Acara pengangkatan Juna sebagai Direktur di perusahaan hari ini berjalan dengan lancar.
Ibu Juna yang seminggu kemarin tidak berada di sisi Juna, hari ini senantiasa menemani putranya di perusahaan.
Senyuman tak luntur dari raut wajah ibu, beliau sangat bangga sekali melihat putranya yang kini sudah beranjak dewasa. Sangat di penuhi rasa haru, seperti baru kemarin ibu mengantar putranya pergi ke sekolah, dan kini putra kecilnya itu sudah bisa menggantikan posisi ayahnya.
Juna yang dari semalam gugup, ternyata dia juga bisa melewati semuanya dengan lancar tanpa hambatan.
Tidak lupa Ishana juga hadir, gadis itu tidak mau ketinggalan melihat pangerannya yang begitu tampan, berdiri berpidato di depan banyak orang dengan setelan kemeja putih dan jas hitamnya, Ishana yang memilihkan setelan itu untuknya. Juna sangat berkarisma ketika memakai setelan hitam putih dibandingkan warna lain.
"Sini biar ibu peluk putra kebanggan ibu" Ibu Juna yang sedang duduk di sofa, mengangkat tangannya ke udara dan mengisyaratkan agar Juna menghampirinya, membawa putranya ke dalam pelukan yang sangat hangat.
"Ayah pasti bangga sama kamu" ucap ibu mengusap punggung Juna dengan lembut.
"Ini semua berkat dukungan dari ibu" kata Juna seraya membalas pelukan ibu yang begitu nyaman.
"Dan karna memang kamunya yang cerdas, dapat diandalkan semua orang" ucap ibu seraya melepas pelukannya.
"Jangan lupa, harus ramah, pengertian sama karyawan, harus seperti ayahmu" ucapnya tersenyum."Iya, Juna pasti akan bersikap layaknya ayah" kata Juna.
Ishana yang sedari tadi duduk menyaksikan obrolan antara ibu dan anak itu hanya terus tersenyum penuh haru. Benar kata ibu, kalau Juna akan terasa lebih hangat jika bersama keluarganya. Berbeda dengan Juna yang bersama orang lain, seperti kulkas berjalan.
"Tadi kamu pas pidato keren banget. Ibu gak nyangka yang berdiri didepan banyak orang tadi itu anak ibu" ucap ibu penuh dengan kebanggaan, seraya mengusap kedua lengan atas putranya.
"Kalau ditanya kapan penampilan kak Juna yang paling tampan selama Ishana kenal? Kayanya yang tadi, udah cocok jadi pemimpin. Pemimpin rumah tangga Ishana" Ishana tersenyum, salah tingkah dengan ucapannya sendiri.
Ibu Juna terkekeh dengan ucapan Ishana. Begitu pula dengan Juna yang hari ini senyumannya belum luntur semenjak resmi jadi Direktur.
Juna lalu beranjak pindah untuk menghampiri Ishana dan duduk di sampingnya.
"Ishana..." Juna meraih tangan Ishana.
"Terima kasih, sudah bantu saya dari pagi. Berkat latihan sama kamu, gugupnya jadi lumayan berkurang""Bu, anak ibu gemes banget" bukan menjawab ucapan Juna, Ishana malah mengadu pada ibu Juna.
Sontak saja ibu tertawa.
"Waktu itu bilangnya anak ibu nyebelin""Anak ibu banyak-banyak tingkahnya" ucap Ishana menatap wajah Juna.
Juna mendengus di buatnya.
"Apa kita mau makan bersama di luar?" tanya ibu menatap Ishana dan Juna bergantian.
Juna beralih menatap ibu.
"Maaf bu, Juna ada acara makan bersama orang-orang kantor nanti, Juna gak enak buat nolak"Ibunya mengangguk paham.
"Apa ibu harus ikut juga?""Kalau ibu mau. Tapi sepertinya itu akan membosankan" kata Juna.
Ibu menghela nafasnya.
"Ibu mau pulang saja, Ishana mau ikut ibu? Gimana kalau kita ke mall? Jalan-jalan" tanya ibu pada Ishana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Just A Mess ( LIJAM )
Fanfiction❗️[ TAHAP REVISI ]❗️ Beberapa chapter di unpub dan di publish ulang per-chapter. _____ Ishana Ileana Terra yang jatuh cinta pada seniornya, Juna Delardo. Pria dingin yang bicara seadanya, datar, gila belajar, workaholic, dan menganggap cinta itu han...