River's Archive - E

3 1 0
                                    

"Jadi, kamu, ya, orang yang mau dibawa Kak Delon ke Artapela?"

"Sorry, Rein."

"Ngapain minta maaf?"

"Supaya aku lega."

"Huh .... Ya udah. Jadi, mau camping?"

"Pergi Sabtu, pulang Minggu? Nah. Senin aku pulang. Minggu waktunya packing."

"Waktu berjalan cepat."

"Too fast for you."

"Kayaknya."

"Kak Delon bilang kamu mikirin sesuatu saat di warung lomie. Someone, I assumed."

"Jangan mengalihkan obrolan."

"Tapi itu yang kamu mau, kan?"

"Kak Delon cerita apa aja ke kamu?"

"Sebanyak ceritamu padaku."

"Mm, dia seniorku di HS."

"And the name is?"

"Aydan. Tukang jajan. Berapa kali dia traktir aku. Aku jadi ngerasa berutang ke dia."

"I think he likes you."

"Sok tahu. Kayak kamu kenal aja."

"Aaah, too bad, aku enggak aktif di HS. Grup LINE juga cuma jadi formalitas kalau aku enggak hidup di hutan belantara."

"Dasar tipe setor-muka-tiap-ujian-kesetaraan-doang."

"Belum tentu, biasanya aku disuruh ujian online saja. But wait. You're right. Aku bisa jadiin itu alasan ke Bandung. You're genius, Rein!"

"Riv, apa pun alasanmu, aku enggak mau jadi beban kamu."

"Tapi kalau enggak ke sini, aku bisa sakit. Kekurangan kewarasan seperti Kak Delon. Aku masih waras. Enggak akan berpikir membenci lebih mudah dari merindu. Dua-duanya sama susah. Tinggal pilih jalur susah yang kumau. Aku pilih merindu. Supaya enggak gila, aku harus salurkan rindu itu. Bukan menjauh mentang-mentang banyak sejarah di sana. That simple."

"Sakit karena kangen?"

"Homesick. Jangan lupa, second home aku ada di sini, Rein."

"Oke. Siapa atau apakah itu?"

"Kamu. Bunda Deva. Keira. Ayah Azam. Kenangan di Bandung bersama kalian semua. Kalau perlu, kalian jadi rumah pertamaku. Setingkat dengan Mama dan Papa."

"Riv ...."

"Kalian yang pertama kali membuatku tahu, home dan family betul-betul ada, bukan akal-akalan bahasa saja. Kalian memilih untuk menerimaku padahal aku berbeda. Aku enggak bisa balas budi kalian. Yang bisa kulakukan cuma ikut melakukan semua-yang-kalian-lakuin ke orang lain. Supaya mereka tahu mereka punya home dan family. Seperti aku yang selalu tahu, aku punya kalian. Tuhan memberiku malaikat seperti kalian."

"Malaikat."

"Yups. Rumahku spesial: rumahku didukung dua tuhan."

-------------

To be continued ....

~ Bandung, 23 Mar 2023

HiStoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang