Asslamu'alaikum.
___
3R sudah berpamitan pulang.
Sekarang hanya tertinggal mereka berdua."Ayo ke taman Mas" ajak Salwa.
"Taman mana?" tanya Gibran.
"Yang di deket kantor kamu" jawab Salwa diangguki Gibran.
Sekarang mereka duduk di kursi taman yang dimaksud Salwa.
"Mas, mereka cantik-cantik ya" Salwa menunjuk ke arah beberapa perempuan yang sedang piknik di taman itu.
"Zaman sekarang, perempuan cantik lebih dihargai dan dibanggakan" sambung Salwa terkekeh.
Gibran melihat sekilas ke arah tunjukan Salwa tadi.
"Ra" panggil Gibran.
"Apa Mas?" tanya Salwa menatap Suami nya.
"Dunia mungkin milik si cantik, tapi surga milik si baik"
"Dalam artian-"
"Baik hatinya, keimananya, tutur bicaranya, menjauhi berbagai macam zina, dan melakukan banyak hal positif lainnya."
"Inti dari itu semua-"
"Yaitu, melaksanakan perintah serta menjauhi larangan pencipta nya."
"Allah nggak pernah ngeliat fisik kita buat masuk ke Jannahnya Ra" jelas Gibran.
"Tapi aku masih sering insecure ngeliat mereka Mas" ucap jujur Salwa.
"Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya" jawab Gibran.
"Tau itu terdapat dalam surah apa sayang?" tanya Gibran.
"At-tin ayat empat " jawab Salwa.
"Terus, apa yang kamu ragukan dari Al-Qur'an?" tanya Gibran membuat Salwa terdiam.
"Berhenti inscure Ra, semua manusia itu sama di mata Allah, yang membedakan cuman hatinya" sambung Gibran.
"Iya Mas," jawab Salwa tersenyum.
"Kamu itu baik" ujar Gibran tersenyum.
"Masa iya?" tanya Salwa.
"Aku suami kamu Ra, aku tau tentang kamu"
"Kamu itu anugerah terindah dari Tuhan,"
"Allah ngasih tugas ke aku buat jaga bidadari kayak kamu"
"Kurang beruntung apa aku kalo sampai cari yang baru?" ujar Gibran.
"Aku cantik nggak sih?" tanya Salwa.
Karena hanya kata cantik yang ingin ia dengar dari Suami nya itu sekarang.
"Yang cantik belum tentu baik, tapi yang baik sudah pasti cantik" sambungnya terkekeh.
Salwa tersenyum sumringah.
"Kamu itu baik"
Gibran mengatakan jika ia baik bukan? dari situ ia bisa menyimpulkan jika ia cantik.
"Mas, lucu ya anak-anak itu" ucap Salwa memandang beberapa bocah lelaki yang sedang main kejar-kejaran.
"Iya" jawab Gibran.
"Mas kalo punya anak mau dikasih nama apa?" tanya Salwa.
Pertanyaan itu tiba-tiba timbul dibenaknya."Daniyal Fattah Al Ghifari" jawab Gibran.
"Artinya?" tanya Salwa.
"Daniyal, salah seorang nama Nabi Islam artinya pintar dan cerdas"
"Fattah, pembuka"
"Al Ghifari maha pengampun"
"Jika digabung artinya adalah anak laki-laki soleh yang pintar dan memiliki sifat pemaaf"
"Ditambah kata Muhammad di depan dan Praditya di belakang"
"Kalo cewek belum kepikiran" sambung Gibran diangguki Salwa.
"Nanti aku bakal panggil dia Atta" tutur Salwa.
"Boleh" jawab Gibran.
"Kenapa tiba-tiba nanya gitu?" sambungnya bertanya.
"Pengen aja" jawabnya enteng kembali melihat anak-anak itu bermain.
"Mau es krim vanila" pinta Salwa menunjuk ke arah penjual es krim.
"Aku aja yang beliin, kamu tunggu sini" ujar Gibran.
"Okee" 👌.
Selang beberapa menit Gibran kembali duduk di sebelah Salwa.
"Nih" Gibran menyerahkan es krim wadah kepada Istri nya.
"Kok yang wadah? Aku mau nya yang tangkai" ucap Salwa.
"Sama aja Ra" jawab Gibran.
"Iya-iya" pasrah Salwa.
Salwa mulai membuka tutup atas es krim itu.
Ia memegang sendok di sebelah kanan dan memegang wadah es krim di sebelah kiri.Gibran terkekeh melihat Salwa mengerjapkan mata nya menatap tangan kanan dan kiri nya bergantian.
"Aku bantu" ucap Gibran mengambil alih wadah es krim dan sendoknya dari tangan Salwa.
Ia mulai menyendokkan es krim itu dengan Salwa yang membuka sedikit cadar nya.
"Makan kok belepotan" ujar Gibran menaruh sendok nya ke wadah es krim dan tangan kanan nya menghilangkan noda di bibir Salwa.
"Biarin" jawab Salwa setelah Gibran selesai membersihkan es krim di bibirnya.
Gibran hanya terkekeh mendengarnya.
"Manis" tutur Salwa.
"Kayak yang nyuapin" jawab Gibran tertawa.
"Pd" ujar Salwa.
"Kakak nya ganteng ih, manis banget kalo ketawa gitu" tutur salah satu remaja yang duduk di kursi tak jauh dari mereka.
"Bener, bikin candu liat muka nya" jawab teman sebelahnya.
"Sayang jangan ketawa" pinta Salwa mencubit paha Suami nya.
"Aws, aduh"
"Kenapa dicubit Ra" ucap Gibran meringis.
"Itu tuh" kesal Salwa mengarahkan dagu nya ke arah dua orang gadis yang sedari tadi menatap Suami nya.
Gibran melirik sekilas yang ditujuk Salwa lalu tertawa kembali.
"Kamu cemburu sayang?" tanya Gibran terkekeh.
"Aku bilang jangan ketawa" ucap Salwa lagi.
"Mereka liatin kamu terus" sambung Salwa kesal.
"Kan dia yang liatin aku, bukan aku yang liatin dia Ra" jawab Gibran.
"Tapi aku nggak suka" ketus Salwa.
"Resiko punya Suami ganteng emang gitu Ra" jawab Gibran pd.
"Banyak disukai perempuan" sambungnya terkekeh.
"Seneng banget kayaknya disukai banyak perempuan ya Mas?" tanya Salwa.
"Bukan gitu Ra"
"Emang udah konsekuensi orang ganteng ya gini" sambung nya santai.
"Menurut aku Mas nggak ganteng" jawab Salwa.
"Ganteng banget kan?" tanya Gibran mengedipkan sebelah mata nya.
"Terserah Mas aja lah" kesal Salwa membuat Gibran terkekeh.
"Tenang sayang, mereka cuman bisa mengagumi, nggak bakal bisa memiliki"
"Kan pemiliknya ada di sini" sambung Gibran terkekeh sambil menepuk pelan kepala Salwa.
Bagaimana Salwa bisa marah jika begini?
___
Kalsel, 28 Juli 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Ning Salwa!
General FictionLengkap, belum revisi. "Tapi aku masih sering insecure kalau lihat mereka," lirih Salwa. "Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." "Tahu itu terdapat dalam surah apa, Sayang?" tanya Gibran. "At Tin, ayat empat," jawa...