"Tadi Rein ada tanya-tanya, enggak, pas di luar rumah Emak?"
"Emak? Bu Suci, maksudnya? Nope. Aku cerita sendiri."
"Apa aja?"
"Kenapa aku ke Bandung. Itu doang jatahku padanya. Balik lagi ke bahasan kami berdua siang tadi: tanggung jawab."
"Kalau soal Aji? Skateboard? For—"
"Forget me not? Enggak. Rein enggak bertanya. Aku yang membuatnya bertanya-tanya. Dia harus tahu dengan caranya sendiri."
"Kamu mendadak bijak gegara apa, Riv?"
"Kalian semua. Dalam hal ini, Rein sendiri. Dia yang bilang, aku enggak usah memaksakan diri untuk cerita kalau enggak bisa. Karena aku juga enggak mau dia sepenuhnya enggak tahu, kusebarkan saja clue. Kalau dipikir-pikir, dulu Ayah Azam pernah mengatakan sesuatu padaku soal bijak."
"Apa?"
"Jangan jadi bijaksana. Yang benar adalah bijaksana, bijaksini. Masa' bijak di sana saja? Harus tahu cara menempatkan diri di setiap tempat."
"Ayahnya Rein orang yang bisa dijadikan tempat berkeluh kesah, ya?"
"Kakak mau coba chit-chat ke Ayah Azam soal keluarga Kakak? Coba aja."
"Udah kok, sewaktu disidang. Jawabannya simpel. Usiamu bukan waktunya disuap lagi. Tentukan jawabanmu dulu, baru rundingkan ke Ayah. Boleh dipraktikkan dulu. Kalau ada apa-apa, Delon boleh cerita ke kita. Kita siap bantu. Tiap nginget kata-kata ayahnya Rein, aku baru sadar kalau dia memanggil dirinya Ayah waktu ngobrol denganku."
"Artinya Kakak diterima."
"Sebagai gelandangan yang terdampar di rumahnya?"
"Baru dua malam terdampar. Belum jadi gelandangan."
"Terus apa?"
"Pengelana."
"Bedanya apa woooii?"
"Hurufnya. Sudahlah. Good night. Besok ada perang dengan lingkungan sedarah Kakak, kan?"
"Perangku. Bukan perang kalian."
"Aku enggak bisa berjanji enggak ikut campur. Berani taruhan kalau Rein juga sama."
"Heh, malah main handphone? Kamu yang nyuruh aku tidur, oi."
"Sebentar. Urusan penting."
"Sepenting apa?"
"Sepenting urusan di dalam toilet. Get it? Hal urgent, tapi rahasia negara. Pantang diumbar."
"Jangan-jangan ... kamu nonton film biru?"
"No! Cuma chat orang. Okay?"
"Gitu dong. Aku duluan. Selamat tidur."
***
[05/09, 23:14] RiverArata: Kak Eran. River's here. I need your help.
[05/09, 23:14] Er_wrsn: Soal Delon?
[05/09, 23:14] RiverArata: Yup.
[05/09, 23:15] Er_wrsn: Oke.
[05/09, 23:15] RiverArata: Apa yang jadi alasan Kak Delon kabur dari keluarganya?
[05/09, 23:15] Er_ wrsn: Gila, blak-blakan. Tau dari siapa aku tau?
[05/09, 23:16] RiverArata: Tebakan beruntung. Siapa lagi yang mungkin tahu kalau Kak Aji udah enggak ada?
[05/09, 23:18] Er_ wrsn: Apa pendapatmu kalau lihat sohibmu duduk meringkuk sambil bilang, "Kenapa semua kakakku boleh ngelakuin apa yang mereka mau? Kenapa mereka diem aja lihat Bapak taruh semua keinginannya di bahuku? Itu impian Bapak. Kenapa harus dikasih ke aku? Sampai kapan aku harus nurut? Kenapa ada aturan anak durhaka ke orang tua tapi enggak sebaliknya?" dan hal semacam itu?
[05/09, 23:20] RiverArata: He's sick.
[05/09, 23:20] Er_ wrsn: Jelas. Dia gila.
[05/09, 23:21] RiverArata: Dia enggak dekat dengan kakak-kakaknya?
[05/09, 23:23] Er_ wrsn: Kacau. Setelah dia kabur, lebih enggak dekat lagi. Teteh-tetehnya malah jadi berantem. Pengin bawa Delon balik ke Bandung. Delon memang disuruh kuliah, tapi bukan ke ujung dunia sana. Kalau di Yogyakarta, sama aja bohong. Delon pengin jauh-jauh, kakak-kakaknya pengin nyeret dia balik. Kan enggak segampang itu, Bambang. Ya itu kalau kamu percaya.
[05/09, 23:24] RiverArata: I trust you. Makanya aku tanya Kakak.
[05/09, 23:24] Er_ wrsn: Udah, kan?
[05/09, 23:25] RiverArata: Dua lagi. Pertama, kira-kira apa kalimat yang mau didengar Kak Delon?
[05/09, 23:26] Er_ wrsn: Dia enggak akan mau denger ini, tapi dia butuh. "Ada waktunya buat berhenti. Ada waktunya buat melepaskan," dan, "Kamu enggak mau bikin ribut sama orang-orang, tapi bukannya kamu hobinya cari masalah ke diri sendiri?"
[05/09, 23:27] RiverArata: Woah. Dia bakal tahu kalau itu kata-kata Kakak?
[05/09, 23:28] Er_ wrsn: Biarin aja dia tau. Biar dia sadar, walau aku jauh di sini, bukan berarti aku tutup mata. Resah juga aku. Tapi karena katanya kamu nyusul ke Bandung, aku bisa agak tenang.
[05/09, 23:28] RiverArata: Then he'll know it. Terakhir: Kakak punya nomor kakak Kak Delon? Aku perlu yang paling dekat ke dia.
[05/09, 23:30] Er_ wrsn: Kak Gemarita aja. Aku izin dulu. Kubilang ada malaikat yang mau ganggu hidupnya, gimana?
[05/09, 23:30] RiverArata: Okay. "River the Guardian Angel." Not bad. Thanks, Kak.
[05/09,23:35] Er_ wrsn: Makasih juga. Karena selama ini, aku enggak bisa minta dia selesain masalahnya. Kamu bisa. Walau dia kayak orang kesurupan. Kamu pake jampi-jampi apaan?
------------
To be continued ....
~ Bandung, 19 Februari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
HiStory
Teen FictionTravel Series #3 HiStory "All I Need is A Home." Menurut Rein, kedatangan Delon ke Bandung semestinya jadi pengalaman baru bagi mahasiswa gaje asal Yogyakarta itu. Tapi orang asing mana sih yang kenal kota Bandung sampai ke pengalaman-pengalaman sep...