22. Berita Gawat

16 5 1
                                    

"Ck.. Pulsa gue habis lagi!" Theo berdecak kesal lantaran tidak bisa melakukan panggilan dengan Altar karena pulsanya sudah habis. Ia pun mencoba untuk berpikir jernih sesaat. Cowok itu langsung merubah posisinya menjadi bersender pada tembok dengan tangan yang sudah masuk ke dalam saku celana seragamnya. Mengapa kali ini banyak hal aneh yang menimpa geng miliknya?

Ia masih mengingat jelas tragedi waktu di markas Black Dragon. Ia bahkan hampir saja mati kalau saja Adinda tidak bergerak cepat melemparkan batu berukuran besar pada pria misterius itu. Apakah ada hal yang berkaitan dengan waktu itu? Apa mungkin ini hanya sebuah misi baru yang akan menuntunnya menuju final pertempuran?

Ini sangat sulit untuk menemukan sebuah jawaban. Tetapi, Mengapa geng Angel Wings mempunyai ikatan erat dengan Black Dragon? Padahal dirinya saja tidak tahu menahu tentang geng lama itu. Bisa jadi ini sebuah rahasia tiga anggota inti. Mereka pasti mempunyai tujuan lain saat membentuk geng Angel Wings dua tahun yang lalu.

"Heh rambut kuning!!" Tiba-tiba suara sapaan seseorang membuyarkan isi pikiran Theo. Cowok itu langsung terkejut dengan wajah yang menampakkan perasaan khawatir yang tidak dapat diungkapkan. Ia menatap lekat seorang murid perempuan yang berada di depannya. Dia menatap cowok itu terheran-heran, mencoba melihat wajah Theo yang kebingungan.

"Lo kenapa? Kesurupan?" Tanya nya dengan kening yang mengerut. Ia memasukkan tangannya ke dalam kantong roknya.

Tanpa disangka murid-murid yang lain sudah selesai mengerjakan ulangan, terlihat mereka mulai keluar dari dalam kelas. Pengawas pun sepertinya sedang merapikan hasil jawaban dari murid-muridnya beserta soal ulangan. Di sana juga terlihat Putri dan Nasya yang sedang berbincang-bincang mengenai soal ulangan yang dirasa susah untuk menemukan jawaban.

Matanya mengerjap pelan lalu menatap Adinda yang kini sudah berada di depannya. Ia pun langsung bertingkah sepanik mungkin membuat gadis itu terheran-heran. Theo mengucapkan sebuah kalimat dengan teramat cepat di tambah tingkahnya seperti orang kesurupan. Hal itu mengundang perhatian beberapa orang yang berada di sekitarnya. Dengan sigap ia membekap mulut cowok itu dengan tangannya.

"Diem goblok!! Lo kenapa sih??" Tanya Adinda dengan wajah yang menahan malu karena ditatap beberapa siswa yang sedang berjalan melewatinya.

Theo langsung melepas tangan Adinda dari mulutnya. "Peh.. Tangan lo asin dih!!" Cowok itu mengusap mulutnya sembari mengecap dan merasakan rasa asin di mulutnya.

"Heh lo kenapa rambut kuning!!? Ada apa?!?" Adinda kembali mengulang pertanyaan nya.

Theo langsung kembali fokus pada gadis itu lalu mengatakan mengenai masalah yang saat ini menimpa gengnya.

"Ada kabar gawat dari Altar, katanya markas kita hancur. Tongkat baseball kebanggaan kita juga dicuri, yang paling gawat... Seragam yang baru kita beli buat anggota baru juga dibakar habis sampai tak bersisa. Keadaannya sungguh mengenaskan sepertinya. Bagaimana ini Adinda?? Gue enggak tahu siapa pelakunya tapi Altar yang pertama kali tahu keadaan markas hari ini."

Theo mencoba mengatakan semuanya dengan pelan takut Adinda mengamuk karena mendengar berita tak mengenakkan dari Altar. Seketika raut wajah gadis itu berubah setelah cowok itu mengatakan semuanya. Tatapannya begitu tajam dengan kedua tangan yang mengepal bebas di bawah.

"Siapa yang melakukan semua ini?" Desis gadis itu dengan amarah yang menggebu-gebu.

"Sabar Din.. Gue juga nggak tahu." Cowok itu mencoba menetralkan emosi sang ketua mereka.

Adinda melepas tangan cowok itu dari bahunya lalu berlari pergi menuju ke dalam kelas. "KAK! KAK PUTRI!!" Pekik gadis itu dengan suara hentakan kaki yang amat keras.

Putri yang sejak tadi sedang berbincang-bincang itu pun lantas menoleh ke arah pintu ruangan. Tampak Adinda yang menatapnya dengan wajah kesal ditambah Theo yang mengekori kembarannya dengan mimik wajah khawatir.

"Ada apa ini? Adinda jangan panggil gue kakak ah! Kita seumuran cuman beda beberapa menit aja!" Kesal Putri membuat gadis itu tambah menatap sebal kembarannya. Adinda melangkah lebar menuju kembarannya kemudian memberikan kabar gawat yang tadi sudah disampaikan oleh Theo pada dirinya.

Putri sontak kaget setelah mendengar cerita dari kembarannya. Nasya yang sejak tadi hanya diam itu pun sontak membulatkan matanya tak percaya. Putri menoleh pada Theo yang sejak tadi menatap mereka dengan wajah khawatir.

"Lo dapet darimana berita ini?" Tanya Putri pada cowok itu. Theo pun memberikan handphonenya pada gadis itu, memberikan sebuah bukti nyata yang terpangpang jelas di grup obrolan geng Angel Wings.

Matanya seketika terbelalak. Dirinya syok ketika membaca pesan itu. Ia meletakkan handphonenya di meja lalu mulai berfikir mengenai siapa biang kerok yang sudah menghancurkan markas milik Angel Wings.

"Pulang sekolah kalian harus ikut gue ke markas. Kita cari tahu siapa pelakunya, inget jangan bolos maupun panik mending pikirkan nilai ulangan kalian. Kita udah kelas 12 bentar lagi lulus, udah jangan dipikirin lagi." Jelas Putri lalu menepuk kepala kembarannya dengan lembut.

"Kita urus masalah ini nanti.. Siap-siap pulang sekolah kumpul di markas!!"

"Iya" Sahut Theo.

"Yaudah put, gue mau pamit sama Theo dulu." Adinda pun berpamitan dengan kembarannya lalu menarik seragam cowok itu keluar kelas.

Dirasa mereka berdua sudah tidak ada, putri pun kembali memikirkan kejadian yang baru saja terjadi pada markas geng miliknya. Mana mungkin mereka menghancurkan markas geng Angel Wings tanpa sebab? Sungguh perbuatan nekat sekali.

Kalau dipikir pikir pun, kejadian ini sungguh sama dengan geng Black Dragon pada saat kakaknya yaitu Angkasa memimpin geng generasi ke empat itu. Ia merasa kalau geng Angel Wings sepertinya akan bernasib sama dengan geng Black Dragon generasi ke empat. Adinda juga menerima banyak keanehan yang terjadi waktu di markas Black Dragon. Apakah ini suatu tanda kalau pelaku teror itu akan segera muncul? Atau.. Ini adalah suatu perlawanan dari musuh bebuyutan geng Angel Wings yaitu Fire Gang?

Apa yang terjadi sebenarnya?

"Lo gak perlu cemas mengenai masalah ini." Ucap Nasya membuat pikiran gadis itu kembali sadar. "Akhir-akhir ini gue denger berita yang gak jelas dari Bagas."

"Berita apa?" Tanya Putri.

"Lo tahu Black Devil? Sepertinya itu ada ikatan antara geng Black Dragon dengan geng tersebut. "

"Hm? Black Devil? Gue baru tau nama geng itu."

"Gak tahu?"

"Iya"

"Sudahlah, kayaknya gue salah denger. Mana mungkin ada geng baru lagi kan?"

"Maksud--" Ucapan putri terpotong. Gadis berambut pendek itu segera bangkit dan pergi meninggalkan Putri di dalam ruangan. Dirinya tidak mengerti dengan ucapan dari wakilnya itu. Dia selalu mengucapkan kata-kata yang sulit untuk diartikan sejak sifatnya berubah akibat suatu tragedi dimasa lalu.

Tapi mengenai ucapannya, ia berfikir keras dengan nama Black Devil. Nama itu mirip dengan Black Dragon, Sama-sama menggunakan kata 'Black' tetapi apakah benar ada suatu ikatan diantara kedua geng itu?

Apakah Nasya mengetahui semuanya tentang sejarah geng Black Dragon??

_Angel Wings_








Next?
Terima Kasih sudah membaca.

ANGEL WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang