Intermeso Ingkar-Janji V

3 1 0
                                    

Gila. Aneh banget aku. Ngapain nurutin si Rivai? Surat dari aku untuk aku? Aneh. Aneh. Aneh banget.

Ganti.

Jadi Delon pada Aray. Lebih mending. Walau masih orang yang sama. Yang penting beres. Rivai mau lihat hasilnya besok.

Dua kubu aja. Tim pro dan kontra. Mudahan enggak gila, aamiin. Ini wasiatku: kalau aku jadi gila, salahkan Rivierro Arata. Oke, mari kita mulai, Aray.

***

Aku enggak sendiri. Aku bisa meminta tolong pada orang lain.

Kalau begitu, kenapa tiap mikir apa yang harus diungkapin, kamu malah makin ngerasa sendiri?

Kita. Bukan aku.

Ini salah kita, kalau gitu. Salah kita yang jadi big fat liar. Kamu masih sering bertanya, sampai kapan, kan? Sampai kapan harus gini. Sampai kapan harus memendam demi orang lain. Sampai kapan dibuat bimbang siapa keluarga dan bukan, siapa rumah dan bukan.

Aku sudah enggak bertanya. Kita sudah mengungkapkannya ke Bapak dan Ibu, lalu apa lagi? Mereka yang bersangkutan langsung.

Yakin sudah mengungkapkannya? Kamu mau melupakan gitu aja kata-kata menyakitkan dari Bapak dan sindiran halus-tapi-menusuk dari Ibu?

Memaafkan kayaknya lebih gampang.

Aku tanya. Kamu mau lupain gitu aja?

Kita perlu waktu. Untuk terbiasa. Kamu lihat kemarin kalau Bapak juga minta maaf. Aku enggak mau lupa. Aray, Delon, aku, siapa pun kamu sebetulnya, kukasih tahu aja: Aku enggak mau lupa. Aku enggak mau marah tanpa tahu kenapa. Jadi aku bukan mau melupakan. Aku cuma mau terbiasa dengan hal baru ini. Aku punya kamu. Kita punya satu sama lain. Kita berani mulai, makanya kita berangkat ke Bandung. Tanggung lah kalau kita enggak berani ngejalanin.

Kamu bikin aku kangen muncak.

Besok kita muncak. Besok, kita ingat lagi kalau perjalanan selalu menyenangkan. Kalau jatuh cinta perlu alasan, itu alasan kita pertama kali jatuh cinta sama travelling dan backpackering, kan?

***

Jawabannya ... bentar. Apa ya? Kenapa aku cuma kepikiran jawaban dari aku yang sekarang? Hadeh. Mulai membaur. Aku yang dulu bakal jawab apa, ya? Kayaknya sih ketawa doang .... Masa' harus mulai dari awal lagi sih? Gila, kok si Rivai bisa nulis sampai berbuku-buku?

Bentar. Ini yang Rivai maksud dengan mencoba damai? 

------------

To be continued ....

~ Bandung, 28 Feb 2023

HiStoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang