24. Bawa Ishana Pulang

2K 103 4
                                    

Angin malam yang berhembus sangat dingin, tidak bisa mengalahkan hangatnya suasana perkemahan dengan api unggun di tengah-tengah para mahasiswa yang sedang asik bernyanyi sembari bermain gitar.

"Padahal enak di sini sih, hangat. Emang mereka mau berduaan aja kayanya. Alasan liat bintang, di sini juga keliatan" Aliska menggerutu saat mengadu pada Rafi.

"Ya udah biarin aja, kamu kan bilang Adam suka Ishana, siapa tau mereka jadian di sana" Rafi menanggapi.

"Gak mungkin deh, Ishana gak bisa merubah pikirannya dalam sekejap" ujar Aliska mengelak.

"Ya siapa tau kan" ucap Rafi.

Juna yang duduk di samping mereka merasa ada sesuatu yang mengganjal hatinya, dia tidak bisa tenang. Sampai akhirnya Juna memilih untuk beranjak, dia hendak pergi dari perkumpulan api unggun.

"Kemana?" Nano bertanya pada Juna.

"Cari angin" jawab Juna singkat.

Nano mengernyit kebingungan.
"Lah? Emang di sini gak ada angin?"

Juna tidak menjawab, terus melangkahkan kakinya menjauh dari mereka.

Juna melangkah cukup pelan sembari menikmati semilir angin yang mulai terasa dingin menusuk kulitnya. Pandangannya mengedar dan sesekali menatap langit yang begitu terlihat indah, di mana bintang berkilauan dengan sempurna di sana.

Tiba-tiba saja, dalam keheningan itu sayup-sayup telinga Juna mendengar sebuah teriakan. Seperti teriakan seorang perempuan yang sedang memanggil Aliska.

Juna mengernyitkan dahi seraya melihat ke sekitar mencari di mana suara itu berasal.
'Aliska?' batinnya bertanya.

Saat suara itu semakin terdengar jelas, Juna pun segera berlari ke arah dimana suara itu berasal.

Matanya membelalak saat mendapati siapa seseorang yang berteriak itu.

Juna langsung berlari dan mendekat ke arah mereka, tangannya dengan cepat menarik tubuh pria yang sekarang berada di depan matanya.

Adam rupanya.

Tanpa ragu, Juna langsung melayangkan tinju pada wajah Adam, sehingga tubuh Adam tersungkur ke tanah.

"Pria macam apa kau hah?!" Rahang Juna mengeras, satu tangannya meraih kerah kaos Adam dan menariknya kuat, satu tangan lainnya kembali melayangkan tinju di wajah Adam dengan sekuat tenaganya.

Lagi, Juna meninju Adam hingga sudut bibirnya berdarah.

Juna mengatur nafasnya yang memburu tersulut emosi, semakin menarik kerah kaos yang di kenakan Adam.

Adam terbatuk kecil, dia terlihat menyeringai kala menatap Juna yang kini berada di atasnya.
"Kenapa? cemburu?"

Mendengar itu, emosi Juna semakin membara. Saat hendak meninju wajah Adam lagi, tiba-tiba saja tangannya di tahan dari belakang oleh seseorang.

Ishana yang menahannya, dia mencekal dengan gemetar saat mencoba menahan Juna.
"Udah kak" Ishana memohon dengan suara bergetar menahan tangisnya.

Juna menghempaskan tubuh Adam, dia berdiri dan mencengkram kuat tangan Ishana, kemudian membawa gadis itu menjauh dari sana.

*

Juna mendudukkan Ishana di kursi tenda kesehatan.
"Minum" dia memberikan sebotol air putih padanya.

Ishana menerima dan langsung meneguk air putih itu secara perlahan.

Gadis itu terlihat sangat terkejut sekarang. Apa yang baru saja terjadi tidak pernah terpikirkan oleh Ishana jika Adam akan melakukannya. Dia anak baik, Ishana merasakan seolah tadi itu seperti bukan Adam.

Love Is Just A Mess ( LIJAM )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang