19.

225 24 0
                                    

***

Lia segera menutup pintu kamarnya, begitu ia berhasil masuk ke dalam. Dengan sekuat tenaga yang tersisa, Lia mendorong kuat pintunya yang sedang berusaha dibuka oleh sekelompok orang yang ada disana.

"Julia. Open the dor, Now!!!"

"TIDAK!!! GUE GAK AKAN BUKA!! PERGI LO SEMUA, SIALAN!!!"

Brukk.

Brakk.

Pintu bermerek kayu itu akhirnya tertutup Rapat saat Lia menendangnya. Justru pintu berakhir Macet disana. Tapi bagi Lia itu sudah jauh lebih baik dari membiarkan mereka menyentuhnya.

Seketika Lia terjatuh ke lantai dan segera meneteskan air mata. Suaranya semakin kencang mengisi kamarnya.

Tanpa sadar ada seseorang diujung sana tengah bersembunyi dibalik Ruang sempit sambil menatap Datar kepadanya.

"Sudah Cukup!!! Gue lelah. Gue lelah menghadapi segalanya. Gue,, gue,, Tidak bisa lagi menghadapi mereka semua. Hiks,, hiks,,!!" Ucap Lia dengan Putus Asa.

Pfftt.

Lia segera beranjak dari tempatnya dan melihat ke arah sumber suara itu. Yang ternyata berasal dari seseorang yang tengah bersandar diruang sempit yang ada disana.

Terlebih lagi Tubuh Tinggi serta sorot Matanya yang tajam, Membuat bulu kuduknya berdiri begitu saja. Rasa takut mulai menguasai dirinya saat Pria Itu keluar dari Kegelapan.

Sampai saat Pria itu keluar dari Kegelapan. Lia Lagi-lagi dibuat terkejut saat bertemu dengannya.  Ia tak pernah menyangka bahwa orang pertama yang melihat dirinya menyerah terhadap sesuatu hal adalah orang yang selama ini ia harus jauhi.

Nampak Pria Tampan itu tak seorang diri saja. Melainkan bersama Tiga atau lebih anggotanya disana. Lia semakin terpojokan saat merasakan ada seseorang tengah berdiri di belakangnya.

Ia pun langsung berbalik sambil berjalan jauh darinya. Terlihatlah satu pria besar dan gemuk tengah menatap remeh kepadanya. Lia semakin takut dikelilingi oleh Sekelompok Anak buah Mafia Kejam.

"Gue gak nyangka. Gadis dingin dan Cerdik ke elo, bisa begitu Mudahnya terjebak dalam Jebakan gue. Gimana dengan Ini? Apakah sesuai dengan selera lo?" Tanya Soobin sambil tersenyum licik.

Mau berbicara pun sangat sulit. Apalagi untuk menatap matanya yang sangat menakutkan bagi Lia. Lia semakin panik saat Pria Itu mulai berjalan ke arahnya.

Bahkan ia tak bisa bernafas dengan teratur saat pria Gemuk itu memegang kedua bahunya dengan kuat disana. Alhasil ia tak bisa melakukan apa-apa disana.

Sreet.

Sampai saat Soobin memegang Rahangnya dengan kuat, Lia tak bisa mengimbangi Kekuatannya karena terlalu kuat. Ia pun berusaha melepaskan diri namun Soobin malah semakin menyiksanya dengan mencengkram Rahangnya.

"Akh,, Akhh,, Sa-sakit!!" Ringis Lia.

Bruuk.

Tanpa Berbicara, Soobin langsung membuang tubuh Lia ke arah tempat tidur dan Jatuh tepat diatas lantai. Bukannya diatasnya, malah jatuh dilantai dan kepala lia malah terbentur ditempat tidur.

Kepala Lia pun tiba-tiba saja mengeluarkan darah segar dan ia pun terkejut saat Soobin tiba-tiba menarik Rambutnya dengan kuat. Kemudian ia Lagi-lagi menariknya sembari menyeretnya sambil membawanya ke arah Jendela.

Bughhh.

Seakan mau remuk seluruh badannya, Lia semakin tak bisa melakukan apa-apa disana. Otaknya semakin kacau melihat perubahan sikap Soobin yang begitu Menakutkan.

MAFIA IN THE MORNING 1&2 End. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang