Chapter 11

28K 1.4K 23
                                    

Freya mendesah kesal saat melihat penampilannya di depan cermin. Penampilannya jauh dari kata baik baik saja. Sudut bibirnya masih terdapat bekas luka samar, selain itu bekas memar samar juga masih terlihat di sudut matanya. Di lehernya juga tampak jejak merah kehitaman yang melingkari lehernya.

"Emma, kau serius aku akan pergi bersama Pedro ke pesta pernikahan? Kau liat penampilanku, bekas memar dan luka masih kelihatan jelas di mana mana." Freya mengeluh, menunjukkan pergelangan tangannya. Bekas lecet akibat gesekan dengan borgol sudah mulai tampak mengering dan menghitam.

"Jika tuan sudah memutuskan untuk membawamu, itu artinya kau harus ikut." Emma tersenyum, menarik resleting tas troli yang berisi pakaian dan perlengkapan milik Freya.

Freya mendengus pelan, menyadari dirinya tidak bisa menolak keinginan Pedro. Jemari Freya kembali menggosok pelan area lehernya.

"Jangan digosok, Aya. Kau akan membuat kulitmu menjadi semakin lecet." Emma menepuk lengan Freya dengan gemas. "Tunggu di sini, aku akan menambahkan satu tube salep untuk stokmu. Aku tidak tau berapa lama tuan akan membawamu." Emma bangkit, berjalan keluar dari kamar.

Freya menarik nafas panjang, menghembuskannya perlahan. Sebelum matanya melirik pelan ke arah pintu. Tangan Freya menarik novel dari atas nakas, membuka bagian yang terlipat, dengan gerakan cepat Freya merobek kecil halaman novel itu. Freya membuka lagi halaman berikutnya yang terlipat, merobek lagi bagian tepinya. Freya melakukan hal yang sama dengan tiga halaman berikutnya.

Freya menggulung kecil kertas tersebut, menyelipkannya ke dalam lipatan jahitan bagian rok dressnya sebelum dengan cepat menutup novel dan mengembalikan ke atas tumpukan novel yang berada di atas nakas.

Freya menghembuskan nafasnya dengan kuat, matanya melirik ke arah pintu, tampak Emma melangkah masuk.

"Ini salepmu, aku taruh di sini ya." Emma menyelipkan tube kecil salep ke dalam sekat kecil yang berada di depan tas troli.

"Finished?" Suara khas milik Pedro terdengar.

"Sudah, tuan." Emma mengangguk sopan.

"Bawa tas Aya ke mobil." Pedro memberi perintah singkat yang segera dijalankan oleh Emma.

Pedro menaikkan alisnya, menatap penampilan Freya. Tubuh mungilnya tampak pas terbalut minidres berwarna burgundy.

Lengan kokoh Pedro menarik pinggang Freya, memaksa tubuh Freya merapat di dadanya.

"My bunny ternyata cukup manis." Pedro berbisik serak.

"Bi-bisakah aku tidak ikut ke acara pernikahan temanmu?" Freya mencicit lirih, menunduk.

"Why bunny?" Pedro menunduk, berbisik di telinga Freya, nafas hangat Pedro dengan aroma tembakau menyeruak di leher Freya.

"A-aku punya banyak bekas luka." Freya berbisik pelan.

"It's okay, bunny." Pedro menjauhkan kepalanya dari leher Freya, jemarinya mengusap leher Freya, menyentuh bekas kemerahan efek alergi dari kalung yang sudah mulai mengering dan meninggalkan jejak samar kehitaman.

"Ta-tapi....."

"Berhentilah protes, bunny." Pedro meraih jemari kecil Freya, menenggelamkannya dalam genggaman jemarinya yang besar, menarik Freya mengikuti langkah kakinya keluar dari mansion sayap kiri, menyusuri taman kecil menuju mansion utama.

Mata Freya mengejap, kagum dengan kemewahan dan kemegahan mansion utama. Pilar pilar besar dan ornamen klasik menghiasi area luar mansion. Beberapa mobil mewah tampak terparkir di halaman depan mansion.

"Ini mansion utama, mansion seorang Pedro. Jika kau berkelakuan baik, mungkin kau bisa tinggal di mansion utama." Pedro menyeringai, memberi kode agar Freya segera masuk ke dalam mobil.

No Escape (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang