M.E.Y - Dottore (🔞)

12.1K 437 91
                                    


燃えよ
Fujii Kaze
0:58 ━━❍─────── 3:31
—↻ ⊲ Ⅱ ⊳ ↺ —

Ilmuwan asing itu aneh. Dia terus-menerus bertanya kepadaku tentang hal sepele, minimal yang agak berat dikit lah.

Misalnya 'duluan telur apa ayam?' gitu. Bukannya nanya 'Kamu suka bunga apa?' atau ga 'Makanan favoritmu apa?'

masa ada penelitian yang ngebahas soal begituan anjir.

"[Name]!"

Nah kan, baru juga dighibahin udah muncul orangnya.

Grep!

Ia memelukku erat dari belakang sembari menduselkan wajahnya dipunggungku, sesekali hidungnya mengendus leherku. Aku sudah biasa, walau awalnya risih. Katanya sih 'Ini sapaan di Snezhnaya'

"Udah ketemu yang kau cari? Nah, sekarang keluar dari Sumeru" Ucapku, mengelus rambutnya yang berwarna biru,

"Belum. Tapi aku udah ketemu orang yang aku cari" Ujarnya, tersenyum manis. Aku bisa melihat tatapannya yang seolah menginginkanku, walau ditutup topengnya.

"Ha? siapa?"

"Kamu."

Mulutku ia bekap menggunakan tangannya dengan sebuah kain yang membawa bau menyengat, tubuhku yang lemah itu seketika jatuh tidur.

Itu obat tidur.

Mungkin?

-

Hawa dingin menerpa tubuhnya, kelopak mata yang tertutup itu terbuka sedikit demi sedikit menampilkan manik [E/C] yang ia sembunyikan lewat kain yang diolah sebagai penutup mata.

"Sudah kuduga kau Albino! Cantiknya~"

Gadis itu mengernyit sedikit, menatap Ilmuwan dari organisasi Fatui yang sedikit.. 'Telanjang'.

"Apa apaan kau?"

Sengiran muncul dari wajahnya yang mengesalkan itu, ia melepaskan topeng khasnya, menampilkan manik merah tajam yang indah.

'Tampan juga' Pikir [Name], gini-gini dia masih waras tau.

Dottore mendekat, mulai menciumi leher gadis yang ia culik ini, tangannya tergerak menjelajahi tubuh yang dilapisi kain tipis berwarna putih miliknya,

"Bocah, berhenti menciumiku."

Gerakan fatui itu terhenti, menatap [Name] dengan tatapan yang tak dapat di jelaskan.

"Aku menegang. Tolong, umpat aku sekali lagi"

Orang gila.

"Kau sinting ya?"

Dottore tersenyum penuh nafsu, tubuhnya gemetar, wajahnya penuh dengan rona berwarna merah, nafasnya pun memberat.

Manik [E/C] milik gadis itu menurun kebawah, kearah 'Perkembangbiakan' milik Pria itu. Maniknya melebar kala melihat tonjolan disana.

"..Kau masokis?"

-

erangan panas terdengar, diikuti dengan suara rantai yang tergerak, tak sekian kali pun terdengar teriakan kecil dari Labolatorium gelap itu.

"please, let me cum Mommy.." Suara lirih, ia nampak tersiksa,

"Aku bisa mati dalam keadaan Horny kalau kaya gini Mommyy.. Please.. Aku bakal jadi anak baik"

Sial. Sial. Sial.

Hilang sudah kewarasannya.

[Name] menarik dagu Dottore, air liur bercampur cairannya berada penuh disekitar bagian mulutnya.

"Ga puas habis bikin aku Cum berkali-kali? kan udah kuturutin apa maumu" Bisiknya penuh kasih, membuat Dottore merinding kesenangan.

Gadis itu iseng menggesekkan Vaginanya kearah Penis Dottore yang benar-benar menegang, memberi tanda ingin Cum.

"Angh.. Stop.. nanti bisa kebablasan.." Dottore mengerang, menolak gerakan iseng dari [Name]

"Yakin gamau kumasukin?"

Ilmuwan berambut biru itu terdiam, ia mulai menggerakkan pinggulnya, mencoba memasukkan penisnya kedalam tubuh gadis itu.

"Hayo, nakal"

Plak!

"Ah! Yes.. Ngh.."

Dottore menggerakkan pinggulnya sedikit, menikmati bekas tamparan yang baru [Name] layangkan tadi.

"Jangan Cum ya"

[Name] memasukkan seluruhnya dalam satu hentakan. Walau ia masih seorang perawan, gerakannya melebihi wanita yang sudah berpengalaman.

"Ahh.. Jangangh.. begitu.. Nanghh.. Noo.."

Frustasi. Sungguh. Dari awal ia sudah menahan benihnya untuk tidak keluar, sayangnya gadis yang menidurinya ini benar-benar 'mawar merah berduri'

"Noo.. [Name].. Mnn.. Haa.. Stop.."

Manik merahnya menatap wajah gadis yang berada diatasnya, nampak indah karena wajahnya yang kesenangan meniduri ilmuwan gila dibawahnya.

"Ah! ngh, Ah.. Dottore, beginikah.. Amhgh.. Beginikah dirimu?" Ucapnya, menjilat bibir Dottore yang penuh cairan,

Reflek, Dottore mengeluarkan lidahnya.

[Name] terkekeh, ia menjilati lidah Dottore sesuai request miliknya, walau pinggulnya masih sibuk menyiksa Penis Dottore.

"Ahh! Ngga! Noo.. Ahh! Jangan dikasarii...Ngh! Kakk.. Kakaakk.. jangan siksa aku kakk.. Nghh!!"

Tubuh harbinger itu melengkung, cairan panas menyembur didalam rahim sang gadis secara tiba-tiba. Herannya, cairan itu tidak habis.

"Kamu Cum tanpa persetujuan aku?"

Dottore meneguk ludah, ia mengangguk, ah.. seperti anak anjing.

"Maaf, aku ga tahan.."

Gadis itu mengernyit, ia menghentakkan pinggulnya lagi. Biasanya kalau baru keluar, mereka akan jadi lebih sensitif di Area bawah .

"Aku ga kuat.. Mauu.. berhenti"

[Name] menggeleng, ia tersenyum jahil.

"Siapa bilang boleh berhenti? ini hukumanmu karena keluar ga ngasih tau aku"

Miss me? maaf ga jelas, aku puyengg soalnya. Truss aku jd jarang apdet krna padett

✎: ̗̀➛ᴳᵉⁿˢʰⁱⁿ ⁱᵐᵖᵃᶜᵗ ;ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ! ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang