Hari berlalu dengan cepat, meninggalkan kenangan di setiap detiknya, baik itu kenangan indah maupun buruk. Tak ada satupun yang tau nasib seseorang akan bagaimana dan seperti apa. Sama seperti hari ini, entah kenapa aku merasa semua orang menghindar tanpa jelas, mendiami ku seakan aku punya masalah pada mereka.
Awalnya semua berjalan baik, selama semester dua aku di kelilingi banyak orang. Tapi hari ini, aku merasa semua yang dekat padaku menjauh. Jujur, aku tak mengerti dengan tingkah mereka. Apakah aku punya salah, jika iya maka katakan biar aku tidak berada dalam situasi yang membingungkan.
Sudahlah, mungkin sudah saatnya aku kembali menjadi diriku seperti semula, pendiam tanpa adanya teman. Terimakasih untuk beberapa bulan terakhir karena mau berteman padaku dan mulai saat ini aku tetapkan bahwa teman tidak semudah itu didapat dan pergi dengan gampangnya seperti mengedipkan mata.
"Kamu gak ikut kumpul sama mereka? Biasanya kamu ikut sama mereka jajan bareng," ujar Adi.
"Gak tau, aku ngerasa mereka udah gak nganggap aku lagi. Padahal aku gak tau punya salah apa sama mereka."
Aku menunduk kemudian menatap Adi di sebelahku. Tempat duduk kami bersebelahan itu sebabnya Adi menanyakan hal tersebut. Aku sendiri juga tidak bisa berbohong mengenai pertanyaan Adi barusan, toh memang semuanya adalah fakta.
"Ada yang gak beres kayaknya," gumam Adi.
Aku menoleh pada Adi, sedikit bingung maksud gumam man itu. Baru ingin bertanya, seseorang justru masuk, mengalihkan arah pandanganku secara spontan.
Ari, cowok itu masuk bersama Saskia, keduanya terlihat sangat dekat apalagi sambil tertawa begitu. Jujur aku sedikit kesal melihat itu dan aku sendiri tidak tau kenapa. Di saat aku merasa dunia tak berpihak padaku kini seseorang yang aku suka juga berdekatan pada orang yang menjauhiku.
Aku akui aku mulai tertarik pada Ari setelah pertanyaan Adi saat itu dan itu sudah terjadi enam bulan lamanya. Aku merasa senang karena setidaknya aku tau kalau ada orang yang ingin dekat denganku namun memang dasarnya aku kemakan perasaan sehingga aku memendam perasaan itu sendiri tanpa orang ketahui.
Kabar Ari dan Saskia berpacaran pun melebar luas dengan cepat, satu angkatan merasa senang mendengar kabar itu tetapi tidak denganku. Aku merasa justru ingin buru-buru pergi dari lingkup ini dan menemukan lingkup baru yang akan ku jalani nantinya.
Sabar Yuna, semuanya akan selesai sebentar lagi hanya perlu menunggu beberapa bulan lagi untuk ku lulus dari sekolah ini.
"Kalian mau latihan habis pulang sekolah?" tanyaku pada Nara.
Semua orang di sana diam, saling melirik satu sama lain. Bahkan Nara yang ku tanyai hanya bergumam untuk mengacuhkanku.
Ck, Nara gumaman mu itu dapat aku dengar, meski pelan tapi telingaku masih berfungsi dengan baik. sudahlah lebih baik aku kembali ke tempat duduk, buang-buang energi saja pergi ke sini untuk bertanya.
Aku melirik Ari dan Saskia sekali lagi, dapat aku lihat mereka asik tertawa bersama. Ck, apa-apaan dengan diriku. Tak seharusnya aku melihat mereka dan menghampiri mereka untuk bertanya. Jujur, sekarang aku merasa menyesal karena dulu menerima ajakan mereka untuk satu tim dan berdekatan dengan mereka jika berakhir aku yang kembali di acuhkan.
Nara dan Jessica, aku menyesal menganggap kalian sebagai temanku. Andai waktu bisa di ulang maka aku tidak akan pernah mau dekat dan kenal dengan kalian.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Teenage Years {END}
Genç KurguAkan banyak peristiwa yang terjadi di saat masa remaja. Susah, senang maupun urusan hati. Konflik yang mungkin akan terus bermunculan sehingga karakter pendewasaan terbentuk. Beberapa hal manis mungkin juga bisa terjadi di masa ini, seperti percint...