengalihkan pandangan dari handphone.

Salwa melihat Gibran senyum-senyum sendiri sambik mengetik pesan kepada seseorang.

Aneh?, tentu.
Setau Salwa, Gibran akan serius dalam pekerjaan dan tidak sembarang orang bisa membuat nya senyum hanya lewat pesan.
Bahkan sahabat nya saja sangat jarang.

"Lagi chattingan sama siapa Mas?" tanya Salwa penasaran.

"Nggak usah kepo" ketus Gibran melirik sekilas.

Salwa hanya bisa menghembuskan nafas pelan.

___

(09.02)

Ding dong

Salwa membuka kan pintu itu, siapa? batin nya.

"Eumm, Mas Gibran nya ada?" tanya Sindy.

Yang datang adalah Sindy Aurelia Natasya.

Mas?

"Kamu siapa ya?" tanya Salwa sopan.

"Ah, iya"

"Kenalin aku Sindy, sekretaris Mas Gibran" ia mengulurkan tangan nya.

"Eh, Pak maksudnya" jelas Sindy tersenyum.

Salwa menerima uluran tangan itu, "Salwa."

"Siapa?" tanya Gibran baru saja keluar.

"Masuk" suruh Gibran saat melihat tamu mereka adalah Sindy.

Salwa bingung mengapa ia ditinggal sendiri, sedangkan Sindy dan Gibran sudah masuk ke dalam.

Mengapa Gibran menyuruh Sindy masuk?, dulu saat Chika datang ke rumah, Gibran hanya mengambil berkas nya lalu menyuruh Chika pulang.
Ah, mungkin pekerjaan penting pikirnya.

Salwa masuk menyusul mereka, saat Salwa sampai di ruang tamu, ia melihat Gibran dan Sindy yang duduk bersebelahan sambil tertawa bersama.
Seperti nya bukan pekerjaan, namun sedang menonton film.

Ding dong

Saat ingin menghampiri untuk duduk, Salwa harus membukakan pintu kembali.

"Assalamu'alaikum" salam mereka.

"Wa'alaikumussalam" jawab Salwa tersenyum di balik cadar nya.

"Gibran nya ada?" tanya Raka.

Salwa terdiam beberapa saat sampai akhirnya ia mengangguk.

Iyon, Raka, dan Rangga masuk mengikuti langkah Salwa.
Mereka terkejut? jelas.
Ada apa dengan Gibran?

"Oi Ban" panggil Iyon menepuk bahu Gibran.

Ning Salwa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang