Freya menerima obat dan gelas berisi air putih yang disodorkan oleh Emma. Tanpa banyak bertanya, Freya meminum semua obat lalu mengembalikan gelas yang sudah kosong pada Emma.
Mata Freya mengarah ke pintu kamar yang dibuka dari luar. Isaac dan Clay melangkah masuk ke dalam kamar.
"Feel better?" Clay menatap Freya.
"Better." Freya mengangguk. "Bagaimana dengan kondisi Pedro?" Freya menatap Isaac dan Clay.
"Kondisi luka bakarnya sangat parah. Tapi karena Pedro dalam keadaan koma, penderitaan akibat rasa sakit luka bakarnya tidak dirasakannya." Clay bergumam pelan.
"Aku ingin menjenguknya." Freya bergumam pelan.
"Emma akan menemanimu. Tapi sekarang kau harus menandatangani beberapa berkas." Isaac mengeluarkan map dari dalam tas jinjingnya.
"Apa itu?" Freya mengenyitkan keningnya, menatap Isaac yang menarik meja beroda yang biasa digunakan untuk meletakkan makanan.
"Maaf, tapi perusahaan butuh tanda tanganmu sebagai pengganti Pedro." Isaac meletakkan berkas berkas tersebut di atas meja beroda.
"Ini kontrak dengan supplier bahan baku drone." Isaac menunjuk lembaran kertas di tangannya "Dan ini adalah kontrak kerja sama produksi drone." Isaac kembali menunjuk ke arah lembaran kertas berikutnya.
Freya menatap lembaran kertas yang ada di tangan Isaac dan berkas yang berada di atas meja beroda.
"Haruskah aku yang menandatanganinya? Aku benar benar tidak mengerti." Freya menghela nafas, menatap Isaac.
"Karena Pedro dalam keadaan koma, kau sebagai istrinya dan juga ahli waris yang sah akan bertindak mewakili Pedro dalam segala hal."
"Bacalah terlebih dahulu sebelum menandatanganinya. Sebenarnya kontrak itu dibuat oleh bagian legal perusahaan dan sudah diperiksa ulang oleh Clay. Tapi kau harus tetap membaca dan mempelajarinya, anggap saja sebagai latihan awal."
Freya mulai membaca lembaran kertas di hadapannya. Setelah menghabiskan waktu beberapa menit, Freya akhirnya mulai meraih polpen dan menandatangani lembaran kertas di hadapannya.
"Thanks, Aya." Isaac mengangguk, membereskan tumpukan kertas di atas meja, memasukkannya ke dalam map dan menyimpannya ke dalam tas jinjingnya.
"Setelah kau keluar dari rumah sakit, kau akan mulai belajar soal perusahaan. Aku dan Clay akan membimbingmu."
"Kenapa harus aku? Aku hanya akan mengantikan Pedro untuk sementara waktu."
"Kurasa kau akan menggantikan Pedro dalam waktu yang cukup panjang."
"Apa maksudmu?" Freya menatap tajam Isaac.
"Luka bakar di tubuh Pedro sangat parah, dia akan butuh waktu berbulan bulan untuk pulih. Begitu juga dengan kondisi kakinya. Selain itu, kita belum tau bagaimana kondisinya pasca operasi. Operasi kepalanya adalah operasi besar dan juga beresiko tinggi."
"Pedro akan baik baik saja." Freya bergumam serak, menarik nafas panjang.
"Kuharap." Isaac mengangguk pelan.
"Maaf...." Seorang perawat mengetuk pintu kamar perlahan sebelum membukanya
"Silahkan, sus." Freya mengangguk, mempersilahkan perawat itu masuk.
"Saya akan memeriksa luka bakar sekaligus memberi obat dan mengganti perbannya." Perawat itu melangkah masuk dengan baki di tangannya.
"Kalau begitu, saya permisi dulu." Isaac mengangguk, pamit pada Freya "Emma, kau sekarang benar benar adalah asisten pribadi Aya. Jalankan tugasmu sebaik mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
No Escape (TAMAT)
Roman d'amourSemua orang mengenal Pedro Ramiro, pengusaha drone dan pemilik real estate dengan wajah tampan dan tubuh kekar. Tapi tidak banyak yang tau, siapa sebenarnya sosok Pedro, bagaimana masa lalunya, termasuk bisnis gelap yang dijalankannya. Freya Damaris...