Lengkap, belum revisi.
"Tapi aku masih sering insecure kalau lihat mereka," lirih Salwa.
"Sungguh kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."
"Tahu itu terdapat dalam surah apa, Sayang?" tanya Gibran.
"At Tin, ayat empat," jawa...
"Mas, keluar ayoo" ajak Salwa, hari ini adalah malam Minggu.
"Di rumah aja" tolak Gibran memainkan hp nya.
"Mau jalan-jalan ke pasar malam" rengek Salwa.
"Minggu depan" jawab Gibran tanpa melihat ke arah Salwa.
"Tapi kan mau sekarang" lirihnya.
Tak mendapat jawaban dari Gibran, Salwa mulai membaringkan tubuhnya membelakangi suami nya itu.
Tanpa ia sadari Gibran sudah beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi.
"Ayo" ajak Gibran, mendengar suara suami nya ia lantas melirik ke arah suara.
"Apa?" tanya nya.
"Jadi nggak?" tanya balik Gibran.
"Kata kamu di rumah aja" ucap nya.
"Sekarang udah berubah jadi jalan aja" ujar Gibran.
"Beneran?" tanya Salwa memastikan diberi anggukan oleh Gibran.
"Salwa ganti baju dulu" ucap nya.
"Mas tunggu di luar" jawab Gibran berlalu keluar kamar.
Mereka sudah berada si pasar malam dengan jalan bersebelahan.
"Mas, mau main itu" pinta Salwa menunjuk permainan lempar bola.
Gibran mengikuti langkah Istri nya.
"Ini, 3 bola untuk menjatuhkan semua kaleng yang ada di sana" ucap orang yang menjaga stnd itu memberikan 3 bola kepada Salwa.
Salwa mulai melempar bola itu satu persatu.
Pertama, meleset. Kedua, hanya jatuh tumpukan atas. Ketiga, meleset lagi.
"Iii susaaa, pengen bonekaaa" rengek nya pada Gibran.
"Beli aja," ucap Gibran.
Salwa menggeleng, "Mau nya yang itu" ujar nya menunjuk boneka boba yang ada di sana sambil memanyunkan bibirnya di balik cadar.
Gibran menghela nafas nya dan membayar bola kembali, ia sangat tau kebiasaan Istri nya jika kesal pasti akan memanyunkan bibirnya itu. Kali ini Gibran yang akan melemparnya.
Pertama, selesai. Hebat bukan?, hanya satu kali lemparan bola semua kaleng itu terjatuh, strategi yang bagus!.
Orang-orang yang melihat ketepatan seorang Gibran saja sampai melongo tak percaya.