Hujan mulai turun dengan begitu deras. Petir dan kilat seakan menyambar-nyambar menampakkan kemurkaanya. Suasana pada waktu itu kian mencekam ditambah bunyi guntur yang bergemuruh beberapa kali. Angin kencang datang bersamaan dengan datangnya hujan. Hingga semua orang terpaksa bangun dari tidur lelapnya akibat dilanda hujan deras yang mengerikan.
Putri, gadis itu merasa ketakutan di rumahnya seorang diri. Ia merasa gelisah, khawatir akan Angkasa dan kembarannya yang belum pulang juga padahal sudah sangat larut bagi mereka untuk keluar dari rumah. Ia merasa tak sabar, hatinya seakan menyuruhnya untuk segera menyusul mereka berdua di minimarket tetapi cuaca seakan tidak mendukung baginya untuk keluar dari rumah. Hujan lebat dipenuhi angin kencang akan membuatnya kewalahan menghadapi terjangan cuaca ekstrem itu. Jalanan yang licin sangatlah berbahaya baginya untuk berkendara menjemput mereka, sedangkan jika dirinya berjalan kaki ke sana akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Lebih baik ia menunggu sampai hujan mulai reda.
Putri memutuskan untuk menunggu mereka di rumah sampai hujan dirasa sudah mulai reda. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi sekarang. Sebenarnya ia ingin meminta bantuan pada teman-temannya tapi, cuaca seperti ini tidak bagus untuk memanggil mereka lewat telepon, memungkinkan ia akan tersambar petir jika terus memaksakan diri untuk menghubungi mereka dengan cuaca yang sedang dalam kondisi buruk. Lebih baik ia menunggu dan menyiapkan lilin bila nanti terjadi pemadaman listrik mendadak.
Hujan itu berlangsung sangat lama, ia hanya bisa duduk di sofa yang hanya ditemani hujan yang masih terasa sangat deras. Gadis itu duduk memeluk lututnya dengan wajah yang ditenggelamkan diantara sela-sela lutut miliknya yang terasa dingin. Ia memikirkan bagaimana keadaan Angkasa dan Adinda di sana, apakah mereka berdua sedang berteduh memunggu hujan yang tak kunjung reda? Atau sedang terjadi sesuatu pada mereka? Pikirannya terus berkelana hingga menimbulkan perasaan yang tak enak pada dirinya tentang kakak dan kembarannya yang hingga kini belum pulang juga.
Pikirannya terus melayang hingga ia teringat ucapan Bagas waktu itu untuk berjaga-jaga satu sama lain karena ada kemungkinan kalau Alvin akan mengincar dirinya dan keluarganya sebelum perang itu tiba. Ia sadar! Ia baru sadar, seharusnya ia menjaga kembarannya dan kakaknya. Seharusnya ia tidak memperbolehkan Angkasa dan Adinda pergi. Ia tidak tahu, apakah ini benar atau tidak, pastinya ia harus menjemput mereka secepat mungkin. Hatinya mulai gelisah, ia bergegas mengambil jaket miliknya dan berlari ke luar rumah. Ia menuntun motornya ke luar dari bagasi lalu melesat cepat tanpa memperdulikan tentang dirinya dan akibat baginya.
"Sial! Kenapa harus sekarang?!" Motornya melaju kencang tanpa memperdulikan keselamatannya. Yang hanya dipikirannya hanyalah tentang Angkasa dan Adinda, ia takut terjadi apa-apa dengan mereka. Ia takut kalau mereka diculik oleh Alvin karena kecerobohannya sebagai pemimpin. Ia takut! Ia takut mereka berdua meninggalkan dirinya sendirian. Ia masih butuh mereka berdua.
Sekarang, ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri kalau mereka celaka karena ulahnya.
•••••
Sesampainya di minimarket, ia mulai menghentikan mesin motornya lalu membuka helm full face yang berada di kepalanya. Gadis itu melihat ke arah sekeliling yang hanya menampakkan sepi. Tidak ada orang di sana, hanya ada seseorang pegawai minimarket yang sedang bersiap-siap untuk pulang karena sudah malam dan juga sudah waktunya tutup. Gadis itu berdecak kesal. Ia turun dari motornya lalu berteduh sebentar di sana.
"Gue harus ngehubungin Bagas sekarang!" Gumam gadis itu, ia mengambil handphone miliknya nya di saku jaket lalu menghubungi pria itu agar memberikan nomor Alvin sekaligus menyuruhnya untuk ikut membantu untuk mencari keberadaan Angkasa dan Adinda.
"Halo?"
"Gas, kakak gue sama kembaran gue hilang! Tolong bantu gue nyari mereka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL WINGS
Teen Fiction[Sudah Tamat] Menceritakan tentang proses menjadi geng motor besar di seluruh jalanan Ibukota. Menguasai jalanan dimalam hari dengan mengibarkan bendera kekuasaan. Angel Wings, geng motor penguasa jalanan di malam hari sekaligus perisai bagi sekola...