26. Mau sampai kapan?

1.8K 108 12
                                    

Kelas hari ini telah usai.

Ishana dan Aliska merasakan perut mereka keroncongan dan memutuskan untuk pergi ke cafe di depan kampus sebelum pulang.

"Gue tadi papasan sama Adam. Dia cuma senyum doang sih. Kelihatan beda sekarang, mungkin dia bener-bener udah menyesal kali ya" ucap Aliska sembari mengaduk-aduk minumannya.

Ishana yang sedang fokus melahap makanannya, menatap Aliska sejenak.
"Adam telpon gue semalam, dia minta maaf. Dia gak akan deketin kita lagi. Tapi dia pengen kita tetep saling kenal walau gak sedekat dulu" jelasnya.

"Terus lo jawab apa?" Tanya Aliska.

"Ya gue jawab, iya gapapa udah di maafin" ucap Ishana dengan nada datar.

"Gitu doang?"

"Gue lupa, gak gue inget-inget. Intinya ya udah biarin aja"

Aliska mengangguk paham.
"Kak Juna gimana sekarang?" tanyanya penasaran.

Ishana mengaduk-aduk makanannya lebih kasar.
"Masih sama aja. Nyebelin" ucapnya dengan penekanan.

Aliska terkekeh.
"Kan sekarang jarang ketemu, chat dibales dong?"

Ishana mendengus.
"Mana ada. Ibarat gue admin online shop yang nawarin dagangan di room chat, terus dibaca doang sama konsumen. Dibales kalau emang perlu kaya 'ya' 'oke' 'makasih' apaan sih" ucapnya kesal.

Aliska semakin tertawa.
"Tapi ya seenggaknya ada kemajuan kan?"

"Iya sih"

"Ya udah semangat doooong"

"Lo aja semangat. Gue lapar mau makan" Ishana kembali melahap makanannya dengan raut wajah kesal.

Sedangkan Aliska hanya menertawakannya.

_____

Belum sebulan Juna bekerja di kantor Ayahnya, tapi kemampuan Juna sudah sangat diandalkan oleh perusahaan.

Walaupun kini Juna hanya menjadi manager dan masih dipantau oleh manager kesayangan Ayahnya, Juna akan terus berusaha dan berkeinginan untuk mengelola perusahaan dengan baik seperti Ayahnya yang sekarang menjadi Direktur Utama.

Suara ketukan pintu dari luar ruangan kantornya, membuat fokus Juna teralihkan dari pekerjaannya.
"Masuk" ucapnya.

Seorang pria masuk dengan senyum lebarnya, membuat raut wajahnya tampak cerah.
"Hai bro!" ucapnya yang langsung berjalan mendekat dan duduk dikursi sebrang meja Juna.

Juna melirik sebentar pada pria itu, Rafi.
"Tumben?" Dia bertanya dan kembali sibuk memeriksa beberapa file di meja nya.

"Lagi muak. Nongkrong yuk?" ajak Rafi.

"Punya coffeeshop kok ngajak nongkrong terus" Juna mulai merapihkan file yang sudah dia baca.

"Gini loh pak manager. Hati ini lagi kacau, gak mungkin dong nunjukin kekacauan keliatan sama karyawan sendiri" jelas Rafi.

Juna mengernyit.
"Kenapa lagi?"

"Aliska rewel banget, perempuan kalau lagi pms serewel itu. Pusing gue" ucap Rafi frustasi mengacak rambutnya sendiri.

Juna menyunggingkan sebelah sudut bibirnya.
"Konsekuensi pacaran bukannya emang begitu?"

"Parahnya lagi, Ishana semakin mengompori Aliska buat marah-marah sama gue. Mulut Ishana tuh jauh lebih parah dari Aliska kalau lagi rewel. Merinding gue setelah di maki-maki Aliska, terus dimaki-maki Ishana" Rafi terus menjelaskan dengan raut wajah yang terlihat sangat kesal.

Love Is Just A Mess ( LIJAM )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang