Ning Salwa!

22

Assalamu'alaikum.

___

Tidak terasa, pernikahan mereka sudah menginjak 4 bulan lama nya.

Kemarin Gibran dan Salwa kerumah sakit untuk memeriksa rahim Salwa.
Dan ternyata rahim Salwa tak subur, karena itu lah ia susah untuk memiliki keturunan.
Sejak tau akan hal itu, Salwa menjadi lebih sering melamun.

"Sayang" panggil Gibran.

Tak ada jawaban, Gibran menghembuskan nafasnya pelan.

"Ra" panggil Gibran lagi.

"Hah iya?" Apa Mas?" tanya nya tersadar.

"Jangan terlalu dipikirin" ucap Gibran diangguki Salwa.

Mereka berdua keluar dari kamar menuju pintu luar.

"Aku berangkat kerja dulu" pamit Gibran.

"Iya Mas, hati-hati" ucap Salwa menyalami tangan Gibran.

Gibran mengangguk, "Assalamu'alaikum" salamnya berlalu memasuki mobil.

"Wa'alaikumussalam".

___

tok tok tok

"Masuk" ucap Gibran.

Orang itu memasuki ruangan Gibran dengan perlahan.

"Pak, saya sekretaris baru di sini" ucap Orang itu.

Chika sudah menikah 2 Minggu lalu, ia juga mengundang Gibran dan Salwa serta meminta maaf pada mereka.
Ia sudah berhenti dari pekerjaan nya, karena harus ikut Suami nya ke California.

Gibran masih fokus dengan laptopnya.

"Siapa nama mu?" tanya Gibran tanpa menatap lawan bicara.

Gibran tidak mengetahui siapa sekretaris baru nya karena itu sudah di urus dengan orang kepercayaannya.

"Sindy Aurelia Natasya" jawab nya.

Deg

Perlahan Gibran mendongak, betapa terkejutnya ia saat tau orang itu adalah sahabatnya.

"Gib-ran?" ucap Sindy terbata.

Mengapa Sindy datang lagi?

"Siapa?" tanya Gibran memastikan.

"Aku Sindy.." lirihnya pelan.

Gibran mengalihkan pandangannya, ternyata benar dugaannya.

"Kamu CEO?" tanya Sindy pelan diberi anggukan oleh Gibran.

"Aku kangen banget sama kamu Bran.." lirihnya menunduk.

Gibran tidak membalas ucapan Sindy, ia mengalihkan pandangannya.
Jujur, ia juga sangat merindukan sahabatnya itu.
Mungkin lebih tepat, cinta pertama nya.

"Kenapa balik lagi?" tanya Gibran tanpa menatap Sindy.

"Aku ke Indonesia buat nepatin omongan aku Bran"