[29] Bekas Luka

43 14 32
                                    

"Kita gak ada hubungan sama sekali, lagian, gue gak kenal Reya."

"Gue gak lupa. Tapi, gue gak kenal Reya. Siapa Reya?"

"Gue hanya kenal Reya yang gak membenci gue sama sekali, tidak menyuruh gue pergi dari hidupnya."

"Reya!!" teriak Deen membuat Agreya yang sedang melamun terkejut setengah mati.

"Kapan lo balik ke rumah lo?!" tanya Deen ketus.

Agreya mendelik ke arah lain sambil berdecak kesal, "Ini juga rumah gue,"

"Em, ngadi-ngadi,"

"Mau sampai kapan lo disini? Orangtua lo emang gak nyariin?" tanya Deen sambil berjalan mendekati Agreya.

"Gue gak akan pulang,"

"Lo takut? Mau sampai kapan lo menghindar?"

"Saran dari gue, mending lo lapor ke polisi, gue gak mau lo disiksa lagi cuman gara-gara nilai lo turun."

"Kejadian itu bukan karena nilai gue turun,"

"Terus apa?"

"Mereka udah cerai,"

"Cerai?" tanya Deen terkejut.

"Papa gue bawa Kahya, gak ada yang mau bawa gue. Rumah itu baru saja dijual, mereka nyuruh gue buat tinggal sama Kakak,"

"Loh, kok baru cerita?"

"Belakangan ini Kakak sibuk, kalo gue cerita.. malah ganggu,"

"Lo tau alasan mereka cerai?"

"Dua-duanya sama-sama selingkuh,"

Deen menghembus nafas berat, "Pacar gue juga selingkuh,"

Agreya membulatkan kedua matanya, "Chia? Selingkuh?" tanya Agreya tidak percaya.

Deen mengangguk pelan lalu duduk disamping Agreya, "Sama Kal,"

"Kal?!"

"Gue kasih waktu dia untuk memilih diantara gue sama Kal, dia gak bisa ngerelain salah satu diantara kita."

"Gue bener-bener gak nyangka, kok bisa sekaligus suka sama dua cowok,"

Deen menghembus nafas pelan, "Ya udah, gue mau ke kamar," ucap Deen beranjak dari duduknya.

Berjalan beberapa langkah lalu berhenti, "Biaya makan, pendidikan, semua biaya lo sama gue?"

Agreya tertawa kecil mendengarnya, "Nggak lah, Papa gue yang nanggung semuanya,"

"Kirain lo bakal jadi Adik angkat gue dan menanggung semua biaya lo"

"Gue juga bingung. Masa gue ditelantarkan sama mereka, kejam banget sama anaknya."

Deen berjalan mendekati Agreya dan menyuruhnya untuk berdiri, setelah mereka saling berhadapan, Deen menatap Agreya sangat lama.

"Gue mau jujur tentang perasaan gue,"

Agreya hanya terdiam sambil menatap laki-laki itu.

"Gue pernah suka sama lo, saat lo smp. Setelah dipikir-pikir, ternyata perasaan gue bukan buat lo. Gue mudah banget tergoda sama wanita lain."

Perkataan itu jelas membuat Agreya terkejut dan bergidik ngeri, seluruh tubuhnya merinding seketika ditambah kedua tangan Deen yang sedari tadi menggenggam kedua bahunya.

"Saat ini dan seterusnya, gue akan menjaga lo seperti Adik gue sendiri. Lo mau tinggal disini sampai lo udah nikah juga gak masalah, anggap saja rumah ini milik lo juga. Dan jangan lupa, gue akan selalu ada buat lo sebagai Kakak."

A²: KARTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang