[03/09, 09:01] RiverArata: Knock knock. Kak Delon? Where are you? Panggilan telepon dariku malah ditolak, seriously?
[03/09, 09:05] RiverArata: Fine. Aku laporan pakai chat. First of all, aku melibatkan Kak Rangga untuk jadi tumpanganku. Kak Rangga dari grup backpacker. Don't dare you say you forgot him. Dia berjasa banget dalam hal ini. Dia enggak bertanya untuk apa kuajak dia hari ini karena sudah kubilang ini masalah rahasia tingkat X-File. Cuma itu. Not so important. Have fun.
[03/09, 11:18] RiverArata: Laporan. Checkpoint A: Cicadas. Status: Done. Urusan kami beres di sini. Pertama, kami sudah ke alamat yang Kakak sebut. You never told me kalau gangnya kecil banget. Awalnya jalannya kecil, sebesar satu motor. Di belokan terakhir yang Kakak bilang, jadi lebih kecil. Cuma cukup satu orang pejalan kaki dan berada di antara dua rumah. Rumah lama Bu Suciati adalah rumah berplesteran semen, enggak dicat, dengan teras yang luas, kan? Tadi pintu rumah itu dalam keadaan terbuka, jadi kami memanggil penghuninya. Kak Rangga yang bicara pakai bahasa Sunda. Pokoknya, yang tinggal di situ adalah teman lama Bu Suciati yang membeli rumah kecil di jalan kecil itu dengan harga yang lebih mahal daripada seharusnya karena mau membantu Bu Suciati.
[03/09, 11:24] RiverArata: Bapak ini memberi kami alamat ke Kompleks Taman Melati. Daerah Pasir Impun. Aku dan bapak ini bertukar kontak, supaya dia bisa share koordinat rumah Bu Suciati yang sekarang. Dia enggak punya nomor telepon Bu Suciati ataupun anaknya, cuma memberi checkpoint berupa warung.
[03/09, 11:29] RiverArata: Saat Kak Rangga melihat alamatnya, dia cuma bilang, "Setdah, daerah atas. Aku enggak hafal." Tapi kami tetap bakal lanjut ke sana dengan bantuan Google Maps. Kami makan siang dulu. Wish us luck. Call me ASAP.
[03/09, 11:57] DelonNaran: Sori baru bales, Riv. Tadi ada Rein. Enggak bisa angkat telepon. Makasih banget, ya, Riv. Si Rangga dah tahu akulah alasan kamu ngelakuin ini? Kalau tahu, bilangin, aku berterima kasih banget ke dia juga. Kabarin apa yang kalian dapat di alamat baru tadi. Nyantai aja.
[03/09, 14:47] RiverArata: Ah, right. Take care of her. Lebih baik Rein enggak tahu. By the way, aku udah ketemu Bu Suci. Yeah. Not a misspelled. Bapak di warung memang memanggilnya Bu Suci. So, you know what we've got, right?
[03/09, 14:54] RiverArata: Keadaan perjalanan kami sebetulnya enggak penting-penting amat. Tapi Kakak harus tahu kalau perjalanan ini bikin jantung mampus. Awalnya kami cuma bertemu kemacetan standar yang lumayan panjang. Atas perintah Google Maps, kami berbelok ke Jalan Cikadut. Jalannya menanjak, berbelok. Agak ramai, tapi enggak macet.
[03/09, 15:01] RiverArata: Di antara rumah-rumah, ada pemakaman Tionghoa. Kak Rangga bilang, makanan sesembahan di daerah situ pada enak-enak. Kami masih happy di sana. But you know what? Setelah itu, rumah-rumah berkurang. Kiri-kanan hanya diisi oleh pemakaman Tionghoa yang, kuakui, mewah. Dan kami kesasar. Gara-gara satu belokan yang terlewat. Yeah. We're stray cats.
[03/09, 15:05] RiverArata: Aku navigator. Jadi, setelah kami putar balik, aku yang menemukan jalan terlewat itu pertama kali. Jalan itu turunan panjang yang berliuk, dengan pemukiman non-padat di kiri kanan. Turunan terparah dalam hari ini. Kak Rangga sampai bertanya, "Beneran? Paur kalau ngebonceng. Kamu leumpang heula gih, Riv, enggak apa?" Jadi aku jalan kaki sementara dia berkendara. Sudah menurun begitu, kami menanjak sedikit dan bertemu portal. Aku dibonceng lagi di sana. Dari pemandangan yang berubah, aku tahu kami sudah meninggalkan pemukiman sebelumnya dan memasuki kompleks perumahan. Dasar Google.
[03/09, 15:09] RiverArata: Jalanan lebih normal sekarang. Dalam waktu lima menit, warung yang jadi checkpoint sudah ketemu. Kak Rangga yang bertanya ke penjual di warung. Katanya, masuk gang, belok kanan, dan rumahnya di paling ujung. I remember it. Until now.
KAMU SEDANG MEMBACA
HiStory
Teen FictionTravel Series #3 HiStory "All I Need is A Home." Menurut Rein, kedatangan Delon ke Bandung semestinya jadi pengalaman baru bagi mahasiswa gaje asal Yogyakarta itu. Tapi orang asing mana sih yang kenal kota Bandung sampai ke pengalaman-pengalaman sep...