Bertemu tapi tidak menyapa sama sekali.
-Adhyastha Dexano-
Semester akhir kelas sebelas.
Apakah aku harus menyerah? Membiarkan gadis itu menjadi milik orang lain? Perjuangan ku untuknya hanya sia-sia belaka saja.
Tepat pada saat latihan drama di rumah Adhyastha, Agreya termasuk bagian dari anggota kelompoknya. Dalam benaknya, Adhyastha ingin menjauh dari gadis itu. Lantas, kenapa Tuhan selalu mempertemukan mereka?
"Gue gak mau memerankan pangeran," lirih Adhyastha saat yang lain sedang menghafalkan sebuah naskah drama.
"Kenapa?" tanya Nio ketus. "Lo udah cocok untuk memerankannya,"
"Gue gak mau," kekeh Adhyastha, perkataannya sangat menyinggung Agreya.
"Gue gak mau jadi pangerannya Reya," lanjut Adhyastha.
Agreya tersenyum miring mendengarnya, "Tha, cuman drama aja. Bukan nyata."
"Emang gue bilang jadi pangeran nyata lo? Gak kan?"
Lagi-lagi Agreya tersenyum miring mendengarnya, "Ganti aja, jangan Astha. Percuma kalo dianya gak mau,"
Adam menundukkan kepalanya sejenak sambil memijat kepala yang terasa pusing, "Kalian musuhan?"
"Gak!" jawab mereka serentak dengan ketus.
"Udah, gini aja." sergah Nio, "Siapa yang mau tukeran peran sama Astha?"
"Gue aja," lirih Ersya yang sedari tadi diam saja.
Adhyastha sontak menatap tajam ke arah laki-laki itu, "Kenapa harus lo?!"
"Bukannya lo gak mau jadi pangerannya Reya?" tanya Ersya memastikan, "Gue bisa ambil alih posisi lo,"
Adhyastha mengembus napas pelan sambil memejamkan kedua matanya.
"Udah setuju, ya? Ersya sebagai pangeran, Adhyastha sebagai pengawal Reya." ucap Adam.
Lebih menyakitkan jika gue memerankan sebagai pengawalnya.
Mereka terus berlatih dengan bersungguh-sungguh, Ersya dan Agreya terlihat sangat romantis. Jelas itu membuat Adhyastha kesal, rasanya ingin meninju laki-laki itu.
Saat adegan bergandengan, Adhyastha melerainya membuat yang lain keheranan.
"Kenapa Tha?" tanya Adam.
"Kalo lo gak mau ini terjadi, lantas kenapa lo gak menginginkan nya?" bisik Adam, ketus.
"Gak usah ikut campur urusan gue, lo gak tau apa-apa." tegas Adhyastha.
"Tha, lo kenapa sih?" tanya Ersya, heran.
"Ini latihan pertama kita, waktu pentas masih lama. Lo mau jadi pangeran atau pengawal? Kalo lo gini terus, gak baik untuk ke depannya." tutur Nio memperingatkan.
Adhyastha terdiam tidak menjawab sama sekali.
"Tha?"
"Pengawal," lirih Adhyastha.
"Setuju, ya? Lo jangan merusak adegan," tegas Adam greget.
Adhyastha mengembus napas berat, berusaha untuk mengatur emosinya. Mereka melanjutkan latihannya dan berjalan dengan lancar.
Mereka tengah beristirahat, Agreya dan Ersya terlihat sangat akrab, mereka tertawa penuh keriangan. Adhyastha tersenyum tipis melihat adegan itu sambil berjalan melewatinya. Ia mengambil segelas jus dan meminumnya hingga habis, lalu berjalan menuju kamar miliknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/245061485-288-k437912.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A²: KARTALA
FanfictionAdhyastha Dexano, kerap disapa Astha. Sang pengagum gadis apatis yang membencinya. Laki-laki yang menyimpan beribu-ribu luka yang tak pernah sembuh. Hidup Astha hanya seberkas cahaya, sebuah harapan yang mungkin terjadi. Sepertinya tidak, tak ada ka...