4. Tidak Seperti Biasanya

1.7K 109 0
                                    

Malam semakin larut...

Ishana masih membuka matanya tanpa ada rasa kantuk sedikitpun. Dia masih betah, tersenyum sendiri melihat langit dari jendela kamarnya.

Semenjak dimana Juna mengantar Ishana pulang, dia masih tidak menyangka akan terjadi sebuah kebetulan semacam itu.

Bukankah ini salah satu diantara sekian do'a yang selalu Ishana panjatkan setiap harinya? Rasanya seperti mimpi.
Apa do'a yang lain juga akan segera terkabul secepatnya? Ishana sangat berharap.

*

Di tempat lain dengan waktu yang sama, Juna juga sama halnya tidak bisa tidur lebih cepat.

Juna berbaring di ranjangnya, tapi otaknya terus berpikir hal yang tidak penting.

Juna teringat ocehan-ocehan yang diberikan Ibunya saat di mobil, mengenai Ishana yang mengakui pada ibunya bahwa gadis itu menyukainya.

Juna juga merasa aneh pada dirinya sendiri, dia merasa tidak suka saat seseorang memberitahunya bahwa ternyata anak baru yang bernama Adam itu sering mengantar Ishana kemana-mana.

Kenapa ini terdengar aneh sekarang? Kenapa Juna harus peduli? Bukankah ini bagus bahwa kenyataan Ishana perlahan mungkin akan pergi menjauh dan tidak akan mengganggunya lagi?

Benar, fokus Juna harusnya sekarang hanya menyelesaikan skripsinya.

_____

Jam sudah menunjukan pukul 8 pagi.

Ishana telat, harusnya dia sudah tiba di kampus pukul 08.30. Ini pasti gara-gara semalaman dia terlalu senang hingga tidak bisa memejamkan matanya sama sekali. Dia terlihat buru-buru memakai sepatunya dengan sepotong roti di mulutnya.

"Makanya jangan begadang" ucap nenek Ishana yang menggelengkan kepalanya melihat kelakuan cucunya itu.

"Ishana berangkat dulu ya nek" Ishana mencium tangan nenek dengan terburu-buru, kemudian berjalan cepat keluar rumah.

"Hati-hati dijalan" ucap nenek sedikit meninggikan nada bicaranya.

Saat Ishana berdiri di pinggir jalan hendak membuka aplikasi ojek online, tiba-tiba Adam muncul didepannya.

"Yuk berangkat!" ajak Adam menyodorkan helm yang dia bawa.

"Loh Adam, kok tumben jam segini belum ke kampus?" Ishana langsung menerima helmnya dan langsung memakainya. Tidak mungkin juga menolak, dia sangat terburu-buru.

"Telat bangun, kebetulan sekali ya kita, jangan-jangan jodoh?" Kata Adam sembari terkekeh.

Ishana yang naik ke motor pun mendelik.
"Dih apaan, cepat jalan telat nih kita"

"Iya tuan putri, siap"

Adam langsung melajukan motornya dengan cepat, dia juga tidak mau telat.

_____

Setibanya di parkiran, kebetulan sekali ada Juna juga yang baru tiba.

Tidak, Juna tidak kesiangan seperti Ishana, Juna memang ada kelas jam 10, tapi dia datang lebih awal karna berniat pergi ke perpustakaan terlebih dulu.

"Kak Juna!" seru Ishana saat turun dari motor Adam dan membuka helmnya, hendak menghampiri Juna.

Namun Adam lebih dulu mencekal lengan Ishana dan menghentikannya.
"Kita telat loh, nanti lagi aja!"

"Iya deh" Ishana pasrah dan berlari kecil dengan Adam menuju kelas.

Sedangkan tidak jauh dari sana, Juna mendengar saat Ishana meneriakan namanya tadi walaupun hanya sekilas.

Love Is Just A Mess ( LIJAM )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang