A.M 15

26K 1.5K 11
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya

Sea menolak ketika Alex menuntunnya menuju kasur, ia takut gerakan tidak nyamannya akan menggangu ayden yang sudah nyenyak

"aku akan tidur di sofa bed saja Alex"

"Kau ? Kenapa Sea? Tak nyaman tidur denganku?"

"Jawabannya sudah pasti iya Alex, tapi untuk sekarang bukan itu, nyeri ketika haid akan selalu membuat ku bergerak tidak nyaman yang pasti akan mengganggu ayden"

"Ya sudah aku ambilkan tiang infus nya dulu, duduklah"

Alex berjalan pelan ke sisi ranjang yang berisikan ayden, benar-benar hati-hati dalam berjalan terlebih ketika sudah mengambil tiang infus

"Ini, berbaringlah Sea" ucap Alex sambil mengambil botol infus dalam pegangan Sea

"Kau butuh sesuatu? Minuman hangat? Atau kompresan perut?" Tanya Alex dengan nada khawatir melihat raut kesakitan Sea

"Tidak Alex aku hanya butuh berbaring dan menahannya saja, tidak ada obatnya" sea terdiam ia benar-benar pusing luar biasa perutnya ingin di usap tapi tak mungkin kan ia meminta Alex mengusap perutnya

" Alex kapan infusnya akan di lepas?" Tanya sea, karena jujur saja ia tidak nyaman dengan adanya infus di tangannya

"Seharusnya nanti sudah dilepas, tapi kalau kau masih membutuhkan berarti hanya di ganti, kau baru saja muntah kalau kau lupa" jawab Alex tanpa mengalihkan pandangannya dari hp sedari tadi

"Tidak, muntah hanya hal biasa Alex, tidak perlu di infus" sea mencoba merayu agar tidak di infus lebih lama

"Itu menurut mu akan berbeda jika menurut dokter " Alex tau sea tidak nyaman seperti ini tapi mau bagaimana lagi, sea masihlah sakit.

"Kau butuh usapan sea?" Tanya Alex tiba-tiba yang pastinya membuat sea kaget dan berfikir apakah Alex selalu bisa membaca pikirannya? Atau ia sedang merencanakan sesuatu? Sebenarnya apa yang ada di pikiran Alex.

"Buang pikiran burukmu sea, aku hanya menanyakan dari apa yang aku baca, disini di katakan jika nyeri haid bisa sedikit berkurang dengan usapan halus. Jadi kau ingin ku usap atau tidak?" Jelas Alex menjawab semua pikiran sea yang pastinya terbaca melalui ekspresi wajah sea

"Ya memang seperti itu, tapi tapi eumm apa tidak apa-apa? Maksudku kau tidak keberatan?" Sea menyesali perkataannya sendiri setelah nya, ia merasa sangat murahan dengan berkata seperti itu kepada Alex

"Aku tidak keberatan jika itu memang membantu, berbaringlah ketengah dan aku akan berbaring di pinggir"

Sea menuruti saja, Sea menggeser tubuhnya dan menyamankan posisinya yang setelahnya disusul Alex yang berusaha menyamankan posisi dan menjaga jarak agar tidak membuat sea tidak nyaman

"Kau ingin ku usap dari luar baju atau dari dalam?" Tanya Alex menggoda,
Namun bukannya jawaban malah cubitan kecil yang Alex dapatkan dari sea

"kauuuuu mesumm Alex, ishhh" desis sea menahan emosi dan kesalnya

"Hei aku bertanya tidak usah berfikir jauh kemana-mana"

"Pastinya dari luar Alex"

Setelahnya Alex benar-benar mengusap perut sea dari luar dengan sangat halus dan berharap ini memang berhasil untuk mengurangi rasa sakit sea, Alex sedikit frustasi menahan hasratnya yang sudah dari tadi terpancing, sepertinya ia menyesal menawarkan hal yang intim seperti sekarang, tapi mau bagaimana lagi sea membutuhkan nya jadi ia akan berusaha menahannya.

Setelah beberapa saat sea sudah tertidur dengkuran halus keluar dari bibir sea, Alex cukup terpesona dengan keindahan wajah sea ketika tidur, wajahnya sangat teduh tidak ada emosi seperti ketika ia bangun.

Sangat lucu seperti bayi, oh tuhan apakah sea masih bayi? Selesai mengagumi keindahan didepannya Alex tertidur mengikuti sea yang sudah jauh menyelami alam mimpi

"Apakah Alex belum turun untuk sarapan?" Tanya shopia pada maid yang bertuga pagi itu.

"Belum nyonya" jawab sang maid

"Sayang, hari ini jadi berbelanja? Aku sudah mengosongkan jadwal ku hari ini"

Suara Jonathan membuat shopia tersenyum bahagia, pasalnya suaminya ini meskipun sudah tidak muda lagi tapi masih saja romantis, ia memang sudah berkeinginan untuk berkencan berdua dengan alibi berbelanja berdua, ya karena sudah sangat lama mereka tidak berkencan

"Jadi sayang, kita sarapan dulu,"

"Masih menunggu Alex? Kemana ia?" Tanya Jonathan ketika menyadari anak lelakinya belum turun

"Entahlah, mama juga berfikir sangat jarang Alex kesiangan pa"

"kita keatas saja pa, kita lihat sekalian papa melihat keadaan Seana" ajak shopia

Mereka berdua berjalan bersama tentunya sembari mengumbar keromantisan, mereka menuju kamar Alex dan mengetuk pintunya namun tidak ada jawaban, shopia berfikir apakah Alex juga sakit sehingga belum bangun? Atau kenapa?

"Pintunya tidak terkunci ma" Jonathan langsung saja membuka dan mengecek keadaan kamarnya dan hanya kekosongan yang mereka lihat

"Tidak mungkin kan sudah berangkat? Atau jangan-jangan?" Shopia menatap netra sang suami,

"kita lihat kesana pa"
Shopia dan Jonathan berjalan sedikit tergesa menuju kamar tamu, dan benar saja mereka menemukan tiga orang di dalamnya, sang cucu yang masih tertidur nyenyak sendirian di kasur dan 2 orang dewasa yang sedang berpelukan di sofa bed, shopia tersenyum melihatnya, ia bahagia pastinya dan berharap Seana memang pasangan yang cocok untuk anaknya dan ibu yang baik untuk cucunya

"Ayo turun saja, biarkan mereka, jangan mengganggu kita sarapan berdua saja dan berangkat berkencan" ucap shopia sembari memberikan wink centil pada sang suami. Mereka pun turun dan melanjutkan kegiatan mereka yang sudah tersusun.





Ramein komentar nya dong sama vote nya, soalnya antara pembacaan sama yang komen dan vote beda jauhhh.. kan sedih jadinya :)







Sorry kalau masih banyak typo ya bestie & Kalau ada kritik dan saran sampaikan dengan baik ya ....

Next chapter >>>

See u next chapter ♡♡♡♡♡

AYDEN'S MOMMY ( Slow Update )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang