𝐅𝐨𝐫 𝐓𝐡𝐞 𝐆𝐫𝐞𝐚𝐭𝐞𝐫 𝐆𝐨𝐨𝐝

431 49 0
                                    

***
[Y/N's POV]
INT. - Muggle World - 12 Grimmauld Place - THE ORDER OF THE PHOENIX HEADQUARTERS - Living Room - Afternoon

Kami sudah bersiap-siap untuk pergi ke tujuan kami masing-masing. Kami memberi pelukan ke satu dengan yang lain sebagai tandai pamit.

"Kalian hati-hati ya, tetap bersama, jangan ada yang berpencar," ucap Hermione.

"Tentu, Mione," balas ku.

"Kalian juga tetap saling jaga ya," sahut Aydan.

"Kau sudah siap Zeek?" Tanya Jude.

"Selama kastil Nurmengard masih ada di pikiran ku, aku siap untuk berteleportasi," jawab Zeek.

***
INT. - Wizarding World - Austria - Nurmengard - Afternoon

Sepertinya, penjara ini lebih buruk daripada Azkaban. Kegelapan dan kriminal bercampur aduk disini. Tidak heran jika aku merasakan seperti itu, karena tempat ini merupakan tempat para penyihir hitam berbahaya di dunia.

Aku melihat tangan Jude mulai gemetar. Jude mengidap Thanatophobia sejak tahun keenamnya, tepatnya saat ia melihat jasad Cedric. Sejak saat itu, ia mengalami gangguan kecemasan. Namun, ketika gangguan kecemasannya kambuh, ia hanya bisa bersembunyi. Hanya itu yang bisa ia lakukan saat itu.

"Hey, what's wrong?" Tanya ku sambil menggenggam tangan Jude.

"I don't know. I-i just fe-feel anxious," jawabnya.

"It's alright, i got you," balas ku, dan Jude menggenggam tanganku semakin erat.

Kami masuk ke dalamnya. Mencari sel penjara kakek. Aneh tidak ada yang menjaga penjara ini. Mungkin, sudah dimantrai tiap selnya, agar para tahanan tidak ada yang bisa melarikan diri.

"Grindelwald, Gellert," ucap Aydan yang membaca plang salah satu sel.

"Hello, my grandchildren," sapa kakek yang tiba-tiba muncul dari gelapnya penjara sel.

"Kakek?" Panggil Aydan

"Kakekmu mendengarkan, Aydan," jawab kakek.

"Jadi, selama ini kau hanya menghabiskan hidupmu di penjara," sahut Jude.

"Ah! Obscurial," balas kakek.

"Well, well, the twins!" Lanjutnya.

Aku hanya melihat keempatnya bercengkrama. Senyum ku bersimpul, ketika melihat sosok laki-laki tua yang ingin aku temui sejak kecil, yakni kakek. Jikalau, MACUSA memberi keringanan hukuman pada kakek, mungkin masa kecilku sampai sekarang akan ku habiskan dengannya. Namun, hukum tetaplah hukum.

"What do you want to tell us, grandpa?" Tanya Jude.

"Actually, I wanted to talk to you guys a little longer," jawab kakek.

"Well, we would like to talk a lot with you, grandpa. But, the time is ticking," balas Zeek.

"Baiklah kalau begitu, penjaga ruang dan waktu. Biar aku jelaskan sedikit. Tom Riddle ingin membunuh keturunan ku, terutama kalian berempat. Hal ini dikarenakan Riddle tidak ingin ada yang lebih kuat darinya, bahkan seimbang dengannya," jelas sang kakek.

"Bagaimana cara Voldemort membunuh kami?" Tanya Aydan.

"Dengan kekuatan kita sendiri. Riddle akan menyerap kekuatan kita dengan Elder Wand. Maka dari itu ia membutuhkan Elder Wand, dan merebut nya dari Dumbledore," jawab ku.

"Si pendiam dan termuda akhirnya berbicara juga. Dan apa yang dikatakan si bungsu ini benar," ujar kakek.

"Mmm kakek, apakah kau sudah mendengar ber--"

"Ya nak, aku sudah mendengarnya. Dan aku sangat sedih mendengarnya, juga turut berduka cita atas kepergian ayah baptismu," ucap kakek memotong omongan Aydan.

"Ku dengar, kalian dulu sangat dekat," ujar Jude.

"Benar, Jude. Seperti kau dengan mendiang sahabatmu. Ibu mu bercerita pada ku," balas kakek.

Selang waktu kami berbincang tentang kehidupan, kami merasakan ada seseorang yang baru saja ber apparate.

"Itu dia. Riddle. Aku bisa merasakannya," celetuk Jude.

"Nak, kalian harus pergi sekarang dari sini juga! Carilah tempat yang aman!" Ujar kakek.

"Bagaimana denganmu, kakek?" Tanya ku dengan penuh khawatir.

"Kalian mungkin masih muda, tapi aku jauh lebih pintar dan tidak berharga," tutur kakek.

Aku dan Zeek saling bertatapan, karena ucapan kakek barusan, persis seperti apa yang Albus Dumbledore ucapkan di gua laut tahun lalu. Lebih tepatnya, beberapa jam sebelum ajal menjemputnya.

Namun, apalah daya jika si pangeran bedebah itu sudah tiba disini kita harus pergi. Kami pun berpamitan dengan. Sejujurnya, aku ingin membawa kakek pulang, mengeluarkannya dari penjara maut ini.

"Kakek, apa kau yakin tidak ingin ikut dengan kami?" Tanya ku sekali lagi dengan lirih.

"Tidak nak, membawaku sama saja dengan membawa perkara," jawabnya.

"Kau tidak bisa bilang seperti itu, kakek!" Ujar ku.

"Y/N, aku tau kau kehilangan kepercayaan Severus dan seseorang yang kau cintai. Mungkin, ada alasan dibalik semua itu dan kau akan mengetahuinya. Saat ini, kau hanya perlu saling menjaga dengan ketiga saudaramu," jelasnya.

"Seandainya aku bisa memelukmu," ucap ku.

"Kau, Aydan, Jude, dan Zeek merupakan bagian yang hati kecilku yang awalnya rapuh, namun karena kehadiran kalian di dunia ini, rapuh itu kembali pulih. Dan  akan selalu tetap seperti itu," tutur kakek.

Aku hanya bisa tersenyum dan meneteskan air mata, karena mendengar ucapan kakek. Tiba-tiba, kakek memberikan ku sebuah amplop, dan aku mengambilnya.

"Aku hanya bisa memberikan ini. Cepat pergi sekarang!" Ujarnya sebelum aku mulai bertanya-tanya lagi.

"For the greater good, my only granddaughter," ucapnya.

Jude langsung menarikku ke lingkaran Aydan dan Zeek, dan kami berteleportasi.

.
.
.
.

***
Hi!🦋

Akhirnya, ketemu kakek Gellert.

Little Dictionary:

Thanatophobia : Perasaan cemas berlebihan akan kematian. Penderita Thanatophobia dapat mengalami kecemasan secara berlebihan, ketakutan, serangan panik, serta histeria, jika terpapar sesuatu yang berkaitan dengan kematian.

MACUSA (The Magical Congress of the United States of America) : Kongres Magis Amerika Serikat adalah badan magis yang bertugas mengatur komunitas sihir Amerika Serikat, yang dipimpin oleh Presiden Kongres Magis Amerika Serikat.

"For The Greater Good" : Slogan terkenal Gellert Grindelwald pada masa sebelum ia dipenjarakan di Nurmengard.

💌✨🦋💗

𝐀𝐧𝐚𝐭𝐡𝐞𝐦𝐚 | Reader X All The Cast On Harry Potter | COMPLETE‼️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang