C. - Scaramouche

3.3K 335 28
                                    

— Cardigan
— Taylor Swift

"You drew stars around my scars
But now I'm bleedin'…"

Manik [E/C] itu menatap Scaramouche yang tidur dipahanya, mantan dewa itu pingsan setelah Gnosis miliknya diambil oleh Nahida.

"Maaf ya kalau Kuni merepotkan, Nahida" Ucap [Name] sendu, Nahida mengangguk pelan.

"Tak masalah. Tapi kau tidak apa? kau barusan menahan tubuhnya yang jatuh agar tidak terkena tanah loh.." Khawatir Nahida yang melihat bekas memar berwarna ungu dilengannya

"Tak apa. Asal Kuni-ku selamat aku baik-baik saja" Senyum [Name] ulas, wajahnya memberikan ketenangan tersendiri.

"Uh, kalau boleh tau.. anda siapanya Ballader?" Tanya Paimon, ia heran dengan [Name]. Soalnya pas Kuni jatoh dari atas robotnya, gadis itu lari secepat kilat dan menahan tubuh itu dari bawah. Membuat [Name] yang menjadi pengganti tubuh ambruk terkena tanah.

[Name] sedikit terkejut, ia terkekeh pelan membuat Paimon dan Traveller heran.

"Dia anak angkatku" Ujar [Name] yang berhasil membuat dua pengembara itu terkejut.

"Tunggu- hah?" heran Traveller,

"Ei memberiku tugas untuk merawat anak ini dari kecil hingga ia harus meletakkan Gnosisnya didalam tubuh Kuni-ku. Sayangnya, tubuh anak ini lemah. Ei tak tega, kemudian melepasnya pergi. Tapi disisi lain, sebagai ganti dari Kunikuzushi-ku, aku harus menerima hukuman dari Archon electro itu" Ujarnya sembari tertawa renyah.

Sedikit kaget, ternyata gadis itu umurnya sudah lumayan lama. Mahluk berumur panjang?

"urgh.. Mama.." Suara serak itu mengancur keheningan, itu Scaramouche. Kelopak matanya masih berat, kepalanya pusing. Syukur, penglihatannya masih bisa berfungsi.

"Mama..?" Ia berucap, seolah tak percaya. Masih seperti orang mabuk. [Name] mengelus pipinya kemudian mengecup dahinya lembut,

"Iya, Mama disini" ucap [Name] membuar Scaramouche meneteskan air matanya dan kembali tidur.

Nahida mengambil posisi duduk, menawarkan [Name] agar Scaramouche tinggal di Semeru. Ia tau, [Name] harus segera kembali ke tempat asalnya.

Tentu, gadis itu setuju. Ia juga memiliki perasaan sebagai seorang ibu, walau hanya merawat sebagai ibu angkat.

Tapi, [Name] meminta satu permohonan untuk yang terakhir kalinya. Nahida setuju, kesepakatan selesai.

-

Kelopak mata terbuka walau berat, manik berwarna ungu yang seiras dengan pemiliknya itu mulai berfungsi walau masih samar-samar.

Pemandangan yang dilihat Scaramouche untuk pertama kali ialah wajah ibu angkatnya yang sedang membaca buku disamping tempat tidurnya. Wajahnya nampak fokus. Sepertinya sedang belajar.

"Wah, sudah bangun?" Sosok itu menutup bukunya, kemudian tersenyum. Senyumannya tenang.

"Mama..?" Boneka itu tak ingin percaya. Sama sekali tidak. Namun, ia benar-benar putus asa hingga akhirnya mempercayai sosok didepannya walau imajinasi semata. Padahal aslinya emang orangnya ada.

Pipi Scaramouche dielus pelan, [Name] menatap anak angkatnya yang masih kebingungan.

"Iya, ini Mama" Ujarnya, membuat Scaramouche mengeluarkan tangisan yang ia tahan selama ini.

"Mama..? mama kemana selama ini? Kuni sendirian tau, Kuni sakit, Kuni sedih, Kuni kecewa. Kuni udah nyerah pas Mama ga ada, mama kenapa ninggalin Kuni sendirian ma??" Sakit. Benar-benar sakit. [Name] mengecup pipi Scaramouche, memeluk anak itu erat.

"Maaf ya, maaf mama baru datang. Mama baru bisa nemenin Kuni sekarang.."

"Aku sayang mama, jangan tinggalin aku lagi. Aku gamau sama yang lain. Mau sama Mama doang! aku mau nikah sama mama, mau sama mama terus." Ocehan anak itu memberikan sakit hati yang terdalam bagi [Name]

"Aku sayang [Name]. Bukan sebagai mama, tapi sebagai seorang perempuan.. jangan tinggalin aku lagi" Lirihnya,

"Kuni sayang.. Kuni.. gimana pun aku bukan dari sini. Kamu pun harus lanjutin perjalanan hidupmu tanpa aku, Kuni" [Name] menatap Scaramouche, ia sedih.

Anak itu menggeleng, memeluk [Name] dan membenamkan wajahnya didada [Name]

"Aku.. ga bisa tanpa kamu"

Gadis itu meneteskan air mata, ia harus pergi. Kunikuzushi mengerti, bagaimanapun yang bukan milik Teyvat tak bisa selamanya berada di Teyvat.

Pemuda itu menarik [Name] membuat gadis itu jatuh keranjang, kemudian mencium bibirnya. Ciuman yang lama, membuat [Name] sedikit tenang. Tidak ada lumatan, hanya ciuman tulus dari hati.

Tubuh gadis itu memudar, harus mengucapkan selamat tinggal.

Kunikuzushi melepaskan ciumannya, air matanya menetes. Namun, ia tersenyum. Ia ikhlas melepaskan, walau terpaksa.

"Aku mencintaimu" Kemudian, sosok gadis itu hilang menjadi butiran cahaya yang indah. Sangat indah.

-

Suara detak jantung terdengar, gadis itu membuka matanya. Pemandangan yang ia lihat ialah dokter yang baru saja mengecek tubuhnya.

"Dia sudah sadar sepenuhnya" Suara dokter itu samar, tak terlalu jelas ditelinganya. Pandangannya masih buram.

Efek koma bertahun-tahun lamanya.

Srug.

Sebuah pelukan ia terima, ah.. bahunya basah. Gadis itu memeluk balik lelaki yang memeluknya tadi, walau pandangannya masih buram ia merasa mengenalnya.

"Istriku.." Ah, suaranya terdengar jelas disamping telinganya. Suara serak bahagia.

Pipinya dielus, ciuman bibir ia terima. Ah, pandangannya sudah mulai kembali normal.

Maniknya sedikit melebar, inikah suaminya?

Lelaki berambut Ungu yang gelap dengan potongan rambut khas itu menatap istrinya, ekspresi senang campur sedihnya tak bisa ia sembunyikan

"Kuni..?" Lelaki itu tersenyum, mencium istrinya kembali.

"Anak kita Kunikuzushi lagi main, aku Scaramouche. Kamu masih bingung ya? gapapa sayang, pelan-pelan" Ujarnya menenangkan.

[Name] tersenyum simpul.

Ah ia mengerti.

Perjalanan yang ia lewati ini hanya bunga tidur miliknya agar tidak bosan tidur didalam Koma. Otaknya mengambil orang dari ingatannya, membuatnya menjadi beberapa karakter didalam mimpi.

Ia melihat tangan kirinya, penuh bekas luka sayatan panjang. Namun, ada gambaran disana. Disetiap bekas luka sayatan itu ada gambaran bintang, bentuk hati, bahkan emoji lucu.

Ia tau ini kelakuan suaminya. Senyum simpul gadis itu ulas. Setidaknya, semua yang ia cintai adalah kenyataan.

-

✎: ̗̀➛ᴳᵉⁿˢʰⁱⁿ ⁱᵐᵖᵃᶜᵗ ;ᴼⁿᵉˢʰᵒᵗ! ˣ ʳᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang