Sekuat apapun dirimu, itu tidak akan berpengaruh bagiku.
_Putri Maharani_
Sirkuit Road Race sudah berada di depan mata. Dari luar sirkuit, terlihat beberapa motor terparkir rapi di sana. Putri segera memasuki dalam arena seraya menuntun motornya masuk ke dalam. Wakilnya juga mengikuti sang ketua dari belakang. Cahaya lampu berjejer di setiap arena, luar maupun dalam. Sedikit beranggapan kalau sirkuit ini cukup berbeda dibandingkan dengan yang lainnya. Mewah dan keren.
Perlahan tapi pasti saat memasuki arena dalam sirkuit. Suara gelora menyelimuti mereka berdua saat pandangan mereka belum teralihkan. Melihat situasi sekarang Putri meneguk ludah pahit dengan perasaan yang bercampur aduk. Antara malu, takut kalah, serta takut akan dibuat malu oleh mereka yang menonton.
Tangan putri yang satunya masih menenteng helm full face miliknya. Wakilinya mencoba menepuk perlahan bahu gadis itu. "Semangat! Jangan terpaku oleh keadaan." Bisik Nasya. Putri menyugingkan senyuman pada wakilnya. Sang Queen pun perlahan masuk arena garis Start sehingga membuat anggota geng Tiger terkejut. Semua pandangan terarah pada gadis itu.
"Berani juga lo dateng ke sini, Queen." Ucap remeh dari sang raja balap, yaitu Altar. Altar yang sudah siap itu masih duduk anteng di atas motor. Lengkap dengan baju balapnya yang membalut di tubuhnya.
Putri tidak merespon sama sekali. Gadis itu sibuk memasang segala keamanannya untuk segera mengikuti balapan. Mata putri berfokus pada jalanan lurus di depannya. Sang wakil tersenyum tipis melihat ketuanya dari kejauhan.
"Menarik... " Gumam Nasya dengan puas melihat mereka berdua bertarung memperebutkan posisi.
Saat dirasa sudah siap, mereka berdua bersiap di garis start layaknya balapan akan dimulai. Keadaan pun hening dan terhindar dari berbagai sorakan. Hanya terdengar suara bising motor saja tetapi tidak menggangu di telinga.
Tatapan mereka begitu serius saat melihat lampu yang masih menampilkan warna merah. Tangan mereka masih melekat di setir lalu saat warna lampu mulai merubah dari kuning ke hijau. Mereka langsung melesat begitu cepat di jalanan. Saat itu juga sorakan mulai terdengar heboh dari para anggota geng Tiger. Anggota geng Angel Wings tidak diperbolehkan menonton oleh sang ketua yaitu Putri. Dia tidak ingin membuat mereka lelah jadi gadis itu hanya mengundang perwakilan saja dari anggota inti untuk menemaninya.
Belokan serta putaran berhasil dilewati dengan sengit. Tidak ada yang mau mengalah satu pun dari mereka berdua. Altar masih berada di posisinya yang sejajar berdampingan dengan Putri. Tatapan gadis itu kali ini terlihat kosong hanya menatap jalanan di depannya tanpa memperdulikan Altar yang sedang berusaha menyalip motor gadis itu.
"ALTAR AYO ALTAR!! LO PASTI BISA!!"
Nasya yang sejak tadi sedang asik menonton mereka, tiba-tiba langsung nenoleh pada pria yang sedang menyoraki ketuanya dengan histeris. Wajahnya yang tanpa respon itu sedikit membuat mereka takut serta terheran-heran. Dingin kata itu langsung terlintas dalam pikiran mereka.
Lima putaran berhasil dilewati mereka berdua lalu tiba-tiba putri menginjak pedalnya langsung membuat gadis itu berhasil memimpin barisan pertama. Gadis itu begitu cepat meskipun beberapa belokan itu masih ada dan bisa saja membuatnya kecelakaan. Altar langsung melongo begitu melihat kecepatan gadis itu. Bukan main, ternyata rekor juga tidak dapat membuahkan hasil rupanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL WINGS
Novela Juvenil[Sudah Tamat] Menceritakan tentang proses menjadi geng motor besar di seluruh jalanan Ibukota. Menguasai jalanan dimalam hari dengan mengibarkan bendera kekuasaan. Angel Wings, geng motor penguasa jalanan di malam hari sekaligus perisai bagi sekola...