Intermeso Ingkar-Janji III

9 2 5
                                    

delonnaran@email.com

Apa kata Abah dan Ambu?

.

erannnwrsn01@email.com

Boleh kok. Asal kamu tahan kuping dengar apa kata orang. Jangan lupa, adikku cewek. Tapi, yakin kamu mau ninggalin Bapak dan Ibu di sana?

.

delonnaran@email.com

Yakin. Mereka malah support banget tuh. Masih syukur aku lulus SMA. Sengaja aku cari kuliah jauh-jauh dari sini. Yogyakarta cukup jauh. Biar sekalian mereka lupa aku. Jadi aku bisa drop out.

.

erannnwrsn01@email.com

Kamu menghindar doang, Lon. Di mata kamu, membenci lebih gampang daripada kangen sama mereka. Kamu sayang mereka, aku tahu. Lalu, soal Emak yang dulu kamu ceritain? Udah pamit ke beliau dan anaknya?

.

delonnaran@email.com

Belum. Aku enggak berani ketemu mereka lagi sejak Aji enggak ada. Mereka nyuruh aku bawa barang Aji. Tapi cukup skateboard yang dulu digambar sama Aji aja yang kusimpan. Sisanya mah enggak usah dikasihin ke aku. Terserah mereka.

.

erannnwrsn01@email.com

Apa lagi yang kamu takutin sampai enggak mau ketemu mereka?

.

delonnaran@email.com

Kamu tahu aku takut apa. Aku takut mi instan jatahku dimakan orang lain.

.

erannnwrsn01@email.com

Kenapa aku ketemu orang gila kayak kamu sih?

.

delonnaran@email.com

Kenapa juga kita langgeng banget, ya, Ran? Kayaknya kita jodoh deh. Pertemuan dan kelanggengan kita tu dah takdir. Percaya, enggak?

.

erannnwrsn01@email.com

Jangan tularin gilamu. Atau kubilang orang tua kamu buat nahan kamu di sana.

.

delonnaran@email.com

Jangan! Aku siap mengunci gilaku biar enggak menular kok, Bapak Kos.

--------------

To be continued ....

~ Bandung, 18 Des 2022

HiStoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang