8. Kerinduan Ishana

1.7K 104 0
                                    

Juna membuka ponselnya, ada pesan masuk dari Ishana.

Juna membuka ponselnya, ada pesan masuk dari Ishana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna menghela nafasnya. Gadis itu mengirimkan pesan jika dia merindukan Juna.

Sudah 2 hari Juna tidak melihat wujud Ishana di kampus. Rafi mengatakan jika Ishana masih sakit. Juna sama sekali tidak ingin tau, tapi memang Rafi saja yang banyak bicara.

Selama sakit, Ishana memang tidak mengganggunya secara fisik. Tapi puluhan mungkin bisa sampai ratusan kali gadis itu mengirim pesan, entah dia mengeluh rindu, mengeluh bosan, mengeluh sakit ini dan itu, mengeluh ingin di jenguk oleh Juna juga.
Tapi seperti biasa, Juna hanya membaca pesan itu dan tidak berniat untuk membalas.

Juna menaruh kembali ponselnya di meja, dan kembali fokus pada laptopnya.
Juna tidak sendiri, ada Zella yang duduk di hadapannya, sama-sama fokus pada apa yang sedang mereka kerjakan.

"Permisi! Kak Juna yang sedingin cuaca di kutub utara!" Aliska datang tiba-tiba menghampiri Juna dengan menaikkan nada bicaranya.

"Ada apa?" Juna memandang Aliska tanpa beranjak dari duduknya.

Zella yang merasa terganggu ikut memandang Aliska, menunggu apa yang akan gadis itu katakan.

"Al!" Rafi berlari menghampiri meja mereka.
"Duh ngapain sih" ucap Rafi yang masih mengatur nafasnya. "Ayo keluar, jangan ganggu anak ini" lanjutnya menunjuk Juna.

"Gak bisa! Aku mau ngomong!" Bentaknya pada Rafi.
"Kak Juna, Lo tau kan sahabat gue sakit gara-gara siapa?" tanya Aliska masih dengan nada emosinya.

"Kamu menuduh saya?" Juna berdiri dari duduknya dan menatap tajam pada Aliska.

"Ishana tuh gak bisa kedinginan, gue udah denger kok ceritanya dari Ishana soal kak Juna yang pulang bareng dia" jelas Aliska.

"Cuma gara-gara itu? Berlebihan" ujar Juna.

"Apa? Berlebihan? Emang ya laki-laki batu tuh selain gak tau cara perhatian, gak tau juga kalau kondisi tubuh orang itu beda-beda" ucap Aliska sinis seraya melipat kedua tangannya di bawah dada.
"Bahkan sahabat gue merengek minta dijenguk sama orang yang udah bikin dia sakit, orangnya malah bilang 'berlebihan'?" lanjutnya mendelik.

"Saya rasa juga itu berlebihan banget ya, cuma sakit biasa kan" Ucap Zella yang ikut menimpali perkataan Aliska.

"Gue gak bicara sama lo ya" balas Aliska mendelik.

"Ada lagi?" ucap Juna dengan tatapan datarnya.

"Gue gak habis pikir deh kak sama lo, gak punya rasa empati dikit apa? Gue pusing tiap menit tiap jam Ishana telpon gue cuma biar mastiin lo mau jenguk dia karna lo sama sekali gak pernah balas pesan Ishana, punya pulsa gak sih lo kak?" emosi Aliska memuncak dengan nafas yang terburu-buru.

Rafi hanya bisa menghela nafasnya, Aliska bukan gadis penurut, jadi dia membiarkannya saja selagi batas wajar.

"Saya tidak peduli" balas Juna kembali duduk menghadap laptopnya.

Love Is Just A Mess ( LIJAM )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang