—Labyrinth
–Miracle Musical“I'm trapped
See how I circle
Imaginary mind
Imaginary lines
Let the maze of my design carry you on”-
Erangan monster menggelegar dari hutan belantara, membuat burung-burung terbang menjauh dari tempat mereka berpijak tadinya.
Diantara itu, seorang anak berusia empat belas tahun berlari dengan wajah panik. Telapak kakinya penuh luka, wajahnya kotor, tubuhnya pun penuh dengan darah kering dan kain-kain yang terbalut ditangan juga kakinya
Manik merahnya menatap kedepan, berharap menemukan jalan keluar dari labirin hutan ini.
Air matanya menetes, padahal beberapa jam yang lalu ia masih berada dipesawat bersama keluarganya.
"Hei, kemarilah!" Suara seorang wanita menginterupsi pikirannya yang kacau, ia berhenti berlari kemudian menoleh kearah semak-semak.
Seorang perempuan dengan surai rambut [H/C] menunduk sembari memberikan kode untuk bergegas kearahnya, tentu anak itu tak pikir panjang dan langsung mendekat.
Grep!
Pelukan erat yang ia dapat, hangat rasanya. Nafasnya terengah-engah bekas tadi berlari, rasanya paru-paru miliknya hampir terlepas dari tubuhnya.
"Sudah.. kau bisa beristirahat.. istirahatlah.."
Suaranya begitu indah, ia menutup matanya yang berat, kemudian masuk kedalam mimpi.
-
Kelopak mata itu terbuka lebar, manik merahnya menatap langit yang bersinar. Ia beranjak dari tidurnya, menatap kekanan dan kekiri.
Kakinya hangat. Maniknya bergulir, menatap selimut yang menutupi tubuhnya.
"Sudah bangun?"
Dottore menoleh, menatap gadis yang menyelamatkannya kemarin. Ia mengangguk kecil.
"Mau minum atau makan dulu? atau mandi?" Tanyanya dengan senyum, Dottore tersipu. Ia mengangguk kecil.
"..Mungkin mandi dulu" Ujarnya bercicit, gadis itu tertegun sejenak kemudian tersenyum kembali.
"Baiklah, kebetulan aku belum mandi"
kaget, Dottore benar-benar kaget. Saat ini seorang gadis berada dihadapannya, berendam bersamanya, dan dalam keadaan bugil!! Bugil!
Wajahnya merona padam, kok bisa begini sih? pikirnya.
"Aku lupa menanyakan namamu.." Gadis bersurai [H/C] dengan manik [E/C] menatapnya berbinar.
"..Il.. D-Dottore. Kau bisa memanggilku Zandik" Ucapnya pelan, menatap kearah lain. Ia tak bisa menatap kedepan karena gumpalan melon tengah menjepitnya.
'Sial! aku bisa mati kalau begini' Batinnya tersiksa
"Baiklah, Zandik. Kupanggil Dodit saja, ya? Aku [Name]. Ngomong-ngomong, kenapa mukamu merah begitu?" Tanya [Name], semakin menjepit Dottore.
Rasanya ia ingin menangis saja, entah sengaja atau tidak gadis didepannya ini, tetap saja bahaya! masalahnya dia sudah menginjak remaja!!
KAMU SEDANG MEMBACA
✎: ̗̀➛ᴳᵉⁿˢʰⁱⁿ ⁱᵐᵖᵃᶜᵗ ;ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ! ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳ
FanfictionKisahmu sebagai Main Character di hidup mereka, atau dihidupmu. ᴏɴᴇꜱʜᴏᴛ! x ʀᴇᴀᴅᴇʀ ✓.] 𝓖𝓮𝓷𝓼𝓱𝓲𝓷 𝓘𝓶𝓹𝓪𝓬𝓽 [!] tidak menerima Req Ship (CharaxChara) karena ini khusus (xReader)