11. Angel Wings

14 7 0
                                    

Di bengkel milik kakak putri, Angkasa berusaha mengservice motor milik Nasya untuk digunakan di sirkuit, gadis itu juga membantu Angkasa menyerahkan berbagai alat untuknya.

"Queen! Dari tadi kok cemberut mulu sih! Kenapa? Mikirin tentang strategi balapan kah?" Tanya sang wakil. Putri segera membalikkan badannya, menatap lekat tatapan Nasya sembari mendengus kesal.

"Kenzo, Nas.. Gue gak ngerti lagi harus berbuat apa sama dia. Waktu itu mungkin, Kenzo sedikit terguncang mendengar ucapan gue. Jujur gue sebenarnya gak marah, cuman gue gak bisa narik kata-kata gue waktu itu." Jawab Putri, dirinya menatap sendu dengan pandangan menunduk. Rasa bersalah rupanya menghantui dirinya. Kenzo adalah seorang yang berhati lembut berbeda dengan Putri. Kata-katanya tadi pasti menusuk ke dalam hatinya. Caci makian tadi, sebenarnya tidak terlalu di pikirkan tetapi waktu itu putri sedang mengalami mood yang buruk karena usulan geng Tiger.

"Udahlah gak usah dipikirin, dia pasti ngerti kok. Tapi tumben banget lo punya perasaan kaya gini, apa karena Kenzo crush lo?" Nasya dengan polos mengucapkan kata-kata itu padahal di sampingnya ada kakak putri yang langsung syok mendengar ucapan temannya.

Angkasa langsung menatap adiknya dengan tatapan tajam. Pandangannya langsung mengarah ke Putri, dengan gugup putri sedikit terkejut lalu membalikkan badannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengan percakapan antara dirinya dengan Nasya.

Pria yang bernama Angkasa itu lantas berdiri lalu menghampiri adiknya. Tangan yang masih kotor karena oli ia biarkan. Pria yang amat tinggi itu berdiri sejajar disamping Putri. Gadis kecil Putri sedikit ketakutan seraya bergidik ngeri, melihat monster yang berada di sampingnya hampir menyergapnya.

"Kamu pacaran ya di sekolah?" Tanya Angkasa dengan tatapan mengintimidasi. Sang kakak tentu tidak ingin terjadi apa-apa dengan adiknya, apalagi mengetahui kalau adiknya sedang mengalami kasmaran dengan seorang pria. Dirinya takut akan terjadinya hal buruk yang menimpa adiknya.

"Eh-enggak kok kak" Elak Putri dengan gugup. Ia tak berani menatap kakaknya sendiri.

Angkasa menghela nafasnya. "Dek, kakak tau kamu pasti sedang merasa jatuh cinta, tapi inget semua laki-laki belum tentu baik. Mereka pasti akan membuang mu jauh-jauh bahkan berbuat yang tidak senonoh. Bisa aja dia cuman nganggap kamu mainan atau yang lainnya. Jadi kakak harap, jangan terlalu berharap dengan seorang pria. Apalagi yang belum pasti asal usulnya. Ya?" Ucap kakaknya yang mencoba menyadarkan sang adik. Putri pun mengangguk, menatap sang kakak dengan senyuman. Angkasa kali ini tidak marah tetapi mencoba menasehatinya, dirinya sadar kalau marah-marah juga tidak ada hasilnya yang ada nanti adiknya takut dan merasa tidak enak berada didekatnya.

Nasya celingak celinguk di samping motor miliknya, karena tidak tahu harus berbuat apa dengan motornya. Ia pun berteriak memanggil kakak putri, untuk segera mengservice motornya untuk digunakan dalam balapan. Motor Nasya memang pantas digunakan di sirkuit, dan tentunya motor itu akan dipinjam oleh Queen of racing yaitu Putri.

*****


Suara kucing mengeong tiba-tiba membuat Bagas kewalahan, pria itu mencoba untuk pergi ke rumah temannya tetapi dihalangi hewan imut yang terus mengganggu kaki jenjang miliknya.

"Hey, aku mau pergi sebentar saja kok. Jangan menghalangi ku Ciko!!" Teriak Bagas. Pria itu tidak berani menendang hewan itu apalagi membuatnya pergi dengan cara yang kasar. Dia hanya terus diam dan sesekali berjongkok untuk menjauhkan hewan kecil itu secara lembut.

"Meong! Meong!" Kucing itu tetap bersikeras menghalangi majikannya untuk pergi.

"Ciko! Jangan kaya gitu ah!! Nanti kalau pulang, aku bawain ikan asin deh! Plis bolehin aku pergi ya.. Plis plis plis!!" Bagas mengangkat Ciko hewan peliharaannya. Memohon supaya dirinya diizinkan oleh Ciko untuk pergi.

ANGEL WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang