—Lathi
–Weird Genius, Sara Fajira"I was born a fool
Broken all the rules"—
Suara barang jatuh terdengar, lelaki bersurai rambut berwarna hitam membalikkan tubuhnya. Ia mengernyit sejenak, kemudian memperbaiki posisi kacamata miliknya.
Maniknya menatap kearah ruangan tanpa cahaya yang berada tepat dibelakangnya, langkah demi langkah ia raih hingga sampailah ia didepan ruangan tersebut.
Tangannya menjulur kearah saklar lampu, menyalakan lampu yang tadi tak menyala. Atensinya beralih kearah foto figura kecil yang jatuh, kacanya pecah karena terjatuh.
Ia mengambil foto tersebut, menatapnya lamat. Senyum ia tarik, senyum sinis.
"Cuma sampah rupanya." Lelaki itu melempar foto figura yang pecah kedalam bak sampah, mematikan lampu kemudian mengunci ruangan tersebut.
Ia tak menyadari, ada sepasang mata yang memperhatikan gerak-gerik miliknya sedaritadi.
-
Aturan tradisi ialah satu hal yang tak bisa di indahkan, hal tabu yang menjadi keseharian masyarakat, terutama untuk masyarakat pedesaan yang jauh dari kota.
[Name] contohnya, ia adalah gadis dengan rupa cantik dan manis, kulit sawo matang dengan mata khas orang indonesia. Ia sering dipanggil 'Bunga' oleh orang-orang desa karena kecantikannya.
Pantalone, yang mendapatkan penugasan dari Tsaritsa untuk menjalankan misi di Indonesia tertarik dengan gadis Ayu tersebut.
Sayangnya, gadis itu terus menolak cintanya. Karena salah satu aturan didesa tersebut ialah, menolak bala. Alias tidak menerima cinta dari orang luar desa.
"[Name], tak bisakah kau menerima cintaku? diriku tulus terhadapmu." Pantalone meneteskan air matanya, ia memegang tangan gadis yang lembut dan rupawan, walau agak kasar karena ia mengerjakan pekerjaan rumah hari-harinya.
[Name] menggeleng pelan, gadis itu mengembalikan cincin yang diberikan oleh Pantalone.
"Nuwun sewu mas, aturan ndeso ora iso digugat." Ujarnya dengan bahasa daerah, gadis itu berdiri dari tempat ia duduk kemudian berjalan menjauh, mengabaikan Pantalone yang terisak.
Ini pertama kalinya ia ditolak, biasanya para perempuan yang mengejarnya, dan ia yang menolak, namun sekarang keterbalikannya.
Mengapa dirinya tak bisa mendapatkan gadis desa ini?
Apa yang kurang dari dirinya?
Pantalone mencengkram cincin berlian yang dikembalikan oleh [Name], hatinya membusuk, pikirannya berkecamuk, ia berniat jahat. Bibirnya memasang sengiran.
"Kalau kau tak bisa, maka aku akan memaksa dirimu."
-
Hari sudah malam, [Name] berpamitan untuk pulang kerumah pada ibu kepala desa karena hari sudah larut. Wanita itu menganggukkan kepalanya kemudian tersenyum
Ia mengambil bungkusan plastik berwarna putih dengan isian lauk, memberikannya pada gadis cantik tersebut dengan senyum.
"Hati hati, nduk." ujarnya, [Name] mengangguk kemudian berjalan pulang. Hanya dengan cahaya bulan, ia berjalan sendirian. Sesekali ia melihati sawah yang hendak panen.
KAMU SEDANG MEMBACA
✎: ̗̀➛ᴳᵉⁿˢʰⁱⁿ ⁱᵐᵖᵃᶜᵗ ;ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ! ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳ
FanfictionKisahmu sebagai Main Character di hidup mereka, atau dihidupmu. ᴏɴᴇꜱʜᴏᴛ! x ʀᴇᴀᴅᴇʀ ✓.] 𝓖𝓮𝓷𝓼𝓱𝓲𝓷 𝓘𝓶𝓹𝓪𝓬𝓽 [!] tidak menerima Req Ship (CharaxChara) karena ini khusus (xReader)