—Rumah ke rumah
–Hindia“Letih mengembara rumah ke rumah
Kadang ku lupa akanmu Amalia
Siap sedia tiap ku bercerita
Ku beruntung jadi anakmu Bunda.”-
Siapa bilang, jadi anak pertama itu enak?
Kenalin, nama gue Scaramouche, gue anak pertama dari dua bersaudara dikeluarga gue. Gue selalu diharapkan lebih, dipaksa mencapai impian mama gue yang diluar jangkauan gue, tapi, entah kenapa, di tengah-tengah paksaan mama gue, gue ga pernah merasa ada motivasi dari beliau buat gue.
Beliau selalu memaksa komitmen dan ego dia, tapi gue selalu menghargai itu. Terkadang, gue iri sama adik perempuan gue, Raiden Shogun. Dia adik yang paling di sayang mama karena dia berhasil menuhin apa yang mama pengen, tapi ga ada di gue.
Gue cuman pengen, tatapan mata mama pindah ke gue, sesekali ke gue.
Apakah itu berat untuk beliau?
gue.. cuman pengen ngerasain kasih sayang dia.
Entah kenapa,
..
Gue ngerasa beliau ngecampakin gue, karena ga ga pernah sesuai sama yang dia harepin.
-
"Scaramouche!" Suara perempuan cantik, yang berhasil membuat hidupku jadi lebih baik berhasil menghilangkan lamunan. Aku menatapnya, betapa cantik dan indahnya dia, ekspresinya, suaranya, sikapnya, aku mencintai semua itu.
"Iya, [Name]?" tanyaku lembut, senyum miring kugunakan, walau sebenarnya aku mau tersenyum seperti biasa.
"Sini, liat tangannya." Dia tiba-tiba ngambil tanganku, ngecek pergelangan tangan yang emang ada bekas sayatan disana.
Aku hobi selfharm, sebagai ganti tangisan, masa cowo anak pertama nangis? gitu pikirku,
sampai aku ketemu [Name].
Dia ngasih aku kasih sayang ga pernah kudapatkan dari mama, aku sesayang itu sama cewek ini.
Pertama aku ketemu dia tuh, waktu aku nangis di jembatan deket kampus, dia nemuin aku yang habis selfharm, pergelangan tanganku penuh sama darah.
Dia cepet-cepet ngasih perban, pokoknya begitulah. Semenjak itu, aku jatuh cinta sama dia.
Kami ngobrol-ngobrol, terus dia nenangin aku, katanya nangis aja gapapa, akhirnya aku nangis dipundak dia, ngeluarin beratnya hati yang numpuk.
Terus, aku nembak dia, awalnya ga nyangka [Name] terima. Tapi.. kami udah jalan, udah lumayan lama. Sekitar enam bulanan.
"Scara, kalau ada masalah cerita ya, sama aku" katanya lembut, menggandeng tanganku, aku langsung mengaitkan jari-jariku dengan jarinya, berjalan menuju kampus bersamanya
Walau sederhana, aku suka.
Kuharap, ceritaku dan dia ga pernah berakhir
aku sesayang itu sama [Fullname].
-
Tahun-tahun berlalu, aku udah dapet kerjaan yang gajih nya lumayan dan diatas UMR, tapi.. seperti biasa, mama ga seneng. Dia pengen lebih, entah apa yang dia pengen.
Aku mulai mengabaikan ucapannya, memulai hidup baru tanpa kekangannya. Dan ya, aku memutuskan hendak menikahi cewek yang selalu nemenin aku disaat-saat jatuh.
Suara lemparan barang terdengar, itu mama. Dia marah aku minta izin nikah sama [Name]. Dia udah dapetin calon tunangan buat aku.
"Ma.. aku maunya sama [fullname], cuma dia yang ngertiin aku" Ucapku, berusaha meminta izin padanya. Mamaku menggeleng, dia mengusir paksa aku dan [Name] keluar dari rumah.
"Ngertiin atau enggak, kamu sama aja! pembangkang!!" Beliau berteriak, menutup kencang pintu rumah. Aku menghela nafas pelan, rasanya mau marah tapi langsung di tenangin sama [Name].
"Gapapa, nanti kita coba lagi, ya" Katanya, aish.. aku bingung aku pantes atau ga dapetin cewek sebaik ini..
"Iya, maaf ya" kataku, dia mengangguk kemudian mencium pipiku. Dia menggandeng tanganku, aku selalu suka tangannya yang menggenggam erat tanganku.
Hangat.
-
Mataku terbelalak mendengar kabar dari beliau, tanggal pernikahanku sudah ditentukan, bahkan tanpa persetujuanku?
aku bergegas datang kerumah, berniat hendak protes.
"Ma! Aku ga setuju!" Ucapku, sedikit keras namun masih ada kelembutan disana. Beliau menoleh, wajahnya kasar, "Ga peduli! Kamu tetep harus nikah!! kenapa sih sama cewe itu? apa lebihnya?!"
Aku menggenggam tanganku, air mataku menetes.
"Dia ngasih apa yang ga pernah aku dapetin dari mama!! dia ngasih kasih sayang yang ga pernah mama kasih! dia rumahku, ma!! Dia yang ngertiin aku, cuma dia yang nerima aku apa adanya!!"
Beliau terdiam, wajahnya marah, namun melembut. Wajahku kacau, air mata mengalir deras ke pipiku.
Bagaimana pun.
Pernikahan ini akan terus berlanjut.
-
Suara ambulans berbunyi nyaring, Raiden Ei, Ibu kandung dari salah satu pelaku bunuh diri—menatap tubuh yang tak bernyawa di atas kasur ambulans.
Raiden Shogun, adik perempuan dari Scaramouche memeluk ibunya erat, air mata mengalir dari mata mereka.
Penyesalan selalu berada diakhir.
,,,
Hari ini, berita mengejutkan terjadi. Seorang Chef sekaligus pemilik bisnis terkenal bunuh diri bersama dengan kekasihnya, diketahui rencana ini sudah di tentukan dari lama.
Pelaku bunuh diri berinisial R.S, dan [initials Name].
Mayat kedua pelaku ditemukan didalam apartemen, saling berpelukan dan menggenggam tangan satu sama lain, bekas luka sayatan di nadi pun terlihat.
Beberapa barang bukti seperti minuman kaleng, bir, ada disana, namun bahan-bahannya berisi 0% alkohol didalamnya.
Ada surat yang ditinggalkan untuk keluarga, diketahui isi surat itu berisi ucapan maaf, dan seluruh kesah gundah.
Motif bunuh diri ini karena, terjerat oleh paksaan keluarga, pemaksaan pernikahan yang tak diinginkan, dan, penolakan izin pernikahan.
Dua tubuh pelaku dikebumikan secara bersama dalam satu liang lahat sesuai permintaan keluarga sang perempuan. Diketahui, mereka berdua menjadi sepasang kekasih semenjak berada di Universitas.
Anehnya, Keluarga pria nampak tak hadir di acara pemakaman.
-
-,Mama, Scaramouche sayang banget sama mama. Maaf ya, scaramouche sering buat susah. Bahagia selalu ya, sama Shogun. Scara sayang mama.-
KAMU SEDANG MEMBACA
✎: ̗̀➛ᴳᵉⁿˢʰⁱⁿ ⁱᵐᵖᵃᶜᵗ ;ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ! ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳ
FanfictionKisahmu sebagai Main Character di hidup mereka, atau dihidupmu. ᴏɴᴇꜱʜᴏᴛ! x ʀᴇᴀᴅᴇʀ ✓.] 𝓖𝓮𝓷𝓼𝓱𝓲𝓷 𝓘𝓶𝓹𝓪𝓬𝓽 [!] tidak menerima Req Ship (CharaxChara) karena ini khusus (xReader)