Freya menatap gelas berisi susu coklat hangat yang baru saja dibawakan Emma ke dalam kamarnya.
Freya mendesah pelan, sebelum meraih gelas susu dan meneguk perlahan susu di dalamnya hingga tandas.
"Kenyang sekali." Freya mengeluh pelan, meletakkan gelas di atas baki dan berjalan ke arah jendela balkon.
Tubuh Freya menegang ketika mendengar suara pintu dibuka. Freya memutar tubuhnya, menatap Pedro yang melangkah masuk ke dalam kamar.
"Pedro...." Freya mencicit lirih. Ia sudah paham maksud kedatangan Pedro ke dalam kamarnya.
"Ternyata bunny ku makan dengan baik selama beberapa hari ini. Wajahmu sudah mulai berisi." Pedro menangkup pipi Freya yang sudah tidak terlihat tirus, menunduk dan mulai mengecup bibir Freya.
Pedro melepas tautan bibir mereka, mengusap bibir Freya yang basah, sebelum jemarinya menarik tali night robe milik Freya.
"Pe-pedro." Freya mengerang, berusaha menahan pergerakan tangan Pedro yang berusaha melepas night robe nya
"Kau teman ranjangku, bunny. Sesuai kesepakatan" Pedro berbisik serak. "Jadi kau tidak punya hak untuk menolak."
"Karena kau sudah makan sangat banyak, saatnya bekerja bunny." Pedro menyeringai.
*********
Freya merintih lirih, jemarinya meremas sprai dengan kuat, tampak sudut matanya sudah basah. Seluruh tubuhnya terasa sakit. Pedro menggempurnya selama berjam jam, tanpa henti.
Pedro membuka matanya, menatap Freya yang memejamkan matanya, mengigit kuat bibirnya.
Pedro terkekeh pelan, mengecup kening Freya sebelum bangkit dari ranjang. Tubuh Pedro tiba tiba menegang ketika menyadari ada bercak darah di organ intimnya.
"Bunny?" Pedro membuka kedua kaki Freya, wajahnya memucat ketika melihat darah di area intim Freya.
"Are you okay?" Pedro menepuk pipi Freya.
"Sakit....." Freya merintih lirih.
"Sial!" Pedro mengerang frustasi, dengan gerakan cepat mengenakan pakaiannya, meraih night robe yang teronggok di lantai, memakaikannya pada Freya.
Pedro menggendong Freya, kakinya menendang pintu kamar. Pedro dengan cepat menuruni anak tangga, berjalan menuju ke ruang tamu mansion.
"Siapkan mobil!" Pedro berteriak keras. Beberapa pengawal yang sedang mendapat tugas malam tampak kaget melihat Pedro membopong Freya.
"Bangunkan Isaac, suruh dia menghubungi Dexter, sekarang!" Pedro masuk ke dalam mobil dengan kondisi masih memeluk Freya.
"Ke rumah sakit! Secepat kau bisa, atau kepalamu akan hilang." Pedro mendengus kejam, memberi perintah pada pengemudi mobil.
Supir mobil langsung menjalankan mobil tanpa banyak bertanya, melihat raut wajah Pedro yang sudah sangat mengerikan, ia paham harus mengerjakan perintah Pedro sebaik mungkin.
"Pe-pedro?" Freya mengerang.
"It's okay, bunny." Pedro mengusap keringat dingin di wajah Freya. "Bertahanlah, kita sedang menuju ke rumah sakit."
"Perutku sakit...." Freya meringis.
"Sial! Sial! Lebih cepat!" Pedro memaki keras ke arah supir mobil.
**********
Pedro menatap Dexter yang sedang memeriksa selang infus.
"Bagaimana kondisinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
No Escape (TAMAT)
RomanceSemua orang mengenal Pedro Ramiro, pengusaha drone dan pemilik real estate dengan wajah tampan dan tubuh kekar. Tapi tidak banyak yang tau, siapa sebenarnya sosok Pedro, bagaimana masa lalunya, termasuk bisnis gelap yang dijalankannya. Freya Damaris...