Seminggu berlalu, Ishana maupun Juna sama sekali tidak saling menghubungi.
Juna memang begitu sibuk bertemu klien dan kunjungan pabriknya di Semarang, sedangkan Ishana juga sibuk dengan tugas-tugas kampusnya yang menumpuk dan tentu saja ditambah kerjaannya di butik.
Juna tidak mau menghubungi Ishana karna pria itu ingin fokus dulu pada kerjaannya, jika terus memikirkan Ishana yang mengacuhkannya, itu hanya akan membuat Juna tidak tenang. Jadi untuk sesaat, Juna sengaja melupakan masalah Ishana.
Jauh dilubuk hati kecilnya Juna merindukan Ishana. Tapi, jika dia terus memikirkan gadis itu, kerinduannya malah semakin membesar. Mungkin untuk saat ini Juna juga tidak mau mendengar apapun tentang Ishana.
Juna masih menunggu Ishana yang menghubunginya terlebih dulu.
Sedangkan Ishana masih dengan pendiriannya, membiarkan Juna berpikir atas apa yang sudah pria itu ucapkan padanya. Ishana tidak banyak berharap jika Juna nantinya akan memperlakukan Ishana seperti biasanya, akan lebih perhatian, atau mungkin bisa saja jadi tambah acuh. Ishana akan terima apapun itu.
Setiap malam, Ishana selalu menimbang-nimbang untuk menghubungi Juna, tapi gadis itu selalu mengurungkan niatnya, sampai seminggu berlalu pun Ishana tetap tidak mau menghubungi Juna.
Berbeda dengan malam ini, Ishana tampak merenung, duduk bersandar di ranjangnya melihat ke luar jendela.
Bintang-bintang yang biasanya bertebaran, lenyap di tutupi awan.
Ishana merindukan Juna. Sangat...
Ishana meraih ponsel dan membuka kontak Juna, kali ini dia mengganti lagi nama kontak Juna seperti semula. Dia dengarkan lagi pesan suara yang Juna kirimkan minggu lalu.
Tiba-tiba air mata Ishana menetes begitu saja, jatuh perlahan di pipinya. Ishana benar-benar merindukan suara Juna.
Ishana menarik selimut hingga pinggangnya, kemudian menaruh bantal kecil di atas pahanya.
Tanpa banyak berpikir lagi, Ishana langsung menelpon Juna. Dan tanpa disangka, Juna mengangkat telpon Ishana begitu cepat.
"Ishana" panggil Juna.
Ishana menunduk semakin meneteskan air matanya saat mendengar suara Juna. Suara ini yang sangat dia rindukan...
"Ishana, kamu nangis?"
Ishana segera menghapus airmata di wajahnya,
"Gapapa" jawabnya pelan."Kenapa baru telpon? Saya nunggu..."
Hening. Rasanya Ishana hanya ingin mendengar suara Juna saja, tidak perlu ada obrolan apapun.
"Ishana, sudah marahnya?" tanya Juna.
"Sudah" jawab Ishana lirih.
"Kamu mau tidur? Ngantuk?"
"Nggak..."
"Bicara yang banyak, bukannya sudah tidak marah? Mana mesin di mulut kamu?"
"Ishana cuma ingin denger suara kak Juna aja" ucap Ishana pelan.
Terdengar Juna yang menghela nafasnya.
"Semuanya baik-baik saja di sana?""Baik..."
"Kamu gak akan tanya saya di sini bagaimana?"
"Kak Juna di sana gimana?"
"Saya merindukan kamu Ishana"
Hati Ishana tersentuh, genangan air kembali berkumpul di bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Just A Mess ( LIJAM )
Fanfiction❗️[ TAHAP REVISI ]❗️ Beberapa chapter di unpub dan di publish ulang per-chapter. _____ Ishana Ileana Terra yang jatuh cinta pada seniornya, Juna Delardo. Pria dingin yang bicara seadanya, datar, gila belajar, workaholic, dan menganggap cinta itu han...