Jangan lupa vote dan komen ya
Tiga Minggu sudah berlalu dan Seana berhasil membujuk Alex juga Shopia agar tetap tinggal di flatnya saja
Awalnya mereka menolak mentah-mentah namun Seana tetap mencoba merayu dan akhirnya berhasil, ia boleh tinggal di flatnya namun dengan syarat setiap akhir Minggu ia harus menginap di mansion Nelson, dan mau tidak mau Seana menyetujui syarat tersebut.
Dan Minggu kemarin Seana sudah 2x mendatangi mansion Alex untuk menemani Ayden bermain dan berbelanja dengan Shopia.
Untuk sekarang ia tidak memiliki janji dengan siapapun serta sekarang ia hanya bekerja di restoran saja sudah tidak bekerja di kantor Abraham dikarenakan sebentar lagi ia akan masuk kuliah, ia senang akan bertemu lagi dengan para teman-temannya.
Karena masuk kuliah sudah seminggu lagi Seana mulai mempersiapkan diri untuk memulai pembelajaran baru, ia berharap dosen yang mengajar nya di semester depan adalah dosen baik yang berhati manusia (yang manusiawi), ia juga berharap nilai dia semester ini aman agar beasiswa nya tetap diberikan tidak di cabut.
Kegiatan melamun Seana terhenti ketika mendengar bel pintunya berbunyi, ia terdiam siapa yang datang? Ia tidak memiliki janji pada siapapun dan tidak mungkin Alex karena dia sedang di Italia.
Sudahlah ia memutuskan untuk melihat siapa yang datang
Ia membuka pintunya dan tidak menemukan siapapun disana, keningnya berkerut bingung 'ia tidak salah dengar kan? tadi bell nya berbunyi, ia memutar tubuhnya untuk masuk kedalam flatnya namun kakinya menabrak sebuah kotak ukuran sedang berwarna merah hitam.
"Apakah ini untukku? tapi dari siapa? apakah akah aman jika aku bawa masuk?" ia bergumam lirih, banyak sekali pertanyaan yang ada di kepalanya saat ini.
Dengan berat hati dan sedikit takut ia mengambil kotak tersebut dan membawanya masuk, ia taruh dengan asal di atas meja makan dan ia memutuskan untuk tidak membukanya.
Ia menidurkan kembali tubuhnya dan berfikir tentang isi kotak tersebut namun masih enggan untuk membukanya.
Getaran di atas meja kecil mengalihkan atensi Seana, ia melihat siapa yang menelpon nya, dan ternyata Alex, ia dengan buru-buru mengangkatnya.
"Hallo Alex? Kenapa?"
"Kau sedang apa? Hanya ingin menelpon saja"
"Aku sedang tidak melakukan apapun, kau tidak sibuk? bukannya urusan bisnis mu sedang rumit?"
"Otak jenius ku sudah bisa menyelesaikan dengan cepat sehingga sekarang hanya tinggal sisa sisa dari permasalahan saja"
"Sombong mu tidak pernah berkurang ya, menyebalkan sekali"
"Lusa aku kembali, kau ingin ku bawakan oleh-oleh apa?"
"Tidak ingin kau bawakan apa-apa "
"Kenapa begitu? kau harus menyebutkan satu aja sesuatu yang harus ku bawakan pulang "
"Tidak ada Alex sungguh"
"Ya sudah kalau begitu, kau kenapa Sea? suaramu sepertinya sedang cemas?"
"Tidak ada Alex sudahlah lanjutkan pekerjaan mu"
"Baiklah kalau begitu jaga diri baik-baik setelah selesai semua pekerjaan ku kita akan jalan-jalan ya"
"Tidak mau kalau hanya berdua, jika kau mengajakku jalan-jalan harus dengan Ayden"
"Kenapa begitu? Kalau mengajak Ayden bukan berkencan namannya "
"Tidak peduli, kau terlalu mesum jika hanya berdua"
"Mesum bagaimana? hanya mengecup ataupun mencium tidak ada tidur berdua juga"
"Terserah mu saja ku matikan telepon nya, bye Alex "
Setelahnya Seana keluar kamar dan melihat kotak tersebut, ia ingin membukanya namun ada sedikit keraguan, sebenarnya berisi apasih kotak ini ia sungguh ingin tau.
Ia memantapkan hati nya untuk membuka kotak yang sedari tadi ia pegang.
Dengan hati-hati ia tarik pintanya dan ia buka tutup kotaknya, ia terkejut dengan isi kotak tersebut, apa maksud dari boneka, botol kaca berisi pasir dan kertas serta sebuah surat??
Bonekanya tidak baru karena terlihat sekali sudah usang, ia berfikir cukup lama mengenai Boneka tersebut dan ia ingat ini boneka pemberian bibi Mia saat ia kecil dulu, pikirannya memutar kembali ingatan masa kecilnya dengan bibi Mia, ingatan yang buruk sangat sangat buruk hingga kepalanya mulai pening
Namun ia tetap saja memaksa membaca surat yang ada ia dengan berat hati membukanya dan membacanya dalam hati, sekejap saja mukanya sudah dipastikan memucat ia ketakutan sekarang sangat takut.
Dengan sisa kekuatan nya ia berjalan ke arah kamarnya dan meraih handphone nya ia mendial nomor Alex berharap Alex mengangkat nya dengan cepat namun nihil panggilannya tidak terjawab, ia mencoba kembali dan di panggilan ke 4x nya baru Alex mengangkat nya
"Hallo kenapa Sea? merindukan ku ?"
"Alexx t-tolong"
"Sea? Kau kenapa? kau dimana?"
Nada Alex ketara sekali ia sedang panik dan khawatir"Di flat, alexx tolong aku, al-alex t-tolong please Alex"
"Nafas Sea, pelan-pelan jangan takut, orangku sudah menuju flat mu, jangan matikan telepon nya, aku temani"
Merasa tidak ada balasan Alex mulai gelisah "Seana? Sea? sayang? mommy?" Tidak ada balasan sama sekali
Ia segera mengambil handphone satunya dan mendial lagi no Lucas
"Ya bos?"
"Demi tuhan Lucas, kalian lambat sekali, Seana sepertinya tidak sadarkan diri"
"Kita sudah dekat bos, sebentar lagi sampai jangan matikan telepon nya"
"Tlpon pada Sea tidak ku matikan"
Beberapa menit kemudian terdengar suara Lucas memanggilnya"Bos" Lucas memanggil bosnya melalui handphone Sea
"Cas? bawa Seana ke rumah sakit, dan sisakan beberapa orang untuk mencari tau penyebabnya"
"Siap bos, mereka sudah membawa barang yang dicurigai"
"Aku terbang malam ini jaga Seana jangan sampai lengah" setelah mematikan teleponnya ia berfikir runyam, jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya bukan karena sedang bahagia namun sebaliknya ia sedang khawatir dengan keadaan Seana
"Sialan kau Ardiyanto" geram Alex penuh emosi
| Surat yang Seana baca |
Apa kabar Seana Ardiyanto? masih ingin menemui Mia? tenang saja kami akan membantu mu menemuinya HAHAHA
Haihaihai akhirnya aku bisa update lagi, dan yaa apa kabar kalian? terimakasih sudah setia menunggu dan membaca cerita ini 🤍🤍🤍
pokoknya kalian harus ramein kolom komentar nya sih🤍🤍🤍Sorry kalau masih banyak typo ya bestie & Kalau ada kritik dan saran sampaikan dengan baik ya ....
Next chapter >>>
See u next chapter ♡♡♡♡♡
KAMU SEDANG MEMBACA
AYDEN'S MOMMY ( Slow Update )
De TodoKisah seorang perempuan berusia 20 tahun yang menjalani kehidupan sederhana nya dalam kesendirian, penuh luka dan tangisan. Berusaha bertahan untuk meraih gelar nya dan melanjutkan hidup dengan tenang. Hingga munculnya anak laki-laki usia 2 tahun ya...