[02/09, 19:31] DelonNaran: Oi, Riv. Siap?
[02/09, 19:34] RiverArata: Kakak betulan mengira aku tim SAR[1] mentang-mentang aku berhasil cari Deni? Calm down. Aku sudah di feri. Sebut identitas terlengkap yang ada dan perkembangan pencarian.
[02/09, 19:39] DelonNaran: Namanya Suciati. Kelahiran 1966. Single mother, suaminya meninggal. Dulu tinggal di daerah Cicadas. Anaknya cowok, dua orang. Yang bungsu udah enggak ada. Yang sulung namanya Eva (dia cowok, asli). Rumah itu kosong, tadi sore aku ke sana, dan aku belum tanya siapa-siapa. Tadi buru-buru, ada urusan lain lagi.
[02/09, 19:39] RiverArata: Cicadas?
[02/09, 19:41] DelonNaran: Iya. Seberang Lucky Square Mall. Dulu anaknya yang bungsu sekolah di Budi Istri[2]. Bisa kamu cari?
[02/09, 19:43] RiverArata: Demi melepas rindu. Dan demi Artapela yang sudah kuidam-idamkan dari dulu, why not? Harus bisa. :)
[02/09, 19:45] DelonNaran: Pokoknya, imbalannya sesuai kemauan kamu. Kalau Puncak Artapela kurang menawan, tagih ke aku. Biar aku cari gunung yang bisa bayar lunas utangku.
[02/09, 19:45] RiverArata: You're sick. *laugh out loud*
[02/09, 19:48] DelonNaran: Dan serius. Makanya kamu bisa ada di feri sekarang.
[02/09, 19:50] RiverArata: Dari transport sampai ke makan. Dibayarin segalanya oleh anak kos itu agak malu-maluin.
[02/09, 19:51] DelonNaran: Percaya deh, enggak semua anak rantau itu bokek.
[02/09, 19:55] RiverArata: As long Kakak ingat syarat kita, akan kuturuti.
[02/09, 19:55] DelonNaran: Ingetin aku lagi.
[02/09, 20:01] RiverArata: Rahasiain rencana ini dari Rein. Kakak enggak minta Rein—yang pada dasarnya sudah di Bandung—dan malah minta aku yang dari seberang pulau ini karena enggak mau bikin Rein khawatir, kan? Aku juga enggak mau. Rein bakal tahu kalau sudah saatnya dia tahu. Cukup aku yang mendapat ketidakpastian ini. Don't tell me you change your mind.
[02/09, 20:01] DelonNaran: Oh, yang itu. Beres. Aku deal sebelum kamu kasih tau.
[02/09, 20:02] RiverArata: Berarti, see you.
[02/09, 20:05] DelonNaran: Kabarin aku.
[02/09, 20:06] RiverArata: Pukul 00.15 dari Batam, ya. Can't wait.
***
[03/09, 02:35] RiverArata: Kak Rangga, still awake? Any free time for tomorrow? Atau sudah masuk kuliah?
[03/09, 02:36] RaNgga01: Libur kok. Aya naon emangnya?
[03/09, 02:36] RiverArata: Aku perlu teman yang bawa motor. Ada tugas di Bandung. Aku bisa bawa motor, tapi belum cukup usia.
[03/09, 02:37] RaNgga01: Kosong da. Aku masuk lagi tanggal 16.
[03/09, 02:39] RiverArata: Cicadas. Besok. Pukul delapan pagi. Bisa?
[03/09, 02:40] RaNgga01: Bisa atuh. Kuy?
[03/09, 02:40] RiverArata: Of course. Bensin dan makan Kakak kutanggung.
[03/09, 02:41] RaNgga01: Tenang aja, River. Kamu udah dianggap saudara sendiri sama kita-kita. Jadi woles aja. Janjian di mana, Bos?
[03/09, 02:45] RiverArata: Tempat sarapan, I think? Aku mau sarapan di luar saja.
[03/09, 02:46] RaNgga01: Dekat toserba samping Kosambi[3] enggak masalah? Ada lontong kari enak yang murah meriah di Baranang Siang, jalan di sebelah Pasar Kosambi.
[02/09, 02:47] RiverArata: 86.
---------------
To be continued ....
------------
Footnote:
[1] SAR: Search and Rescue.
[2] Budi Istri: nama sekolah SD-SMP-SMA di Jl. Sancang.
[3] Kosambi: nama daerah pasar di Jl. Ahmad Yani, Bandung.
~ Bandung, 11 Nov 2022 ~
KAMU SEDANG MEMBACA
HiStory
Teen FictionTravel Series #3 HiStory "All I Need is A Home." Menurut Rein, kedatangan Delon ke Bandung semestinya jadi pengalaman baru bagi mahasiswa gaje asal Yogyakarta itu. Tapi orang asing mana sih yang kenal kota Bandung sampai ke pengalaman-pengalaman sep...