28. Juna Gay?

1.8K 101 8
                                    

Sesuai niat Ishana kemarin, hari ini sepulang kuliah dia kembali menemui Juna.

Saat Ishana turun dari taksi, dia melihat seorang wanita paruh baya yang mungkin umurnya sekitar 40an sedang menyapu halaman.

Wanita itu menyadari keberadaan Ishana dan langsung menyambutnya.
"Neng Ishana ya?" Tanyanya dengan kedua sudut bibir yang terangkat.

"Iya" jawab Ishana, raut wajahnya terlihat sedikit kebingungan, karna baru pertama kali melihat wanita tersebut.

"Saya bi Idah neng, yang suka bebersih d isini. Bibi tau neng dari Ibu, sama liat foto yang di meja si aa Juna" jelas bi Idah dengan nada bicara khas sundanya.

"Oooh. Kirain siapa..." Ishana mengangguk paham dan tersenyum dengan ramah.
"Kak Juna nya ada?"

"A Juna kerja neng, kirain bibi dia gak akan kerja, ternyata pas bibi sampai sini, a Juna udah rapih katanya mau kerja"

Ishana mengernyit.
"Kerja?" Rasa cemas langsung menyelimutinya. Dia tau jika Juna pasti belum sembuh benar.
"Kak Juna tadi gimana? Apa keliatan sehat bi?" tanyanya.

"Kayanya masih sakit, masih sayu matanya. Bibi juga udah nyuruh a Juna jangan kerja dulu, tapi yaaah a Juna teh susah gak bisa nurut kalau bukan sama ibu nya" jelas bi Idah.

Ishana terlihat gelisah, dia lalu membuka ponselnya dan langsung menghubungi Juna.

"Neng nunggu di dalem atuh, bibi lanjutin dulu ini sebentar gapapa?" Bi Idah bermaksud untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda sebentar.

Ishana mengangguk.
"Kalau gitu Ishana ke dalam duluan ya bi"

"Iya neng"

Bi Idah kembali menyapu halaman, sedangkan Ishana masuk ke dalam rumah dan menunggu di ruang televisi. Dia masih mencoba menghubungi Juna yang tidak kunjung dijawab.

Ishana sudah menyerah, lebih baik dia tunggu saja Juna pulang.

Dalam diamnya, Ishana teringat dengan bibit bunga matahari yang dia tanam bersama dengan Ibu Juna. Dia pun bergegas menuju halaman kembali.

"Kemana neng?" tanya bi Idah yang sudah selesai menyapu.

"Mau liat tanaman bi" ucap Ishana yang melanjutkan langkahnya menuju tempat di mana bunga mataharinya ditanam.

Bi Idah terlihat mengikuti Ishana.

"Ini nanam apa neng?" tanya bi Idah penasaran.

Ishana memperhatikan tanamannya yang sudah tumbuh sempurna.
"Bunga matahari bi, nanti bunganya mekar pas Ishana ulang tahun, kalau sesuai prediksi sih"

"Waaaah neng suka bunga matahari ya"

Ishana mengangguk dan tersenyum saat menatap bi Idah.
"Suka banget!"

"Cocok neng sama kepribadian neng Ishana" ujar bi Idah.

"Masa sih bi?"

"Iya, Ibu tuh suka cerita soal neng Ishana, jadi bibi bisa tebak kalau neng itu orangnya ceria" jelas bi Idah semangat.

Ishana terkekeh.
"Ishana jadi malu deh bi"

Melihat bunga matahari adalah salah satu kesenangan Ishana. Dari warnanya yang begitu cerah, seolah menunjukkan keyakinan bahwa setiap hari akan menjadi hari yang lebih baik. Mungkin itu juga yang membuat Ishana ingin nenanam banyak bunga matahari, agar bisa membuat orang-orang disekitarnya selalu ceria jika bersamanya.

"Bibi mau masak dulu deh neng sebelum a Juna pulang" Ucap bi Idah.

"Ishana bantu ya bi" ujar Ishana antusias.

Love Is Just A Mess ( LIJAM )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang