Jangan lupa vote dan komen ya
Sea membuka matanya perlahan, ia berusaha mengumpulkan kesadarannya sebelum ia terkejut merasa ada sesuatu yang berat di atas perutnya dan buntalan di atas kepalanya.
Ia mencoba mencerna sebelum sadar tadi dini hari ia muntah dan meminta Alex untuk mengusap perutnya yang pastinya berakhir tidur berdua.
Pipi sea memerah mengingat semuanya, jantung nya berdetak lebih cepat, ia Malu dan pastinya akan canggung ketika bertatapan dengan Alex nantinya.
Ia kembali terkejut ketika merasa tangannya sedikit ringan, setelah ia melihat ternyata infus yang sedari kemarin terpasang sudah dilepas, tapi kapan? Kenapa ia tidak sadar sama sekali? Sungguh memalukan.
"Sudah melamunnya sea? Pipimu akan terus bertambah merah kalau kau tidak berhenti melamun" ucap Alex memecah lamunan sea
Sea terkejut, ia tidak menyadari bahwa duda satu itu sudah bangun dari tidurnya dan pastinya sedang melakukan hal yang menyebalkan
"Kapan dokter melepas infusnya?" Sea enggan menjawab pertanyaan Alex, ia lebih memilih bertanya hal lain untuk menyelamatkan gugupnya."Tadi pukul 9, dan ia meresepkan beberapa vitamin lagi agar mualnya tidak berlebihan" kelas Alex
ya tadi ia bangun ketika dokter Albert melepaskan infus sea dan ia pula yang menceritakan apa yang terjadi pada sea dini hari tadi
"Terimakasih, saya pasti merepotkan Anda" ucap sea dengan lirih, tiba-tiba saja ia merasa sangat merepotkan keluarga Nelson, ia yang seharusnya tidak pantas berada disini apalagi diperlakukan sebaik ini, entahlah Sea merasa sangat buruk.
"Ya semua orang pasti merepotkan, dan sebagai yang direpotkan aku tidak keberatan" jawab Alex acuh tidak memperdulikan Rona merah pada pipi sea, "oh iya dokter bilang banyak minum air putih agar mualnya tidak berlebihan" sambung Alex
setelahnya Alex mendudukkan dirinya dengan pelan. karena sang anak masih memeluk kepalanya dengan erat, ayden tidur di atas kepala Alex dan memeluk leher Alex erat, hal yang sudah biasa terjadi di kehidupan Alex, dan hal baru bagi Seana, maka dari itu ia sedikit tercengang melihat posisi ayden yang jauh dari kata normal.
"Kau sudah ku izinkan tidak masuk di kantor Abraham dan di restoran, jadi jangan khawatir, fokuslah istirahat agar cepat pulih"
"Terimakasih, tapi saya akan istirahat di flat saja"
"Disini saja, di flat tidak ada yang menjaga mu, dan kalau butuh sesuatu tidak ada yang membantu terlebih untuk mengusap perutmu? Aaa tidak akan ada yang bisa" setelah mengeluarkan semua isi kepalanya Alex tersenyum tipis dan keluar dari kamarnya.
"Dan aa iya aku lupa, mandilah dan turun untuk makan siang, kita Belum makan sedari tadi sarapan" tambah Alex sebelum benar-benar meninggalkan kamar tamu.
Sea mencoba membangunkan ayden untuk di ajak nya mandi, karena ia yakin ayden juga belum makan sedari sarapan, sea takut ayden sakit lagi
"Sayang ayo bangun, mandi dan makan siang dengan kakak" ucap sea lembut sembari mengusap pipi ayden dan mencubit halus agar anak tersebut bangun, dan benar saja ayden terbangun setelah nya.
"Mmyy, good molning mmyy" ucap ayden sambil masih memejamkan mata dan mencoba mencium pipi sea, yang mana membuat sea gemas.
"Ayo kita mandi dan makan siang setelah nya"
"Suapin ya mmyyy " rayu ayden
"Iya sayang, ayo bangun"
Setelahnya ayden dan sea benar-benar mandi berdua dan bersiap untuk turun sebelum pintu didepannya terbuka menampakkan duda yang berdiri angkuh
"Sini boy Daddy gendong, tangan mommy masih sakit" Alex meraih sang anak dengan hati-hati takut merusak mood sang anak
"Ayo turun" tangan Alex satunya menggenggam tangan sea hati-hati karena ia takut sea terjatuh nantinya.
Pendek dulu aja ya soalnya di Bab lainnya yang baca sama yang vote kebanting jauh, aku up lagi kalau yang vote udah 50 dan yang komen 20. Bisa kan?
50 vote dan 20 komen = double up
Sorry kalau masih banyak typo ya bestie & Kalau ada kritik dan saran sampaikan dengan baik ya ....
Next chapter >>>
See u next chapter ♡♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
AYDEN'S MOMMY ( Slow Update )
DiversosKisah seorang perempuan berusia 20 tahun yang menjalani kehidupan sederhana nya dalam kesendirian, penuh luka dan tangisan. Berusaha bertahan untuk meraih gelar nya dan melanjutkan hidup dengan tenang. Hingga munculnya anak laki-laki usia 2 tahun ya...