A.M 19

23.1K 1.3K 21
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya

Seana Ardiyanto, Ardiyanto adalah marga yang seharusnya tersemat dibelakang namaku, aku anak kedua dari 3 bersaudara aa seharusnya 4 tapi adikku satunya meninggal dalam kandungan, tidak masalah menjadi anak kedua dan tidak salah terlahir menjadi wanita tapi entahlah yang terjadi pada diriku sedikit berbeda.

Orang tuaku tidak mengharapkan ku ada, mereka selalu berusaha menyiksaku agar aku mati dengan cepat tapi sepertinya Tuhan masih baik ia mengirim nenek untuk merawat ku sampai akhir hidupnya.

Orang tuaku  menginginkan anak laki-laki tapi kakakku adalah perempuan mereka tidak menyalahkan kakaku dan mereka menyayangi nya seperti pada umumnya dan lahirlah aku, sebelum aku lahir USG menyatakan aku laki-laki tentunya membuat orang tuaku bahagia.

Namun aku lahir menjadi wanita, bunda sempat marah kepada petugas yang saat itu membantu persalinan, bunda berharap anaknya tertukar karena bunda masihlah menginginkan anak laki-laki namun kenyataannya memang aku perempuan.

Aku tidak pernah meminum asi bundaku sejak lahir, bunda lebih memilih memberikan asi nya kepada sepupuku yang lahirnya berjarak 3 hari saja.

Aku meminum susu formula dan di rawat full oleh maid tidak ada campur tangan bunda dan ayah. Ayah juga mengganti tanggal lahirku agar tidak sama bulan nya dengan ayah.

Dan ketika usiaku satu tahun aku pernah meminta ASI pada bunda, mungkin karena aku melihat sepupu ku menyusu aku mengingkan dan mencoba bertanya pada bunda, namun bukannya diberi ASI aku malah di pukul dan dikurung di kamar mandi dan dikunci dengan keadaan gelap gulita, itu hal yang menakutkan untuk anak usia 1 tahun.

Aku menangis meraung meminta tolong tapi tidak ada yang mendengar sampai akhirnya maid datang ketika aku sudah lemas.

Kau tau kehidupan orang kaya yang angkuh? Mereka selalu sombong bukan? Aku yang selalu di perkenalkan sebagai anak dari maid dirumah selalu dikucilkan bahkan tidak pernah diperlakukan baik, sampai pada aku usia 4 tahun bunda hamil anak ketiga tentunya aku bahagia dipikirkan ku aku akan mempunyai teman bermain, aku belum mengerti dengan keadaan sesungguhnya saat itu.

Sampai pada akhir lahirlah adikku berjenis kelamin laki-laki dan keluarga ku sangat bahagia, tapi kasih sayang orangtuaku semakin jauh, aku bahkan tidur sekamar dengan maid sejak saat itu.

Dan peranku tidak jauh seperti maid dewasa, aku akan disuruh mengelap meja atau membersihkan kursi dengan kemoceng, hal mustahil dilakukan anak usia 4 tahun tapi aku harus melakukan agar tidak di marahi.

Sea menjeda ucapannya dan melirik Alex, memastikan apakah Alex masih mendengarkan atau tidak, setelah memastikan Alex mendengarkan sea melanjutkan ceritanya

Ketika kelahiran adik nenek kakek datang dan semuanya baik-baik saja mereka tidak menyadari bahwa cucunya yang satu ini disiksa karena orangtuanya pintar memanipulasi keadaan, semuanya berjalan seperti itu sampai pada usiaku yang hampir 6 tahun dan adikku 2 tahun nenek datang tanpa memberi tahu.

Mereka menekan Bell seperti biasa. Peranku yang saat itu adalah anak dari maid berlari membuka pintu sambil membungkuk kan badan dan mengucapkan kalimat selama datang serta memberitahu bahwa keluarga Ardiyanto sedang makan siang di ruang makan.

Sampai ketika nenek berbicara aku baru sadar bahwa yang datang nenek, dan ketika itu aku tau keselamatan ku terancam karena pastinya setelah ini aku akan dikurung dan dipukuli. Aku menyesal tidak melihat dulu siapa yang datang, seharusnya aku berlagak sebagai seorang cucu yang sedang menyambut sang nenek.

Pada saat itu juga nenek sadar tubuh ku yang semakin kurus dari terakhir mereka melihatku dan keadaan ku yang tidak mencerminkan anak keluarga kaya membuat mereka terdiam dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada ku, tanpa aba-aba kakek menggendong ku dan mendudukkan ku pada pundaknya yang mena membuat pantat ku sakit, ketika aku mengeluh sakit nenek menyadari ada sesuatu yang aku sembunyikan ia membuka celanaku dan menemukan luka yang terbilang parah di pantat ku.

Mereka berjalan tergesa menuju meja makan dan mencerca sang anak dan menantunya, mereka menanyakan apa yang terjadi padaku saat itu, bunda dan ayah menjawab bahwa aku baru saja jatuh karena tingkahku sendiri, ayah menatapku tajam membuat aku ketakutan, entahlah saat itu aku hanya berfikir bahwa sebentar lagi aku sepertinya akan mati.

Dramatis bukan hidup anak usia 6 tahun, harusnya anak seusia itu hanya memikirkan main dan main bukan mati, dan benar saja setelah kepulangan kakek nenek aku dikurung digudang seperti biasa dan dipukuli hingga lemas oleh ayah kemudian di kunci dalam keadaan gelap sudah seperti camilan sehari-hari yang aku selalu hafal alurnya, tapi ini sedikit berbeda biasanya mereka akan mengurungku semalam saja ini lebih dari semalam atau bisa di bilang 4 hari 3 malam, dan maid hanya memberiku makan 1x disiang hari saja dan satu botol besar minum.

Ketika hari ke tiga aku dikurung aku bertanya pada maid yang memberiku makan kemana maid yang selalu merawat ku kenapa bukan dia yang mengantarkan makanku seperti biasanya? Apa ia juga membenciku pada akhirnya? tapi aku tidak mendapatkan jawaban karena sang maid langsung keluar.

Pada saat itu ya pikirkan ku buruk kenapa maid tega meninggalkan ku disini seharusnya ia menolongku, sampai pada hari aku dibebaskan aku baru tau bahwa maid kesayangan ku sudah meninggal..

Sea terdiam ia menumpahkan semua air matanya ia berharap semua rasa bersalah nya sedari dulu tuntas saat ia bercerita sekarang, sea terkejut ketika Alex menariknya masuk dalam pelukannya Alex mengusap lembut punggung sea

"Jangan di lanjutkan kalau kau tidak sanggup sea" Alex mencoba berbicara setelah diamnya lama mendengarkan cerita Seana, Alex juga tidak menyangka bahwa hidup Seana sangat menyakitkan.

"Aku aku akan melanjutkan ceritanya, tapi sebentar saja seperti ini aku ingin melupakan semua rasa menyesal ku, menyesal karena tidak bisa membantu maid kesayangan ku, kenapa pada saat itu aku tidak ikut mati saja, maid kesayangan ku meninggalkan ku" sea mencoba mengadu kepada Alex.

"Tenang kan dulu diri mu sea, Setelahnya kau boleh lanjutkan ceritamu" ucap Alex sembari mengusap halus tangan sea yang sudah berada dalam genggaman nya sedari tadi.

"Ceritaku tidak menarik bukan? Apa kau sudah bosan mendengarkan nya?"

"Tidak, aku ingin mendengarkan semuanya tanpa terkecuali, jadi lanjutkan saja ceritamu aku akan mendengarkan nya dengan baik" Alex mengecup singkat kening Seana yang mana membuat nafas Seana tercekat dan degub jantung nya berdebar kencang.

'apa-apaan coba pria didepannya ini mengecup kening nya tanpa izin, dasar om om mesum' pikir Seana

Ia menarik nafas nya dalam-dalam dan bersiap untuk melanjutkan cerita hidupnya...






Karena tadi ada yang komen di bab sebelumnya, jadi tiba-tiba semangat buat up lagi hehehe. Btw selamat membaca dan menunggu up lagi di Minggu depan 💚😘






Sorry kalau masih banyak typo ya bestie & Kalau ada kritik dan saran sampaikan dengan baik ya ....

Next chapter >>>

See u next chapter ♡♡♡♡♡

AYDEN'S MOMMY ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang