32. Kepergian

1.8K 114 9
                                    

Kabar Direktur Utama perusahan yang dilarikan ke rumah sakit menyebar dengan cepat diantara karyawan.
Begitu pula Nano.

Nano yang mendengar kabar tersebut langsung mengabarkannya pada Rafi lewat telpon, mereka sebagai sahabat Juna yang juga dekat dengan orang tua Juna merasa sangat khawatir.

Rafi langsung mengabari Aliska lewat pesan, untuk memberitahukan kepada Ishana jika terjadi sesuatu pada Ayah Juna.

Aliska yang sedang menemani Ishana di butik pun terkejut saat membaca pesan dari Rafi.

"Ishana... kak Rafi bilang Ayah kak Juna dilarikan ke rumah sakit" kata Aliska pada Ishana.

Sontak Ishana yang sedang menghias manekin pun meninggalkan pekerjaannya, lalu segera meraih ponselnya.

"Kok bisa?" Raut wajah Ishana begitu cemas. Dia mulai sibuk menghubungi Juna.

"Kak Rafi gak bilang detailnya" ucap Aliska.
"Gimana?"

"Gak diangkat" jawab Ishana lirih.

"Gue tanya kak Rafi ya" ucap Aliska.

Ishana mengangguk cepat dan menunggu kabar selanjutnya.

_____

Juna duduk diluar ruang tindakan, dia menunggu ditemani Wilan dan Brian. Jari jemarinya saling tertaut, bergerak penuh kegelisahan. Perasaan cemas bercampur aduk dengan rasa sedih membuat Juna hanya bisa menundukkan kepalanya. Dia sangat berharap ada kabar baik dari dokter.

"Juna" seruan ibu Juna kembuat Juna mengangkat kepalanya dan menoleh.

Ibu melangkah menghampiri Juna dengan air mata bercucuran di wajahnya.

Wilan dan Brian langsung berdiri dari duduknya. Begitu pula Juna, pria itu langsung meraih kedua lengan ibunya.

Ibu meremas pelan tangan Juna, tatapannya begitu sendu.
"Ayah gimana?"

"Dokter belum keluar" ucap Juna dengan raut wajah yang terlihat tenang. Dia hanya tidak ingin membuat ibunya semakin gelisah.

"Ayah pasti baik-baik aja" kata Juna lagi.

"Mari duduk dulu bu, kita tunggu kabar dari dokter" ucap Wilan pada ibu Juna.

Juna pun membawa ibunya untuk duduk di kursi. Sedangkan dia berdiri disebelahnya.

Tak lama dari itu, terlihat Ishana berlari kecil menghampiri mereka.
"Ibu" dia langsung menghampiri Ibu dan duduk di sampingnya.

"Ishana" Ibu Juna meraih tubuh Ishana dan memeluknya erat.

Juna menujukan pandangannya sebentar pada Ishana saat gadis itu memeluk ibunya.

"Ayah pasti baik-baik saja" Ishana mengusap punggung Ibu dengan lembut, mencoba menenangkan.

Tatapan Ishana teralih pada Juna. Pria itu berdiri dan bersandar di tembok, kedua tangannya menyilang di bawah dadanya. Sorot matanya terus melihat ke arah pintu ruang tindakan, raut wajahnya terasa dingin tanpa ekspresi apapun. Tapi Ishana yakin jika Juna sedang merasa cemas menunggu kabar ayahnya.

*

Pintu ruang tindakan terbuka, menampakkan seorang dokter yang melangkah menghampiri keluarga Juna.

Baik Juna, Wilan dan Brian langsung mendekat pada dokter tersebut.

"Gimana dok?" tanya Juna tidak sabar.

Ishana terlihat membantu ibu untuk berdiri di belakang Juna.

Dokter menghela nafasnya. Raut wajahnya sangat turun menampakkan kesedihan.
"Saya meminta maaf harus mengabarkan ini. Beliau mengalami serangan jantung. Kami selaku tim dokter di rumah sakit ini, telah melakukan usaha semaksimal mungkin, tapi Tuhan berkehendak lain. Beliau meninggal hari ini pukul 17.00"

Love Is Just A Mess ( LIJAM )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang