15. Hati Perlu Istirahat

2.1K 105 2
                                    

"Lo keterlaluan Jun" Rafi bersama Nano langsung menghampiri Juna yang sedang duduk di salah satu kursi di dalam perpustakaan. Dimana tempat itu adalah favoritnya, tepat di sebelah jendela.

Juna menanggapinya kedatangan teman-temannya itu dengan santai sembari membaca buku.

Nano menggeser kursi dan duduk berhadapan dengan Juna. Dan Rafi juga ikut duduk di sebelah Nano.
"Saya tau kamu tidak suka Ishana, tapi memang yang tadi itu keterlaluan" ujar Nano.

"Jun, seenggak sukanya lo sama dia, dia itu tetep perempuan. Mana bisa lo kasarin sampai dia nangis sesenggukan kaya gitu. Lo gak gentle namanya" jelas Rafi tersulut emosi dengan tangannya yang dia lipat di bawah dadanya.

"Kalau kalian hanya ingin membuat keributan, keluar saja. Orang lain terganggu" ucap Juna tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya.

Merasa tidak ada gunanya berbicara baik, Nano akhirnya merampas buku ditangan Juna.
"Pergi minta maaf sama Ishana" ucapnya penuh penekanan.

Juna pun menatap Nano dengan tajam.
"Saya tidak mau buang-buang waktu untuk hal yang tidak berguna"

"Apa lo berniat jadi bajingan Jun?" Ujar Rafi terdengar emosi.

Juna menghela nafas dan membuang wajahnya ke arah jendela di sampingnya.

"Saya tau, sedingin-dinginnya watak kamu Jun, masih ada sisi pedulinya. Mungkin sekarang masih terbawa emosi. Tapi saya harap besok atau kapanpun secepatnya, kamu harus minta maaf" nada bicara Nano mulai tenang.

"Kita begini bukan ngebela atau berada di pihak Ishana terus nyudutin lo, bukankah kita harus saling mengingatkan jika salah satu temen kita ada yang berbuat salah? Lagian lo selama ini sabar-sabar aja ngadepin Ishana, jangan bikin nangis anak orang lah" ucap Rafi yang juga menenangkan amarahnya.

Juna terdiam, dia masih mencerna apa yang terjadi hari ini.

_____

"Makasih ya Adam udah anter Ishana pulang" Ishana membuka helm dan memberikannya pada Adam.

"Udah ya jangan pasang wajah sedih mulu, kaya kepiting rebus tuh muka" ucap Adam dengan senyuman yang lebar.

Ishana tersenyum kecil.
"iya iya, mau mampir dulu?"

"Kapan-kapan aja deh, gue harus balik lagi ke kampus ada kumpul basket. Lo gak apa-apa kan? Biasanya orang abis nangis suka demam" Adam menempelkan telapak tangannya di dahi Ishana.

Ishana mengernyit.
"Teori darimana?"

"Adik gue begitu soalnya" jawab Adam.

"Nggak kok, gue cuma pusing sedikit aja" ucap Ishana.

"Ya jelas pusing, orang tadi air matanya deres banget kaya air terjun" Adam berucap dengan nada yang di buat-buat seolah meledek.

"Apaan sih" Ishana memukul pelan lengan Adam.
"Gue jelek banget ya pas nangis?"

"Cantik kok, kesayangan gue selalu cantik" ucap Adam semakin mengembangkan senyumnya.

"Yang bener?" Ishana memicingkan matanya.

"Ya bener laaaaah" ujar Adam.

Ishana terkekeh.
"Udah sana cepet pergi, nanti temen-temen lo marah karna lo telat"

"Janji gak nangis?" Adam menggoda Ishana.

"Dih?" Ishana tertawa kecil.

Adam pun ikut tertawa.
"Gue pergi ya"

"Makasih ya Adam" ucap Ishana dengan senyumnya.

Adam hanya mengangguk dan langsung bergegas pergi.

Ishana menghela nafasnya yang terasa berat. Rasanya hari ini tidak ada kegiatan yang melelahkan, tapi seluruh tubuhnya begitu terasa lelah. Dia pun masuk ke rumah dengan langkah yang gontai.

Love Is Just A Mess ( LIJAM )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang