P. - Xiao

2.4K 267 68
                                    

—Pasilyo
–SunKissed Lola

“Palad ay basang-basa
Ang dagitab ay damang-dama
Sa 'king kalamnang punong-puno
'Di maikukumpara
Araw-araw 'kong dala-dala paboritong
Panalangin ko'y ikaw”

-

"Ciao, tunjukin sayapmu cepat!!" Seru anak perempuan berusia tujuh tahun disamping lelaki adeptus, ia terus memaksanya menunjukkan 'sayap' miliknya.

"Aku tak punya sayap, [Name]. Berapa kali kubilang." Kesal Xiao, menatap anak itu geram.

"Tapi kata om Zhongli, Ciao ada sayap!!" Serunya lagi, matanya berkaca-kaca, tanda ingin menangis.

Xiao menghela nafas, ia mengangkat tubuh ringkih tersebut, menepuk punggungnya pelan. Dia sudah seperti Babysister.

Anak ini rewel karena mengantuk, biasanya dia sudah tidur jam segini, dan entah kenapa orang tua anak ini belum datang.

'mungkin sibuk' begitu pikir Xiao, sampai bulan naik kelangit dan bintang menyinari langit yang gelap itu, orang tua [Name] belum datang.

Akhirnya ia memutuskan menjaga anak ini sampai kedua orang tuanya datang.

Manik emasnya menatap kejalan yang dipenuhi gerombolan manusia, bau darah tercium dari hidungnya.

Ia mendekat dengan anak titipan digendongannya, tak ada yang tau Xiao berada disana.

Hingga wajahnya memasang ekspresi terkejut kala melihat dua tubuh tak bernyawa dari orang tua anak yang berada digendongan miliknya.

"Sepertinya dia diserang perampok saat hendak pergi kebukit" Ucap salah satu saksi disana, tengah berbicara dengan orang lain.

Xiao, ia merasa tak enak. Lelaki itu menunduk, kemudian menatap [Name] yang tertidur di gendongannya.

Anak ini memiliki nasib yang sama dengannya.

Maka dari itu, ia memutuskan untuk mengadopsi anak ini.

-

"Kak Xiao, ingin hadiah apa untuk ulang tahun?" Tanya gadis yang berusia 17 tahun dihadapannya, ia memegang spatula ditangan kanannya. Gadis dengan surai [H/C] dan manik [E/C] yang berkilau layaknya perhiasan itu menatapnya dengan binar.

Xiao menghela nafas, anak ini terus memaksanya untuk memilih makanan untuk ia masak. Masalah utamanya, ia tidak bisa makan makanan lain selain Almond tofu, dan itu masalah utama bagi [Name].

Ia tidak bisa memasak Almond tofu.

"Ulang tahunku itu tidak penting, [Name]. Aku sudah terlalu lama hidup hingga bosan dengan kalimat ulang tahun" Ucap Xiao, nadanya yang dingin selalu membuat hati [Name] ciut.

"Cih dasar tua. Cari pacar sana! dingin banget jadi orang!" Geram [Name], memukul adeptus itu dengan spatulanya.

Adeptus lho, dipukul pakai spatula. Agak lain emang.

"..bukannya yang harusnya cari pacar itu kamu, ya?" Tanya Xiao, gadis itu tersenyum miring.

"Gimana mau nyari pacar, tiap aku deket sama cowok aja kamu stalkerin cowoknya berhari-hari bahkan sampai bikin mereka ngejauh dari aku" [Name] menatap Xiao dengan tatapan 'kau mau mati?', jujur Xiao merinding.

Lelaki itu memasang wajah tak enak, ia melipat kedua tangannya didada, keringat dingin muncul dipipinya.

"..kan aku milih cowok yang pantas buat kamu"

"ndasmu rek, bilang aja suka"

"emang"

"HAH"

-

Xiao menatap [Name] kesal, ia tengah menginterogasi gadis itu. Sedangkan yang ditatap tengah mengalihkan pandangan, ia takut.

"sejak kapan kamu punya Vision?" tanyanya. Ia menatap Vision yang ada ditengah-tengah mereka berdua.

"..Barusan" Lirih [Name].

"Dapat pas kapan?"

Tatapan lelaki dengan rambut hijau itu mengerikan, seperti hendak memangsa! Ah, ia ingin menghilang saja rasanya!!

"W-waktu ngelawan hilicurl pas nganter pesanan Xiangling.."

Brak!

Tuhkan! seram!

[Name] menatap takut bekas pukulan Xiao dilantai, berbekas!! Retak!!

"Tatap aku!"

Gadis itu langsung menatap takut-takut pada Xiao, rasanya nyawanya hendak tercabut. Ah tidak, nyawanya tengah melayang diatas kepalanya saat ini.

"Kau tau kan memiliki Vision itu berbahaya?! terutama Cyro!" Serunya, tatapannya khawatir. [Name] meneteskan air matanya, rasanya bersalah namun itu bukan salahnya.

Pelukan diterimanya, maniknya membulat. Xiao memeluknya? tumben?? Ia tak ingin pikir panjang, gadis itu membalas pelukannya.

"..Aku tak ingin kau terluka" Lirih Xiao, gadis itu mengangguk.

"Tidak akan"

Pelukan itu berlangsung lama, Xiao tak ingin melepasnya. Bahkan sampai [Name] izin untuk tiduran dikasur, Sang adeptus masih memeluknya.

"Berhentilah bekerja" Ia berucap lirih, masih memeluk gadis yang tiduran dikasur. [Name] menggeleng kuat, ia menolak.

Xiao bangkit, ia memojokkan [Name] dikasur. Menatap gadis itu tajam, seolah tak terima perintahnya ditolak.

"Kau sedang hamil, [Name]. Aku tak ingin
kau kenapa-kenapa.." Ucapnya, gadis itu menghela nafas.

"Aku tak ingin merepotkanmu, ditambah aku sedang hamil. Pasti akan ada kalanya aku ingin ngidam.."

Xiao menggeleng kuat, lantas ia merebahkan kepalanya pada dada [Name].

"Aku yang membuatmu hamil, aku yang harus bertanggung jawab. Kenapa kau takut akan merepotkanku? itu tugas dan kewajibanku sebagai seorang suami" Ucap Xiao, mengelus pipi gadis itu.

[Name] tersenyum tipis, ia menyentuh tangan Xiao yang berada dipipinya. Suami, ya?

Ia tak menyangka sih sebenarnya.

Berawal dari ia bertemu Xiao dibukit, menjadikannya teman main saat kecil, hingga Xiao mengadopsinya. Awalnya ia hanya akan menganggapnya sebagai seorang kakak, namun perasaannya tumbuh seiringnya waktu.

Begitu juga dengan Xiao.

Aneh rasanya, namun begitulah takdir.

Xiao melamarnya tepat saat ia berumur 20 tahun, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-20.

Sekarang ia tengah mengandung anak hasil pernikahannya dengan Xiao.

"Baiklah, suamiku. Terserah mu saja, tapi jangan menyuruhku untuk berhenti bekerja.. ya?"

Adeptus itu menghela nafas, gadis dihadapannya ini selalu keras kepala. Akhirnya ia tersenyum simpul dan mengangguk, ia mengalah untuk kesekian kalinya.

Ciuman diberikan Xiao ke bibir [Name]. Ia memeluk gadis iru erat, sesekali mengelus perut [Name] yang berisi bayi mereka berdua.

"Aku mencintaimu, [Name]"

"Aku juga, Xiao"

-

✎: ̗̀➛ᴳᵉⁿˢʰⁱⁿ ⁱᵐᵖᵃᶜᵗ ;ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ! ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang