[9] All Day along With You

46 16 22
                                    

Sebelum baca jangan lupa follow akun Aqia ya

Happy Reading:)

Agreya sudah berada dalam mobil pribadinya, duduk disebelah Pak supir karena kursi belakang penuh dengan barang belanjaan.
  
Sambil melihat pemandangan kota, beberapa detik kemudian teleponnya berbunyi. Notifikasi pesan dari akun instagram @ersya.fc, ia langsung membuka pesan tersebut.

@ersya.fc
Reya?

@ya.reya6
Apa?

@ersya.fc
Setelah pulang sekolah kita ketemuan

@ya.reya6
Gak bisa

@ersya.fc
Sebentar aja kok

@ya.reya6
Dimana?

@ersya.fc
Sekolah lo, depan gerbang aja

@ya.reya6
Oke


Setelah sampai di rumah, Agreya disambut oleh adiknya.

"Habis shopping nih, banyak banget. Emang punya uang? Apa uang nya dari Mama?" sindir Kahya sambil tersenyum meremehkan.
  
Agreya menatap tajam ke arah Kahya, "sok tau lo, sorry ya. Gue punya uang sendiri, gak kayak lo. Minta terus sama Mama." ucap Agreya tak mau kalah.
  
"Ihh.. fitnah, Kahya juga punya uang kali."
  
"Serah lo!" Agreya sedang malas untuk berdebat, ia langsung pergi meninggalkan Kahya menuju kamar miliknya.
  
Kahya hanya mencibir melihat kepergian Agreya, lalu mendelik ke arah lain.
  
"Capek," lirih Agreya terbaring lemas di atas kasur.
  
"Gue harus datang ga yah?" tanya Agreya pada dirinya, "tapi, gue ga kenal siapa dia."
  
"Akhhh!!" teriak Agreya frustasi.

--<✿>--

Hari minggu, hari terakhir libur sekolah. Di pagi hari yang sejuk dengan suara kicauan burung mengisi kesunyian. Diiringi alunan musik yang menggugah semangat. Agreya sedang melakukan lari pagi sekitar komplek miliknya. Menggunakan baju khas olahraga dan rambut ikalnya.
  
"Bisa jalan yang bener ga?!" bentak Agreya murka, tubuhnya bertabrakan dengan seseorang.
  
Kedua mata mereka saling bertatapan, Agreya terkejut dengan sosok di hadapannya. Menatap tak percaya bahwa ia bertemu dengan laki-laki itu.
  
Agreya melepas headphone miliknya.

"Ngapain lo disini?" tanya Adhyastha keheranan.
  
Agreya mengacuhkan pertanyaan laki-laki itu dan hendak pergi dari tempat itu. Langkahnya terhenti karena Adhyastha menggenggam tangan kanan nya. Agreya berusaha melepas genggaman itu, namun tak bisa. Pada akhirnya laki-laki itu menyamakan pijakannya dengan gadis itu.
  
"Jangan pegang-pegang!" tegas Agreya.
  
"Kenapa lo disini?" tanya Adhyastha, "kalo lo gak jawab, lo bakal tetep disini."
  
"Lari pagi!" jawabnya ketus, lantas Adhyastha melepas genggamannya.
  
"Aneh banget lo!" lanjutnya, Adhyastha keheranan dengan ucapan gadis itu.
 
Agreya melangkah pergi.
  
"Reya." panggil Adhyastha menarik tangan kanan Agreya, kini mereka saling berhadapan.

Jarak antara mereka sangat dekat, hingga terasa detak jantung milik Adhyastha.

--<✿>--

Di sore hari, terdengar suara motor di pekarangan rumah. Gadis itu melepas helm lalu turun dari motor tersebut, Adhyastha tersenyum tipis menatap gadis cantik itu.
  
"Apa lo liat-liat?" celoteh Agreya, lantas laki-laki itu membulatkan kedua matanya—terkejut.
  
"Galak bener." ungkap Adhyastha, "besok jangan lupa." sambung Adhyastha, dibalas tatapan sinis.
  
"Lo lucu, Reya."

Agreya melangkahkan kaki menuju rumahnya, tanpa menggubris perkataan dari laki-laki itu.
  
Adhyastha menghembus nafas panjang, hampir frustasi dengan tingkah gadis itu. Mereka menghabiskan waktu di perpustakaan umum Jakarta, sambil mampir ke rumah milik laki-laki itu.
  
Selama Agreya bersamanya, setiap laki-laki itu berkata—gadis itu pasti menjawab dengan ketus. Sampai Adhyastha kebingungan dengan tingkahnya.
  
Awalnya Agreya menolak mentah-mentah, karena menyangkut pembelajaran—jadi ia menuruti kemauan Adhyastha. Itu juga sebuah keberuntungan baginya, nggak ada yang mau jika temannya diajak untuk ke perpustakaan. Padahal itu adalah hal yang menyenangkan, mendapatkan wawasan yang luas.
  
Adhyastha menancapkan gas, lalu pergi dari tempat itu. Selama di perjalanan, laki-laki itu bersenandung. Menyanyikan lagu Seperti Kisah–Rizky Febian.
  
♬♬ Seperti kisah yang pernah ada

Kaulah bidadari hati

Kita bersama buat cerita

Cinta antara kita


Ku pernah terluka

Kadang tak berdaya

Kau s'lalu ada

Buatku tertawa

Dan lupakan lara


Tak tahu bagaimana

Aku tanpa dirimu

Tak pernah terbayangkan

Sepi merindu


Kumohon padamu

Tetaplah kau di sampingku

Hilangkan ragu

Semua yang kan mengganggu


Kucinta padamu kasihku oh ho

Kita bersama buat cerita

Cinta antara kita... ♬♬

--<✿>--

Setelah sampai di kamar, Agreya merebahkan tubuhnya di atas kasur.
  
"Gue cape, pake dateng ke rumahnya segala. Kayaknya pamer rumah deh, makannya ajak gue." gumam Agreya, sedikit kesal.
  
"Cie.., yang habis jalan-jalan sama pacar." sindir Kahya, berdiri tegak dekat pintu, entah sejak kapan dia berada disitu.
  
"Siapa juga yang punya pacar?" sambil membenarkan posisi tidurnya—menatap Kahya dengan kesal.
  
"Jangan bohong, janjian kan?"
  
"Gak." jawab Agreya singkat.
  
"Bohong banget. Dari pagi sampe sore, jalan-jalan."
  
Agreya mendelik ke arah lain, lalu berbaring membelakangi Kahya. Menarik selimut dan siap untuk tidur, mengacuhkan perkataan Adiknya. Perlahan matanya tertutup, Kahya menghembus nafas berat lalu pergi dari tempat itu. Tanpa menutup pintu, membiarkannya terbuka selebar-lebarnya.
  
Agreya membuka matanya, lalu menatap ke arah pintu.
  
Menatap penuh amarah. "KAHYA! TUTUP PINTUNYA!"

--<✿>--

Suara notifikasi handphone membuat Agreya terbangun, dan membuka pesan tersebut. Dengan kedua mata terbuka sedikit, membuat Agreya sulit membaca pesan itu.

Ia tidak tahu siapa yang mengirim pesan padanya, tulisan itu terlihat remang-remang.

@ersya.fc
Reya? Udh tidur?

@ersya.fc
Lo cantik, Ya

@ersya.fc
Gue ga bisa tidur, karena teringat lo

@ersya.fc
Kok di read doang

Agreya sangat ngantuk berat, ia tetap memposisikan layar messenger dan tertidur lelap.

--<✿>--

Jangan lupa coment, vote [✩], follow.

-Next Chapter--

A²: KARTALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang