44. Perempuan Yang Mirip Dengan Ishana ❤️‍🔥

1.4K 85 14
                                    

Setibanya Juna dan Nano di hotel, Nano terus saja mengoceh tentang sikap Juna yang mau menyetujui tawaran dari Joshua.

"Kita bisa cari cara lain Jun" Nano berkata dengan gelisah.

Juna dari tadi hanya diam berdiri menatap keluar jendela. Dia sangat terlihat tenang, tapi pikirannya bercabang memikirkan segala hal yang akan terjadi jika saja dia salah bertindak.

"Belum terlambat, kita pulang saja besok, batalkan pertemuan dengan pak Joshua dan anaknya" ucap Nano lagi.

"Ini satu-satunya harapan untuk saat ini" ucap Juna masih tenang.

Nano mengernyitkan dahi.
"Jun? Udah gila? Secara gak langsung pak Joshua mau jodohin anaknya sama kamu" dia sekarang mulai tersulut emosi.

Juna membalikkan tubuhnya, menatap Nano.
"Kalau kamu jadi saya, apa yang akan kamu lakukan?" tanyanya.

Nano terdiam sesaat.
"Saya akan cari solusi lain" ucapnya kemudian.

"Disituasi saat ini?" tanya Juna mengintimidasi.

Nano menghembuskan nafasnya kasar, mengusap wajahnya dengan gusar.
"Bagaimana dengan Ishana?"

Juna kembali memandangi pemandangan dibalik jendela, cuaca sore yang sangat cerah di kota Semarang ini berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang begitu kelabu seolah banyak polusi ditubuhnya hingga terasa berat.

"Ribuan karyawan sedang menanti pekerjaannya kembali, pikirkan saja itu untuk saat ini" kata Juna lagi-lagi dengan nada bicaranya yang tegas dan tenang.

Nano mau tidak mau menerima keputusan Juna. Dia juga tidak tau apa yang di pikirkan Juna tentang Ishana saat ini.

Nano hanya berharap semua akan baik-baik saja kedepannya.

_____

Keesokkan harinya.

Joshua mengundang Juna untuk datang ke rumah beliau saat jam makan siang. Tentu saja Juna harus menerima undangan tersebut.

"Jun? Yakin?" Tanya Nano saat dia menghentikan mobil ketika telah tiba di kediaman Joshua.

"Berhenti menanyakan hal yang sama" ujar Juna tegas.

Nano hanya bisa pasrah sekarang, keputusan Juna sudah tidak bisa diganggu lagi.

Mereka pun keluar dari mobil, di sambut oleh satpam yang berjaga.

"Pak Juna? Silahkan, pak Joshua sudah menunggu, saya antar" ucap satpam tersebut dengan ramah.

Juna mengangguk dan mengikuti kemana satpam itu pergi, diikuti Nano di belakangnya.

Terlihat Joshua sedang duduk bersantai di kursi taman. Sepertinya taman itu khusus untuk menyambut tamu.

Joshua berdiri saat melihat kedatangan Juna, beliau tersenyum menyambutnya.

"Selamat datang Juna di kediaman saya. Silahkan" ucap Joshua mempersilahkan Juna untuk duduk di hadapannya.

Nano lebih memilih untuk berkeliling melihat-lihat taman, mengobrol dengan satpam di sana. Dia tidak mau ikut campur urusan Juna sekarang, biarlah Juna yang memutuskan sendiri masalah pribadinya.

Joshua kemudian memanggil salah satu pegawai rumahnya.
"Mbak, tolong buatkan minum untuk Juna, panggilkan juga Lea kesini ya" ucap beliau pada wanita paruh baya tersebut.

Lea... Juna meyakini jika nama yang barusan Joshua sebut adalah putrinya.

"Gimana kabar ibu kamu? Saya belum menanyakan itu kemarin" tanya Joshua.

Love Is Just A Mess ( LIJAM )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang