Empat Bulan Kemudian
"Terima kasih semuanya." Wanita dengan rambut disanggul jedai mengangguk sambil tersenyum ramah. Ia merapikan dress terusan berwarna pink pucat dengan model kerut berpita di bagian perut atas.
Beberapa pria dan wanita mengangguk sopan pada wanita itu sebelum keluar dari ruangan meeting.
"Good job, Aya." Isaac tersenyum lebar, tampak puas "Kau bisa memenangkan tender dengan nilai yang sangat besar."
"Itu berkat bantuan kalian berdua." Freya, wanita yang menggunakan dress model kerut itu, tersenyum lebar pada Isaac dan Clay, jemari mungilnya mengusap perutnya yang sudah tampak menonjol dengan jelas.
"Sekarang kau bener bener menjadi wanita karier, Aya." Clay membereskan berkas berkas di atas meja.
"Aku lebih suka jadi anak manis di rumah. Emma mana? Aku butuh sesuatu untuk dikunyah." Freya melirik ke arah pintu ruang meeting.
"Emma sudah menyiapkannya di ruanganmu. Jika kau bertanya soal makanan, maka kau masih Aya yang sama dengan Aya beberapa bulan lalu." Isaac terkekeh kecil, memberi kode pada Freya agar meninggalkan ruang meeting dan kembali ke ruang kerja Pedro.
"Aku butuh asupan makanan yang banyak. Kalian tau sendiri kan, jadwalku sangat padat. Kalian yang mengubahku jadi wanita karier." Freya mengangguk pada Renata sebelum masuk ke dalam ruangannya.
"Emma! Kau benar benar tahu apa yang aku inginkan!" Freya memekik senang saat melihat Emma sedang menyusun piring berisi tteokbokki.
"Tentu saja, Aya." Emma mengulum senyum, menaruh sumpit di piring.
"The real Aya." Clay tergelak.
"Enak. Mau coba?" Freya memasukkan tteokbokki ke dalam mulutnya.
"Baiklah, porsi kecil saja Emma." Clay mengangguk pada Emma "Bergaul denganmu mengharuskanku lebih banyak berolahraga untuk mengimbangi jumlah makanan yang masuk."
"Makan cepat. Lalu kita ke rumah sakit." Freya bergumam dengan mulut penuh.
"Kau tidak merasa lelah, Aya?" Isaac bergumam lirih, menatap Freya yang sedang makan dengan lahap.
"Sejujurnya, aku sedikit lelah. Tapi saat bertemu dengan Pedro, perasaanku membaik." Freya menghela nafas panjang "Kurasa anak kami juga rindu dengan sosok ayahnya."
Hening
"Makan dan beristirahatlah sejenak, lalu kita ke rumah sakit." Isaac bergumam pelan dan mulai fokus pada layar laptop di hadapannya.
***********
Freya mengusap wajah Pedro dengan lembut dan hati hati, menggunakan kain yang sudah dibasahi dengan air hangat, agar tidak menyentuh selang ventilator. Freya membilas handuk tersebut, memeras airnya kembali, lalu mulai mengusap punggung telanjang Pedro dengan hati hati. Saat ini Pedro berbaring dengan posisi miring. Seorang perawat pria dan seorang perawat wanita membantu Freya.
Luka bakar di punggung Pedro sudah sembuh, tapi meninggalkan bekas parut di seluruh punggung dan lengan atas Pedro dan tampak sedikit mengerikan.
Setelah Freya selesai menyeka punggung Pedro dan mengeringkan dengan handuk kering yang lembut, Freya juga melakukan hal yang sama di seluruh tubuh Pedro.
Freya menghela nafas panjang saat handuknya menyeka bagian kaki Pedro yang diamputasi. Kaki Pedro sudah tidak terbungkus perban, luka bekas operasinya juga telah sembuh sempurna. Tapi tetap saja saat melihat kaki Pedro dalam kondisi seperti itu, dada Freya terasa sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Escape (TAMAT)
RomanceSemua orang mengenal Pedro Ramiro, pengusaha drone dan pemilik real estate dengan wajah tampan dan tubuh kekar. Tapi tidak banyak yang tau, siapa sebenarnya sosok Pedro, bagaimana masa lalunya, termasuk bisnis gelap yang dijalankannya. Freya Damaris...