Awan sudah menyelesaikan tangisannya beberapa jam yang lalu, saat Adhyastha dibawa ke rumah sakit. Kini Jakarta sangat sunyi, karena hujan yang deras telah menghentikan aktivitas manusia.
Di Sebuah tempat Stadion Basket, terlihat jelas seorang gadis berambut panjang tengah memeluk erat kedua kakinya. Ia sudah melakukan itu sekitar 16 menit, itu membuat Chia sangat cemas. Chia tengah mengelus punggung gadis itu secara perlahan dan berusaha membujuknya untuk segera pulang.
Gadis itu mengangkat kepalanya secara perlahan dan menatap Chia, matanya sangat sembab sepertinya ia menangis tanpa suara.
"Lo nangis?" tanya Chia tidak menyangka, lalu membiarkan gadis itu bersandar di bahunya.
Tiba-tiba gadis itu menangis dengan kencang, seperti orang yang sedang tersiksa. Chia super panik dan berusaha menenangkannya.
"Lo ngajak gue kesini untuk apa? Udah mau setengah jam disini. Tapi, lo gak ngomong apa-apa. Lo kenapa sih?" ucap Chia greget, disisi lain ia sangat kesal.
"Gue se..dih, Astha gak ter..luka kan?" tanya gadis itu sambil cegukkan karena menangis dan membuatnya sulit berbicara.
"Astaga, lo ngajak gue kesini buat nanya itu? Kenapa lo gak di telpon aja, gue panik sama lo. Gue kira lo habis dilecehkan atau apa gitu."
"Gue butuh pelukan lo," lirih gadis itu.
"Aduh Kae," timpal Chia frustasi, "cape gue sama lo," cetus Chia sambil menghempas kepala Kae dari bahunya.
"Gue liat berita, ada yang kecelakaan. Warna motornya sama kayak motor Astha," tutur Kae, suaranya sudah kembali normal.
Chia menghembus nafas berat, "motor yang kayak Astha tuh banyak Kae!"
Kae terdiam beberapa detik, "ke rumah sakit yuk? Please, anter gue. Lokasinya deket dari sini," kata Kae beranjak dari duduknya.
Chia terdiam, sepertinya ia sedang mengomel di dalam hati.
"Chi, ayok?" ajak Kae sambil menarik tangan kanannya.
"Kae, lo obses banget sih! Sudahlah, jangan ngurusin hidup orang."
"Gue suka sama Astha, gue gak bisa tinggal diam aja."
Chia menghembus nafas pelan, "lo jangan egois deh, lo kalo dah ngenal cinta berubah sikap lo! Astha tuh sukanya sama Reya bukan lo,"
"Lo kok gitu sih?!" tanya Kae tidak percaya dengan perkataan yang diucapkan temannya.
Chia menundukkan kepalanya, "sorry Kae, bukan gitu. Sekarang udah mau jam dua belas, lo gak kasian sama orang tua lo? Mending kita pulang aja, besok kita ke rumah sakit." ucap Chia menatap Kae penuh kesabaran.
Kae menghembus nafas pelan, lalu mengangguk setuju.
Kedua gadis itu berjalan pergi meninggalkan tempat itu, tiba-tiba Kae menghentikan langkahnya.
"Chia, lo suka sama Kal?" tanya Kae membuat Chia menghentikan langkahnya.
--<✿>--
"Astha kenapa gak diangkat sih?" protes Raldi frustasi, ia terus menelpon Adhyastha.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif—
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif—
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif—
"Astha, lo baik-baik aja kan?"
"Apa gue harus membatalkan misi gue? Gue gak tega liat Astha terluka terus. Tapi, gue butuh uang untuk biaya operasi Adik gue. Gue gak tau harus kerja apa, sedangkan Adik gue butuh operasi secepatnya. Gue sudah terlanjur terikat dengan orang jahat, jika gue mengkhianati mereka Adik gue gak akan mendapatkan biaya operasi."
![](https://img.wattpad.com/cover/245061485-288-k437912.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A²: KARTALA
FanficAdhyastha Dexano, kerap disapa Astha. Sang pengagum gadis apatis yang membencinya. Laki-laki yang menyimpan beribu-ribu luka yang tak pernah sembuh. Hidup Astha hanya seberkas cahaya, sebuah harapan yang mungkin terjadi. Sepertinya tidak, tak ada ka...