28. Fire Gang Datang

9 5 2
                                    

"Gara-gara lo masalah semakin rumit, Tar." Tukas Theo dengan napas terengah-engah. wajahnya sedikit lebam disertai luka-luka di sudut bibirnya. Cowok itu terduduk lemas bersandar di dinding kamar miliknya. Altar, pria itu juga sama mengenaskannya seperti Theo. Sekujur tubuhnya terasa remuk karena dihantam menggunakan balok kayu di pangkal lehernya. Semua tenaganya terkuras habis akibat perkelahian yang tidak seimbang dengan jumlah penantangnya.

"Cukup yo, gue capek.. "Lirih Altar dengan suara serak. Ia meringis pelan kala merasakan perih di sekujur tubuhnya.

"Gue yang seharusnya capek oon!! Sakit nih!" Cowok itu menunjukkan luka lebamnya pada Altar. Altar hanya melihat sekilas, pandangannya menjadi buram saat melihat sekelilingnya. Masih dengan ringisan, Theo segera bangkit dan mencari kotak P3K untuk mengobati luka Altar. Seharusnya pria itu tidak terlalu gegabah karena memang bukan Fire Gang yang melakukannya. Benar-benar menyusahkan!

"Lo mau ke mana?" Tanya Altar dengan lirih.

"Mau ngobatin luka lo!" Jawab Theo dengan ketus. Altar hanya terkekeh mendengar jawaban dari cowok itu. Theo benar-benar kawan yang baik. Meskipun awalnya ia dimarahi habis-habisan tapi dia juga masih mau membantu dirinya.

Cowok itu melangkah mencari barang tersebut dan meninggalkan Altar sendirian di kamar, masih dengan posisi yang sama. Altar sekuat tenaga menopang tubuhnya yang lemas dengan rasa sakit yang tertahan. Ia mengepalkan tangannya sekuat tenaga, mencoba menghilangkan rasa sakit yang menjalar hebat dari tubuhnya.

Sementara Theo pergi ke luar kamar dan mencari pembantunya. Keadaan rumahnya sangatlah sepi, hanya ada kesunyian di dalam rumah itu. Orang tuanya sudah lama bercerai sejak Theo masih kanak-kanak. Waktu itu ia sungguh marah dan geram karena orang tuanya terus saja saling cekcok, ia membenci ayahnya tanpa sebab. Sementara ibunya, ntah sudah berapa lama beliau tidak lagi menampakkan dirinya. Theo hanya bisa akrab dengan pembantunya karena memang beliaulah yang membesarkan dirinya dengan penuh kasih sayang layaknya orang tua kandung.

Cowok itu celingak-celinguk mencari Bi Warti yang entah di mana keberadaannya sekarang. Sementara dirinya tidak tahu letak obat itu di mana.

"Waduh, gawat nih. Altar nanti mati kalau gue kelamaan ambil tuh barang. Apa gue panggil dokter aja ya?" Gumam Theo tanpa babibu langsung menelepon seorang dokter untuk mengobati Altar yang tengah kesakitan di dalam kamarnya.

•••••

Keesokannya, samar-samar terdengar suara bising motor yang mengarah ke markas Angel Wings. Dari suaranya, Putri yakin kalau mereka adalah sekelompok Fire Gang yang akan membuat kerusuhan di sini.

Entah kenapa masalah seakan menjadi runyam ketika mengetahui bahwa yang menghancurkan markas ini adalah geng lain. Geng yang belum pernah ia ketahui dan bahkan belum pernah sekalipun berurusan dengannya.

Tak ada cara lain selain harus berhadapan dengan Fire Gang kembali, lagian ini hanya kesalahpahaman saja yang dibuat oleh Altar. Entah darimana Altar menebak kalau Fire Gang pelakunya padahal Theo membantah kalau pelakunya adalah Black Devil.

Dan Putri sama sekali tidak mengetahui hal itu, entah mengapa mereka berdua terlihat mengetahui segalanya.

Fire Gang datang secara bergerombol menuju ke kediaman pasukan Angel Wings. Putri dan kawan-kawan muncul keluar markas dengan raut wajah bingung. Apakah mereka akan mengadakan perang lagi?

Kevin turun dari motornya, melepas helm full face miliknya dengan senyum penuh kemenangan. Putri hanya menganggapinya dengan wajah datar tanpa ekspresi. Dirinya sudah tahu kalau Kevin pasti akan menyombongkan dirinya karena sudah mengalahkan dua anggota inti Angel Wings, Theo dan Altar.

ANGEL WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang