N.O.H - Thoma

1.9K 179 28
                                    

— No Other Heart
– Mac DeMarco

"Well, for one,
her heart belongs to another
And no other heart will do
For one,
her heart belongs to another
And no other heart will do"

Diputusin secara baik-baik tuh ga enak. Ga pernah enak. Saat keduanya masih saling mencintai, tapi ada keadaan yang ga memungkinkan keduanya buat melanjutkan hubungan, dan terpaksa putus. Itu nyesek.

Banget.

Move on-nya lama, selalu nyari pelarian dengan tipe cowok kayak 'dia' padahal ga bakal pernah ada.

Sama sekali ga bakal.

Thoma contohnya, dia benar-benar masih sayang banget sama [Name]. Namun, dia ngeliat [Name] yang struggle sama Mental Healthnya dan itu nggak memungkinkan buat dia dan [Name] menjalin hubungan

Thoma takut [Name] makin sakit karena dia, dia gamau nambah luka [Name], dia gamau nambah beban [Name].

Dia masih sayang sama [Name] tapi terpaksa ngelepasin karna gamau [Name] makin terluka karena dia.

"Udah berapa kali, [Name]? kita ga bisa lanjutin ini" Thoma memegang kedua bahu [Name] yang gemetar, gadis itu menggeleng kuat, wajahnya penuh air mata.

"Aku mau balikan! aku egois! aku mau balikan sama kamu, Thoma!!" Ia memegang kedua tangan Thoma, pemuda jakung dengan paras lembut itu menatap pergelangan tangan [Name] yang penuh dengan luka sayatan baru.

Hatinya sakit.

"[Name], ga bisa.. aku gamau nyakitin kamu" Thoma menggeleng lemah, ia menggenggam tangan gadis itu kuat.

"Ini semua demi kebaikan kamu"

Kemudian ia pergi, meninggalkan [Name] sendiri yang terduduk didekat pohon sakura.

Ia tak berani menoleh kebelakang, ingin tau pun tidak. Hatinya sakit, benar-benar sakit. Air mata menetes dari manik hijaunya, kenapa dunia kejam ya?

-

10 Years later (10 tahun kemudian)

Pintu cafè dibuka, membuat suara deringan bel pintu terdengar lucu. Sebuah keluarga kecil masuk melewati pintu tersebut, nampak mesra dan harmonis.

Thoma, yang bekerja sebagai barista dan pelayan cafè disana langsung menyapa. Pelanggan pertama kita dipagi hari ini ternyata sebuah keluarga kecil, ya? pikirnya dengan senyumnya yang menawan.

Kala keluarga tersebut duduk di tempat yang mereka pilih, salah satu dari mereka bangkit menuju kasir. Hendak memesan menu yang sudah mereka sepakati.

Wanita muda yang nampak manis dan lembut itu menatap menu yang terpampang dilayar cafè dibelakang Thoma. Kala hendak memesan menu ia menatap wajah Thoma, Senyum diwajahnya mendadak hilang. Digantikan dengan wajah terkejut dan syok tak terbayangkan.

Thoma pun begitu, wajah ramahnya memudar. Ekspresinya kali ini menatap tak percaya pada wanita pelanggan beranak satu dihadapannya, rasanya ia ingin menangis.

Itu [Name].

Dengan keluarga kecilnya.

Tak ada yang berucap sepatah kata disitu, sama-sama terdiam tak percaya menatap perubahan takdir yang menurun drastis.

Manik hijau thoma bergulir menatap suami dari [Name], pria jakung dengan tubuh kekar ber-tiddies. Bisa dibilang body-nya memang perfect. Surai abu dengan sedikit kehijauan, wajah dingin nan datar namun tatapannya pada anaknya benar-benar hangat.

Maniknya benar-benar unik, dan itu diwariskan ke anaknya. Ciri khasnya ialah, ia selalu menggunakan benda seperti earphone ditelinganya. Namun bentuknya unik.

"Dia tuli"

Thoma terkejut. Ia menatap [Name] yang wajahnya tak lagi se-syok tadi, kali ini wajahnya tegas seperti biasanya.

"Siapa namanya? suami dan anakmu?" Tanya Thoma, memberikan secarik kertas dan pulpen pada [Name].

"Suamiku, namanya Al-haitham. Sedangkan anakku namanya Al-Abqary." Jawab [Name] sembari menuliskan pesanannya kemudian menyerahkannya pada Thoma.

Thoma menerimanya dan segera menyiapkan pesanan tersebut, gerakannya agak kaku karena masih sedikit syok. Namun ia masih berusaha agar tetap profesional.

"Sayang."

Dua belah pihak terkejut, Thoma yang tengah menyiapkan pesanan dan [Name] yang menatap Thoma penuh kerinduan.

"Iya, Hayi?" [Name] menjawab dengan penuh kasih sayang, tatapan mata rindu itu bergulir kearah suaminya. Tatapan mata yang berbeda, lebih cinta dan lebih tulus.

"Masih lama? aku aja yang ganti ya? aku cemburu" Ujarnya blak-blakan. Suaranya agak kaku, wajar sih.. dia kan emang.. tuli.

[Name] terkekeh, ia mengangguk kemudian berjalan menuju tempat duduk anaknya. Ia menyetujui pergantian posisi.

"Kamu tadi.. bicarain apa aja sama Istri saya?" Al-haitham mulai menginterogasi, maniknya memerah.

"Saya nanya siapa nama anda dan anak anda" Ujar Thoma dengan senyum ramahnya sembari memberikan pesanan [Name] tadi pada suaminya.

"Kalian kenal ya?" Tanya Al-haitham, Thoma mengangguk.

"Kami dulu pacaran 3 tahun, terus putus. Bisa dibilang dia mantan saya." Jawab Thoma, Al-haitham yang tengah mengambil nampan langsung terdiam kaku. Pantas saja..

"Tapi, dia milih anda sebagai pendamping hidupnya. Seumur hidup ga sebentar, lho" Ujar Thoma, pria jakung itu mengangguk. Menatap Thoma tajam kemudian meletakkan nampan berisi pesanan [Name] pada meja di cafè.

Bisa dibilang ia kesal. Ia cemburu. Lucu.

[Name] sadar, kemudian memeluk suaminya erat. Wanita itu terkekeh pelan, seperti gemas.

Thoma, hanya bisa memandangi kenangan tersebut. Ia tak bisa membayangkan dirinya berposisi sebagai Al-haitham.

Setidaknya, [Name] bahagia sekarang.

Walau dia akan terus menua sendiri, sampai mati.

Cintanya ga pernah berubah, sampai akhir.

(based on true story)

*Pendapat temen

[23/4 1.02 AM] : *** juga nyoba move on tau sama kamu, kamu harusnya juga nyoba dong, jangan kaya gini... Jangan egois dong hey, udah, mungkin emng ga direstui sama tuhan juga kalo kamu sama dia, walaupun kamu maksa kalo emng gabisa kan susah..

[23/4 1.02 AM] : Nah, ini point nya *** juga bener, lo udh ada banyak masalah kan, apalagi masalah keluarga, *** juga udh ngakuin kalo dia nyakitin kamu, *** malah takut kalo dia kembali sama lu lagi takut nyakitin lagi nnti beban lu juga nambah gara gara ***... *** takut tambah hancurin hidup lo juga, walaupun menurut lo enggak tpi *** mungkin mikirnya kalo dia udh ngelakuin kesalahan tanpa sadar takutnya dia bakal lakuin lagi tanpa sadar

[23/4 1.02 AM] : *** sebenernya dia sayang sama lu, tpi sayangnya dia itu beda ga kaya dulu, soalnya dia masih ngerasa bersalah atas apa yang terjadi sama lu, jadinya dia terpaksa ngelepasin lu karna sayang, dia gamau lu disakitin dia lagi

*My ex (Ex-Boyfriend)

[23/4 12.29 AM] : aku yakin kamu bakal nemu yg lebih baik
[23/4 12.29 AM] : Sprti yg ak liat di mimpi ak
[23/4 12.30 AM] : aku liat kamu bahagia sama orang baru
[23/4 12.30 AM] : Aku harap kamu cpt ktmu sama dia
[23/4 12.33 AM] : Aku gmw nyakitin kamu lagi
[23/4 12.33 AM] : aku ga sanggup liatnya
[23/4 12.34 AM] : Masalah kamu bkn ttntng cinta doang
[23/4 12.34 AM] : Yg ada kalo aku balik, aku bakal bikin luka ke kamu lagi
[23/4 12.34 AM] : Aku gamau

hehe.

✎: ̗̀➛ᴳᵉⁿˢʰⁱⁿ ⁱᵐᵖᵃᶜᵗ ;ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ! ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang